SKY (Pertemuan)

2.3K 211 78
                                    

Pagi ini di kediaman Slania, wanita itu terlihat sedang menyantap sarapan dengan putri semata wayangnya.
"Kyl, bagaimana sekolahmu?" tanya Slania, kebiasaannya selalu menanyakan bagaimana dengan keadaan Kyla di sekolah.
"Biasa saja, tidak ada hal yang menyenangkan." Kyla menjawab dengan dingin seperti biasanya.
"Kamu nggak berulah lagi, ‘kan?" tanya Slania.
Karena pada bulan pertama Kyla masuk sekolah,  Slania mendapat kabar dari wali kelas Kyla bahwa putrinya membuat teman prianya masuk rumah sakit.
"Hm, tidak ada." Kyla beranjak membersihkan tangannya di wastafel, setelah itu mengambil tasnya yang ia simpan di ruang tamu.
"Apa kabarmu, Sea? Mommy sangat merindukanmu, ke mana kamu di bawa pergi oleh Ayahmu?" batin Slania menatap kepergian putrinya.
Setelah perceraiannya Arthur, pria itu tiba-tiba tidak ada kabar dan menghilang. Slania kira ia masih bisa bersama putranya, tapi ternyata  Arthur membawa pergi putranya tanpa meninggalkan jejak.
Apakah Arthur tidak merindukan putrinya juga? Apakah Arthur kini sudah mempunyai keluarga baru? Pastinya Arthur sudah menikah dengan Cathe, pacar Arthur sebelum mereka menikah karena MBA (Married by Accident.
Kyla tiba di sekolahnya, motor yang ia kendarai telah ia parkirkan. Kyla menatap sekolahnya sekilas, sudah dua bulan ia sekolah di sini. Sekolah ter-elit di Kota Jakarta, banyak siswa-siswi yang menghasilkan prestasi.
Kyla turun dari motornya, kemudian berjalan menyusuri koridor sekolah. Banyak yang membicarakan tentangnya. Ada beberapa hal yang membuat Kyla tertarik.
"Jadi, gosip itu benar?"
"Apakah Skyla dan murid baru itu punya hubungan?"
"Skyla benar-benar mirip dengan murid baru itu, siapapun pasti mengira mereka saudara."
Kyla sedikit penasaran dengan murid baru itu, apakah benar mereka mirip?
Kyla pun memasuki kelasnya, bertepatan dengan bel masuk.
"Kyl, lo udah dengar gosip itu?" tanya Nakesya, sahabat Kyla dari kecil.
"Udah," jawab Kyla singkat, ia tidak peduli dengan hal itu.
"Lo nggak penasaran? Bagaimana bisa ada orang mirip dengan lo, apalagi ini cowok? Lo, 'kan, nggak  punya saudara. Kakak sepupu lo saja nggak mirip dengan lo," oceh Kesya, meskipun ia belum bertemu dengan orang yang mirip dengan sahabatnya itu. 

"Sedikit. Lo tahu, ‘kan ...." Perkataan Kyla terpotong karena ada guru masuk dengan murid baru itu.
"Selamat pagi," sapa bu Rena, guru kimia sekaligus wali kelas Kyla.
"Pagi," jawab para murid.
"Hari ini kalian kedatangan murid baru, silakan perkenalkan diri!" ucap bu Rena.
"Hello, gue Seano Dimitri Geoffroy Edmond. Panggil saja Froy, pindahan dari Perancis, salam kenal." Froy memperkenalkan dirinya.
Benar gosip itu, Froy sangat mirip dengan Kyla.

