Heyoow.
ALKHASHA up lagi.
Masih ada yang nungguin?
Jangan lupa vote dulu sebelum baca yaa.
Hepi membaca!!!!
_____________________________________
Kemarin sore setelah Alkha dan Alesha kembali dari liburannya,Pagi ini Alkha harus kembali pada rutinitasnya sebagai abdi negara.
"Alesha,powerbank saya yang kemaren kamu simpan di mana?" tanya Alkha sembari menggedor pelan pintu kamar mandi.
"Coba liat di tas aku,Bang. Kalo gak salah aku masukkin di situ kemaren,"sahut Alesha dari dalam kamar mandi.
Alkha mengeluarkan satu persatu barang-barang yang ada di dalam tas Alesha hingga tangannya menyentuh satu benda yang membuat Alkha seketika mengetatkan rahangnya dengan wajah menahan amarah.
"Ada,bang?"tanya Alesha sembari menggosok-gosok rambutnya yang basah dengan handuk.
Alkha berbalik dan menatap Alesha dengan pandangan sengit,yang selama ini belum pernah Alesha liat sebelumnya.
"Apa ini,Alesha?" tanya Alkha dengan suara meninggi seraya menunjukkan benda yang sedari tadi ia remas dengan penuh amarah.
Alesha mematung dengan nafas yang tercekat,ia kaget melihat kemarahan dari Alkha setelah menemukan benda tersebut di dalam tasnya. Alesha tidak pernah memprediksi hal tersebut hingga saat ini ia bingung harus berkata dan melakukan apa.
"Sejak kapan kamu minum pil ini?" Alkha melempar benda itu ke lantai membuat Alesha semakin tercekat.
"Dari awal kita menikah"jawab Alesha dengan lirih.
"Buat apa? Buat apa kamu minum pil itu,Alesha? Kamu gak mau punya anak dari saya? Atau kamu gak mau hamil karena gak mau kebebasan kamu terenggut? Takut badan kamu jadi jelek kalo hamil? Iya?"
Alesha menggelengkan kepalanya cepat "Gak gitu,bang."sanggah Alesha dengan suara yang mulai bergetar.
"Terus apa? Apa, Alesha? Kasih saya alasan yang logis kenapa kamu ngelakuin hal bodoh kayak gini!!"
Alkha benar-benar tidak menyangka Alesha melakukan ini,dadanya tiba-tiba sesak merasa di bodohi oleh istrinya.
"Akuu....... Aku belum siap, Bang."Alesha menarik nafas dalam lalu melanjutkan kalimatnya "Aku belum yakin untuk punya anak sekarang, soalnya——ABAAANNNNNGG!!" pekik Alesha dengan mata melotot, kaget karena tiba-tiba Alkha meninju dinding kamar.
Dengan airmata yang sudah meluruh Alesha sontak maju menahan tangan Alkha yang masih mengepal kuat, mencegah suaminya agar tidak lagi menyakiti dirinya sendiri seperti itu.
Alkha menepis tangan Alesha yang memegang lengannya "Harusnya kalo kamu belum siap kamu bilang ke saya. Jangan seperti ini. Saya merasa di bodohi dan gak di hargai sebagai suami. Kamu tau sendiri setiap selesai berhubungan saya selalu mengecup perut kamu dengan harapan secepatnya anak saya hadir di rahim kamu. Kamu mempermainkan saya,Alesha."ucap Alkha dengan tatapan penuh kekecewaan pada istrinya.