ALKHASHA-32

43.5K 2.4K 146
                                    


Heyooow

Alkhasha up nih, masih ada yang nungguin??

Baca narasinya baik-baik yaa soalnya ada penjelasan tentang kondisi Alesha, biar gak di bilang "amnesia ala indosiar" lagii😂😂

Jangan lupa vo-men nya yaaa

Hepi membaca

_________________________________________

Alesha mengangkat perlahan tangannya yang terpasang infus dan terdapat beberapa luka kecil akibat terkena serpihan pecahan kaca mobil.

"Gue kenapa, Ra?"tanya Alesha dengan suara pelan.

"Seminggu yang lalu lo kecelakaan." Tsamara menjawab pertanyaan Alesha masih dengan kernyitan di dahinya. Masih bingung kenapa bisa Alesha tidak mengenali Alkha—suaminya sendiri.

"Kecelakaan? Apa ada orang lain yang terluka juga kayak gue?"

Tsamara mengangguk "Sopir lo. Tapi luka dia gak separah lo, karena ketolong sama seatbelt."

Alesha menghembuskan nafas lega.

"Le, lo inget gue tapi gak ingat siapa dia?"Tsamara bertanya sembari melirik ke arah Alkha, membuat Alesha mau tidak mau ikut melirik.

Alesha menggeleng "Gue gak kenal." Sebuah kernyitan tercipta di dahinya "Siapa sih? Ajudan Papa?"tanya Alesha.

"Itu Alkha, suami lo,"jawab Tsamara sontak membuat Alkha menoleh padanya sejenak, setelahnya Alkha kembali menatap Alesha dengan penuh arti.

Alesha memegang kepalanya sembari meringis pelan "Lo kalo mau becanda liat sikon deh, Ra."

"Gue gak becanda, bahkan kemaren lo ham—

"Saya panggilkan dokter." Alkha menyela ucapan Tsamara sontak membuat Tsamara menoleh cepat dengan tatapan penuh tanya.

Alkha melangkah keluar ruangan membuat Tsamara menghembuskan nafas kasar lalu mengusap lengan Alesha dengan lembut seraya tersenyum sendu. Hampir saja ia mengungkapkan tentang kehamilan Alesha yang gugur padahal itu bukan kapasitasnya sebagai seorang sahabat.

Beberapa saat kemudian dokter masuk ke ruangan bertepatan dengan kedua orang tua Alesha yang baru saja datang. Alkha memilih menunggu di luar, sedangkan dokter mulai memeriksa kondisi Alesha.

Dokter mulai menanyakan berbagai pertanyaan ringan untuk menguji ingatan Alesha. Setelah selesai, dokter menatap Nugraha dan Sarah, mengangguk kemudian tersenyum singkat.

Dokter pamit keluar ruangan di ikuti oleh Nugraha di belakangnya. Di luar ruangan, Alkha sudah menunggu untuk meminta penjelasan dari dokter.

"Bagaimana kondisi anak saya saat ini, Dok?" Nugraha langsung membuka pembicaraan ketika mereka sudah berada di luar.

"Pasien mengalami cedera otak akibat benturan ketika kecelakaan. Ada jaringan otak yang bengkak lalu tertekan tengkorak kepala, sehingga mengakibatkan beberapa kerusakan,"jelas sang Dokter.

"Kerusakan otak?"gumam Nugraha namun masih bisa terdengar jelas oleh dokter dan Alkha. Dokter mengangguk sontak membuat Nugraha memijit tengkuknya.

Dengan tangan kanan bertumpu pada pinggang sembari tangan kiri mengusap wajahnya, Alkha bertanya dengan raut frustasi. "Seberapa parah?"

"Otak itu rumit, terkadang sulit di prediksi. Sepanjang hidup, otak akan terus berubah-ubah karena otak organ yang fleksibel dan adaptif. Meskipun pasien sudah sadar, tapi pembengkakan itu menyebabkan kebingungan, hilang ingatan dan perubahan suasana hati dan tingkah laku menjadi tidak menentu."

"Itu penyebabnya dia tidak mengenali saya?"Alkha tersenyum getir. Remasan di bahunya sontak membuat ia menoleh. Nugraha menepuk bahunya, memberikan dukungan. Alkha membalasnya dengan seulas senyum.

ALKHASHA ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang