Heyooow
Alkhasha up nih, masih ada yang nungguin??
Baca narasinya baik-baik yaa biar lebih eunnghh~~Jangan lupa vo-men nya yaaa
Hepi membaca
____________________________________
"Okee, gue bakal lepasin Alkha buat lo."
Sontak Zelmira menatap Alesha dengan binar bahagia. Sementara Tsamara yang mendengar samar-samar, menatap Alesha dengan mata melotot tak percaya.
"Kamu serius?"tanya Zelmira dengan semangat
Alesha menganggukkan kepala "Jawaban itu kan yang lo mau?"
"Maksud kamu?"
"Lo cerita kayak gini biar gue merasa kasian dan ngelepasin Alkha kan, biar lo bisa balikan sama dia dan hidup bahagia selamanya, the end. Begitu, kan, skenario yang ada di otak lo?" Alesha terkekeh geli sembari menggelengkan kepalanya "Lo bego atau apa? Lo pikir gue sebaik itu?"
"K-kamu mempermainkan aku?" Seketika wajah Zelmira menjadi pucat pasi.
"Heii, seharusnya gue yang ngomong gitu ke lo. Jelas-jelas di sini lo yang ngarang cerita." sahut Alesha masih dengan kekehannya.
"Aku gak ngarang cerita!! Aku ngomong yang sebenarnya!!"
"Walaupun cerita lo barusan itu beneran, GUE GAK PEDULI! Mau lo berdua beneran udah pernah tidur bareng, atau emang beneran lo pernah hamil anak Alkha, i don't fucking care!"
"Ternyata kamu gak punya hati yaa. Sebagai sesama perempuan Aku pikir kamu bakalan ngerti perasaan aku." Zelmira mulai terisak.
"Gue punya hati, tapi hati gue, gak gue pake ketika berhadapan sama lo. Dan lagi, ngapain gue harus repot-repot ngertiin perasaan lo, emang lo siapa?"tukas Alesha dengan seringai sinis.
"Aku cuman minta tanggung jawab dari Alkha. Aku aborsi juga karena dia."
"Kesalahan lo adalah tanggung jawab lo sendiri. Lo gak berhak nyalahin orang lain. Alkha gak wajib tanggung jawab atas lo, karena ada gue dan anak gue yang lebih berhak atas dia."
"Tapi semua itu karena Alkha, dia yang ngerayu aku, dia yang ngebujuk aku biar mau tidur sama dia. Aku cuman—cuman terlalu mencintai dia sampe lupa segalanya." Zelmira meremas rambutnya frustasi "Seandainya aja kalian gak di jodohkan mungkin sekarang aku sama Alkha sedang bahagia menunggu kelahiran anak kami,"tutur Zelmira dengan nafas yang memburu dan airmata yang berderai.
Alesha kembali menyeringai sinis. Zelmira benar-benar totalitas dalam melakoni dramanya.
"Menjijikkan."cela Alesha
Zelmira menatap tajam Alesha "Apa kamu bilang?"
"Lo menjijikkan. Tanpa harus gue merendahkan, lo udah terlihat begitu rendah dengan tingkah laku lo yang sekarang. Lo tau, lo gak ada bedanya sama makanan yang udah mau expired yang terpaksa di jual murah atau malah di gratisin, karena kualitasnya udah gak bagus cenderung akan membusuk."
Tsamara tersenyum puas, lidah tajam Alesha memang tidak perlu di ragukan lagi. Ia selalu bisa menemukan kata-kata untuk memukul mundur lawannya. Alesha bahkan tidak peduli ketika orang mengatainya tidak elegan atau bahkan tidak ber-attitude, toh nyatanya Alesha tidak akan menyerang kecuali di usik terlebih dahulu.
"Aleshaaa!!" Zelmira berdiri lalu mengepalkan kedua tangannya kuat, hingga memutih. Dadanya benar-benar sesak karena marah mendengar ucapan Alesha yang merendahkannya.