Heyoooowww!!!
Akhirnya Alkhasha up lagi.
Kangen gak? Masih ada yang nungguin??
Gaass deh, langsung baca.
Hepi membaca
Jangan lupa vo-men
___________________________________________
Beberapa waktu hidup bersama Alkha, membuat Alesha semakin terbiasa dan menikmati perannya sebagai seorang istri. Alesha juga kini mampu beradaptasi dengan lingkungan asrama—tempat tinggalnya. Setelah Alesha mencoba membuka dirinya dan bersikap lebih ramah, ibu-ibu anggota lainnya pun yang semula segan kepada Alesha, kini sudah terlihat santai menyapa Alesha saat bertemu.
Alesha sadar dengan statusnya sebagai istri seorang Alkha, ia mempunyai tanggung jawab untuk menjaga nama baik suaminya dan harus bisa membaur dengan lingkungan di mana tempatnya berada. Semakin lama pikiran Alesha semakin terbuka, ternyata tidak semua ibu bhayangkari semenyebalkan Wulan. Menurut Alesha, selama orang itu bersikap baik, tidak ada salahnya untuk bersikap baik pula. Karena prinsip hidup Alesha adalah "Lo jual, gue borong."
"Rajin banget lo jam segini nyetrika. Rasanya mata gue masih suka berair kalo ngeliat lo ngelakuin pekerjaan rumah," kekeh Tsamara yang saat ini sedang melakukan panggilan video dengan Alesha.
"Kalo bukan karena mau di pake buat UKP besok juga gue ogah nyetrika seragam ginian. Mau nangis gue, Ra. Susah rapinyaa,"rengek Alesha sembari menghentak-hentak setrika yang di pegangnya ke meja khusus untuk menyetrika.
"UKP apaan deh, Le?"
"Upacara kenaikan pangkat."
"Suami lo naik pangkat?"
"Bukan, dodol. Anggota yang lain. Cuman kan, Abang tetep harus hadir, dan gue sebagai Bhayangkarinya harus ngedampingin."
"Ciihh, si paling Bhayangkari. Gue pikir selamanya lo bakal jadi bayang-bayang aja."
Alesha memutar bola matanya sembari membereskan peralatan menyetrikanya.
"Ra, gue mau ke Korea nih." Saat ini Alesha sudah bertiarap di atas tempat tidurnya.
"Tiba-tiba banget. Mau honeymoon, lo?"
Alesha menggelengkan kepalanya "Gue mau jahit baju di Ascottage biar ketemu Sejun,"jawab Alesha sambil menaik-turunkan alisnya dengan genit.
(Ngeliat Sejun tuh ibarat ngeliat mangga muda yang di iris-iris gak sih, ngiler🤤 Plaaakk!!!)
"AAaaaa....... GUE IKUT!! GU-WE IKUUUTTTT!!" Tsamara nampak bersemangat di sebrang sana. "Le, dengerin gue. Lo kan udah nikah, dan gue yakin laki lo gak bakalan biarin lo di pegang-pegang sama laki-laki lain. Biar gue, Le. Biar gue yang gantiin lo pas di ukur sama Sejun. Biar gue yang di pegang-pegang, di putar-putar, di bolak-balik sama Sejun. Biar gue! Gue ikhlas, demi apapun gue ikhlas."
"Yeeuu, enak aja lo. Gue juga mau kali—," Alesha menoleh ke belakang dan dengan gerak cepat dia merubah posisinya yang semula bertiarap menjadi duduk bersila di atas kasur. "Gue mau belajar jadi istri yang baik, Ra. Udah males lah gue ngurusin cowok-cowok halu kayak gitu. Mending Abang gue ke mana-mana,"imbuhnya dengan sok polos.
"Dih, bukannya tadi lo yang duluan bahas—-
"Eh, Abang udah pulang? Aku kok gak denger? Gak ucap salam yaa?" Alesha dengan cepat memotong kalimat Tsamara saat melihat Alkha masuk ke dalam kamar.
Alkha berjalan mendekati istrinya itu lalu menyentil kening Alesha pelan. "Bandel banget ngomongin cowok lain pas suaminya gak ada."
"Becanda doang, Abang." Alesha memanyunkan bibirnya seraya mengusap-usap keningnya yang di sentil oleh Alkha. "Loh, Abang langsung mau tidur? Gak mandi dulu?"tanyanya kemudian saat melihat Alkha hendak naik ke tempat tidur.