ALKHASHA - 6

93.6K 4.2K 61
                                    

Alesha turun dari mobil di susul oleh Alkha yang langsung membantu Rahman— anggotanya,menurunkan koper mereka. Alesha mengedarkan pandangannya ke sekeliling,lingkungan asrama mereka cukup asri,kebanyakan asrama di hiasi bunga dan tanaman yang membuat sejuk pandangan mata. Seketika perasaan asing dan tidak nyaman menghampiri Alesha,tidak nyaman karena di sini dia akan benar-benar sendiri, tanpa orang tua yang selama ini setia menemani dan membimbingnya, dan tanpa sahabat yang selama ini selalu siaga jika ia membutuhkan. Hidupnya di sini benar-benar akan bergantung pada Alkha suaminya, yang sampai saat ini pun Alesha belum tahu bagaimana perasaan Alkha kepadanya.

" Ayo masuk," ujar Alkha memecah lamunan Alesha. Tanpa suara Alesha mengikuti langkah Alkha masuk ke dalam rumah.

" Di sini ada 2 kamar, 1 kamar tidur utama kita, 1 kamar lagi saya jadikan walking closet. Kamar mandi ada di belakang,di dekat dapur. Peralatan rumah tangga insya Allah sudah saya penuhin, kalau memang ada yang kurang silahkan kamu lengkapi," ujar Alkha menjelaskan. Alesha hanya mengangguk tanda mengerti.

Asrama yang mereka tempati lumayan besar untuk di huni dua orang. Dinding bercat coklat muda tanpa ada hiasan atau pajangan yang melengkapi, benar-benar datar sangat menggambarkan si pemiliknya. Tidak banyak furniture yang ada di rumah ini, di ruang tamu yang sekaligus ruang tengah hanya di isi sofabed, tv LCD,dvd player dan PS 5.

Di kamar utama terdapat ranjang Queensize dan di pojok kamar ada sebuah meja rias berwarna putih lengkap dengan lampu yang menghiasi pinggirannya membuat Alesha mengernyitkan dahi dan menatap Alkha seakan meminta penjelasan.

"Meja rias itu saya beli di tukang mebel sini, kalau kamu gak suka bisa di tukar aja sama model yang kamu mau," tutur Alkha.

Alesha tersenyum "Makasih, aku suka kok,"  dan di balas senyuman pula oleh Alkha.

Setelah membereskan dan menyusun pakaian mereka,Alesha melangkahkan kakinya ke dapur, berniat akan menyiapkan makan malam. Alesha membuka kulkas dan ternyata tidak terdapat apapun di dalamnya membuat Alesha menghela nafas panjang,teringat kalau rumah ini kosong dalam beberapa waktu di tinggal pemiliknya, wajar saja kulkasnya kosong.

Alkha yang baru saja keluar dari kamar mandi melihat Alesha yang sedang menatap kulkasnya nanar.

" Ngapain?" tanya Alkha.

Alesha tersentak dan refleks menoleh ke belakang yang membuat wajahnya langsung berhadapan dengan dada bidang Alkha yang terbalut kaos hitam. Tiba-tiba Alesha merasakan pipinya memanas, dengan jarak sedekat ini membuat jantung Alesha berpacu dua kali lebih cepat dari biasanya.

"Jantung kurang ajar," batin Alesha

Merasa tidak mendapat jawaban,Alkha menekuk sedikit kakinya demi menyetarakan tingginya dengan Alesha.

"Kamu ngapain?" tanyanya lagi sambil menatap lekat Alesha.
Alesha yang sadar dari lamunan sontak menjadi salah tingkah di tatap seperti itu oleh suaminya.

"Emm,itu, aku mau nyiapin makan malam tapi gak ada yang bisa di olah di dalam kulkas," jawab Alesha masih mencoba mengatur laju jantungnya yang semakin kurang ajar.

Alkha kembali berdiri tegak membuat Alesha yang hanya setinggi dadanya reflek mendongakkan kepalanya.

"Malam ini makan di luar aja. Besok baru belanja," ujar Alkha

Alesha menganggukkan kepala "Kalo gitu aku mandi dulu," ujar Alesha dan bergegas pergi dari hadapan Alkha.

Berdekatan lama-lama dengan Alkha sungguh tidak baik untuk kesehatan jantung Alesha,bisa mati muda dia kalo jantungnya seperti ini terus.

Tanpa Alesha sadari Alkha pun merasakan hal yang sama, jantungnya berdetak tidak normal setiap berdekatan dengan Alesha. Alkha memegang dadanya sebelah kiri sambil tersenyum kecil dengan tatapan yang terus mengekori pergerakan Alesha sampai Alesha hilang dari pandangannya. Benar-benar seperti remaja yang baru jatuh cinta.

ALKHASHA ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang