Heyooow
Alkhasha up nih, masih ada yang nungguin??
Baca narasinya baik-baik yaa biar lebih eunnghh~~Jangan lupa vo-men nya yaaa
Hepi membaca
_____________________________________
Alesha terbangun ketika pintu kamar di buka, sedetik kemudian terlihat Alkha dengan wajah lelahnya berjalan lesu ke arah Alesha. Alesha bangkit dari tidur dan memberikan senyuman hangat untuk menyambut kepulangan suaminya.
Alkha menarik pelan lengan Alesha yang ingin beranjak ke luar dari kamar.
"Mau ke mana?" tanya Alkha
"Aku mau ambilin minum buat Abang," jawab Alesha
"Di sini aja dulu." Alkha kemudian memeluk perut Alesha yang sedikit membuncit karena kehamilannya yang memasuki bulan kelima.
Posisinya kini Alkha duduk di pinggir ranjang sementara Alesha berdiri di depan Alkha sambil mengelus lembut rambut suaminya.
"Capek banget yaa?"
Alkha hanya mengangguk.
Beberapa bulan menjadi istri Alkha cukup membuat Alesha paham ritme kerja sang suami. Alkha—dengan segala kasus-kasusnya. Pada awalnya terasa berat buat Alesha, tidak jarang ia menangis sendiri ketika merasa kesepian, dan sering mengeluh karena waktu Alkha sangat terbatas untuk dirinya.
Dulu, Alesha merasa mereka perlu banyak menghabiskan waktu bersama karena selain mereka masih pengantin baru, mereka juga perlu saling mengenal lebih dalam, mengingat mereka menikah karena perjodohan, bahkan sebelumnya tidak pernah saling mengenal.
"Kamu balik ke Jakarta aja yaa. Tinggal sama Mama-Papa. Biar nanti saya yang bolak balik nemuin kamu. Saya selalu gak tenang ninggalin kamu sendiri d sini kalo pas saya tugas."
Alesha menggeleng " Gak!! Aku gak mau, Abang. Aku gak mau LDM. Mana bisa aku jauh dari Abang, apalagi aku lagi hamil kayak gini. Abang gak kasian sama aku?" Air mata Alesha sudah menggenang di pelupuk matanya.
Alkha mendudukkan Alesha di pangkuannya. Menangkup wajah Alesha dan menghapus airmata istrinya yang sudah mengalir deras.
" Justru saya kasian sama kamu. Saya gak tega ninggalin kamu sendiri pas hamil gini. Kalo ada apa-apa saat saya lagi gak sama kamu gimana?"
" Pokoknya aku gak mau!! Aku sama baby nut gak bakalan bisa sanggup jauh-jauh dari Abang. Lagipula dari awal aku mutusin nerima perjodohan kita berarti aku udah harus siap dengan segala konsekuensinya, kan."
Alkha mendesah pasrah lalu menyentil dahi Alesha pelan "Keras kepala."
Alesha berdecih "Kayak sendirinya gak kayak gitu aja."
"Kamu selalu aja ngejawab kalo di kasih tau,"gerutu Alkha
"Ya namanya juga kamu nikah sama manusia. Kalo kamu gak mau di jawab omongannya, nikah aja sama manekin. Lumayan, kan, dapat istri kurus, tinggi, langsing,"cerocos Alesha.
Bukannya kesal, Alkha malah terkekeh di buatnya. Mulut Alesha seperti petasan banting kalau sudah mengeluarkan ocehannya. Padahal baru saja ia menangis dengan airmata yang mengalir deras, dalam hitungan detik, tangisannya menghilang, berganti dengan wajah judesnya.
"Bang, baby nut mau di peluk sama kamu. Bobo, yuuk,"tutur Alesha sembari membuat pola abstrak di dada Alkha menggunakan jari telunjuknya.
Wohoo, senjata terbaru Alesha. Semua permintaannya di atas namakan kemauan baby nuts, yang membuat Alkha mau tidak mau harus menuruti kalau tidak ingin di rutuki.
Salah satunya permintaan yang sangat tidak masuk akal adalah ketika Alesha meminta Alkha joget tiktok, saat itu kehamilan Alesha memasuki bulan kedua.