***
Sebelum Froy ke sekolah.
Pagi ini Froy sudah siap dengan seragam barunya, lalu berjalan menuruni tangga.
"Pagi Dad, Ma, Dek," sapa Froy duduk di meja makan.
"Pagi," jawab mereka semua.
Mereka pun mulai makan tanpa ada yang membuka suara, sampai selesai.
"Froy, kamu jangan berulah di sekolah barumu. Apalagi sekolah ini dijalankan oleh kakak Daddy, kamu mau dapat hukuman darinya?" Arthur memperingati putranya.
"Iya, Dad. Daddy sudah berapa kali membicarakan hal ini. Tahu gitu kenapa Daddy memasukkanku ke sekolah itu?" tanya Froy, ia sebenarnya heran.
Tanpa bicara, ayahnya pindah ke Indonesia. Bahkan langsung memasukkan dirinya ke sekolah milik uncle-nya. 
"Di sana juga ada sahabatmu, Froy. Joshka dan Glen juga ada di sana, nanti Papa akan berikan misi untukmu. Tapi bukan sekarang," ucap Arthur.
"Baiklah, aku harap Daddy tidak menyembunyikan apapun dariku. Mana kunci motorku?" tanya Froy, Arthur pun memberikan kunci motornya.
"Ini."
"Aku berangkat dulu, Dad, Ma, Ankit," pamit Arthur lalu keluar dari mansion.
"Ma, Pa, Ankit juga berangkat. Sebentar lagi bel masuk," pamit Ankit, adik dari Froy yang usianya dua tahun lebih muda dari Froy.
"Hati-hati, kamu berangkat sama supir. Nanti Mama yang jemput," ucap Cathe, mama dari Ankit.
Setelah kepergian Ankit, Cathe menatap suaminya, ia sudah bertahun-tahun berumah tangga dengan Arthur. Ia tahu bagaimana sifat pria itu.
"Apakah sekarang kamu sadar, Thur? Bahwa kamu memiliki putri yang harus dilindungi," sindir Cathe.
Sejak perceraian itu, Arthur tak pernah menemui putrinya sendiri. Meskipun suaminya tahu keberadaan putrinya.
"Aku nggak pernah menginginkan anak perempuan," ucap Arthur, meskipun dalam hatinya ia merindukan putrinya.
"Kamu nanti akan menyesal ketika suatu saat putrimu bahkan tidak ingin menemuimu," ucap Cathe kesal dengan sikap suaminya yang egois.
"Kapan kamu memberitahu kepada Froy, bahwa aku bukan ibu kandungnya?"
Froy yang mendengar bahwa Cathe bukan ibu kandungnya langsung mematung kaget, lalu siapa ibu kandungnya? Di mana ibunya sekarang?
Froy tidak meminta penjelasan kedua orang tuanya, ia langsung kembali ke parkiran dan melajukan motornya menuju sekolah.
Sesampainya di sekolah ia langsung disambut oleh teriakan heboh para perempuan, Froy menghiraukan hal itu.
"Eh, itu murid baru?"
"Wah! Cogan di sekolah ini nambah."
"Dia lebih ganteng dari Glenn, tapi di lihat-lihat kenapa dia mirip dengan Skyla yah?"
"Iya, dia mirip bangen dengan Skyla."
"Apakah dia saudaranya Skyla?"
Froy tidak memperdulikan hal itu, pandangannya tertuju pada Glenn dan Joshka yang berada di ujung koridor.

"GLENN, JOSH." Froy memanggil kedua sahabatnya, lalu menghampiri mereka. 
"Froy? Kapan lo ke Indonesia? Kenapa lo nggak bilang-bilang?" tanya Joshka kaget melihat keberadaan sahabatnya.
"Daddy tiba-tiba mengajak pindah ke Indonesia, nggak ada rencana sama sekali." Froy melihat dua orang tak ia kenali.
"Siapa mereka?" tanya Froy.
"Dia Gibran sepupu gue, dan itu Kaylan."
Froy berkenalan dengan kedua orang itu, Kaylan menyadari sesuatu.
"Lo sangat mirip dengan adik sepupu gue, hanya saja rambut dia pirang. Rambut lo hitam legam," ucap Kaylan memperhatikan Froy.
"Benar, lo mirip dengan Skyla." Gibran membenarkan ucapan Kaylan.
"Dari tadi gue dibilang mirip sama orang yang bernama Skyla. Yang mana, sih? Gue penasaran," ucap Froy penasaran.
"Lo lihat cewek di sana!" ucap Kaylan menunjuk Skyla yang baru tiba dengan motornya, Froy memperhatikannya sampai membuka helm.
"Benar, tapi gue belum melihatnya dengan jelas. Nanti kenalin gue dengan cewek itu, dong. Gue penasaran," ucap Froy memperhatikan Skyla dari kejauhan.
"Lo suka dia? Jangan, deh. Pawangnya ada di samping lo!" ucap Glenn menunjuk ke arah Gibran.
Froy yang melihat Gibran menatapnya tajam langsung menjelaskan, "Tenang gue hanya penasaran, bukan berarti gue suka dia."
Setelah itu Joshka mengantarkan Froy menuju ruang kepala sekolah untuk menanyakan di mana kelasnya.

***

Istirahat tiba, semua orang pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka.
Di kelas X IPA 1
Kini tinggal Froy, Kyla, Gibran dan Kesya. Gibran menghampiri meja kekasihnya, diikuti Froy.
"Kantin bareng?" tawar Gibran membuat Kyla menatapnya.
"Sebentar," ucap Kyla langsung merapikan bukunya ke dalam tas.
"Gue Kesya," ucap Kesya mengulurkan tangannya ke arah Froy.
"Froy," ucap Froy membalas uluran tangannya.
"Gue Kyla," ucap Kyla.
"Froy," ucap Froy, kemudian tatapan keduanya bertemu.
Deg!

Sky & Sea (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang