Sky (Bersama Kakek)

839 54 2
                                    

"Setelah aku mengetahui kalau dirimu cucuku, sepertinya kau tak takut padaku?" ucap Abelano terkejut melihat kedatangan Kyla di mansion pribadinya.

"Menurutku kakek tak se-menyeramkan yang Daddy katakan, aku tahu Kakek menyesali perbuatan kakek pada Tante Qila." Kyla berucap samtai sambil duduk di sofa ruangan kakeknya.

"Apa yang membuatmu menyimpulkan hal itu?" tanya Abelano menatap cucunya itu.

"Tatapan Kakek, mata Kakek menjelaskan bahwa kakek menyesal. Menyesal kalau telah membiarkan Tante Qila bunuh diri," ucap Kyla yakin, tatapam kakeknya itu menyiratkan rasa penyesalan yang mendalam.

"Ya, saya menyesal atas perlakuan saya kepada Aqila. Aqila tidak pantas menerima semua itu dari saya, apalagi kesalahan Aqila tidak di ingat oleh Aqila sendiri," ucap Abel membuat Kyla kaget.

"Apa maksudnya? Tante Qila pernah amnesia?" tanya Kyla, diangguki oleh Abel.

"Kamu tahu, kenapa kamu bisa kembar? Ada yang mengatakan kalau kembar itu dari turunan, dan itu benar." Abel berucap mengenang masa lalhnya ketikaQila masih kecil.

"Ada anak kakek yang kembar? Siapa?" tanya Kyla penasaran.

"Aqila dan Azriel, mereka adalah kembar. Qila lebih tua 11 menit dari Azriel, ibu mereka meninggal setelah keduanya dilahirkan. Dulu, kami bertiga belum punya apa-apa, tidak seperti sekarang. Semua berawal ketika keduanya berusia 4 tahun, tepat pada hari pernikahan saya dengan Ibu Balzac dan Arthur." Abel gak bisa melanjutkan kenangan lama yang is pendam selama puluhan tahun.

"Kamu gak perlu tahu bagaimana kejadiannya, karena ini kenangan lama. Saya juga tidak ingin mengungkitnya," ucap Abel tidak ingin menceritakan bagaimana Azriel meninggal.

"Aku paham, mungkin ini kenangan menyakitkan bagi kakek. Aku gak akan memaksa," ucap Kyla, melihatmata kakeknya yanh penuh dengan kesedihan.

Tadinya ia ke sini ingin menanyakan kenapa kakeknya membenci anak perempuan, tetapi melihat tatapan sang kakek. Seolah-olah semua pertanyaannya, musnah.

"Biarkan ini jadi kenangan, walaupun kalian tidak tahu kenapa saya membenci anak perempuan. Akan tetapi, saya tak akan membencimu. Kesalahan yang saya perbuat kepada Aqila, tidak akan pernah saya ulangi terhadapmu. Saya ingin menikmati masa tua saya bersama keluarga saya," ucap Abel, selama ini ia selalu merasa di musuhi oleh anak-anaknya sendiri, apalagi Arthur.

Kyla berdiri, ia berjalan menuju kakeknya yang sedang menatap taman dari jendela. Perlahan Kyla memeluk Abel, membuat Abel kaget.

"Kakek, jangan pernah merasa sendirian! Ada kami di sini, sebagai keluarga Kakek. Tante Qila akan merasa sedih di atas sana melihat kakek sedih kaya begini. Walaupun kakek sering menentang apa pendapat Daddy, Kyla yakin Daddy ingin yang terbaik untuk kakek. Jangqn pendam kesedihan sendiri, kek!" ucap Kyla menatap kakeknya.

"Terimakasih," ucap Abel mengusap rambut cucunya.

"Ayo ke mansion Daddy! Kakek jangan sendirian di sini, gak takut gitu? Di sini suasananya menyeramkan," ucap Kyla melihat ke arah sekitar.

Abel tertawa kecil, ternyata cucunya penakut juga. "Dasar penakut, Kakek suka di sini. Asal kamu tahu, seluruh mansion kakek berada di hutan. Karena kakek suka suasana tenang dan damai," ucap Abel, itu memang benar. Ia selalu membangun mansion punyanya di hutan.

"Gak takut ada hewan buas gitu?" tanya Kyla bergidik ngeri.

"Kakek pendiri mafia, sudah banyak hewan peliharaan kakek. Itu adalah hewan buas, mau lihat singa kesayangan kakek?" tawar Abel.

"Nggak! Aku takut, lebih baik kita pulang ke rumah Daddy di sini menyeramkan." Kyla bersumpah tidak akan ke sini sendirian, ia takut. Kenapa juga Froy tak memberitahu dirinya kalau mansion kakeknya berada di hutan.

Mereka pun berjalan menuju garasi, Kyla takjub karena di sini ada banyak mobil.

"Wahh, ada banyak." Mata Kyla berbinar-binar, ia hanya punya 2 mobil. Karena ia lebih suka motor.

"Kamu ke sini naik apa?" tanya Abel menatap cucunya yang terkagum-kagum dengan koleksi mobilnya.

"Naik motor, Kek. Pengen deh satu mobilnya, boleh?" tanya Kyla dengan tatapan memelas.

"Tentu saja, tinggal pilih saja." Kyla tersenyum senang mendengar respon kakeknya.

Lalu ia berjalan ke arah mobil yang ia suka. "Yang ini, boleh?" tanya Kyla diangguki kakeknya.

Kemudian mereka masuk ke dalam mobil, lalu Kyla melajukannya ke mansion milik Daddy-nya.

"Kek, apa kakek butuh karyawan. Bodyguard atau supir atau gak di kantor kakek?" tanya Kyla sambil menatap jalanan yang cukup macet.

"Apa kamu ingin bekerja? Atau mau memasukkan seseorang?" tanya Abel.

"Ada temanku, dia sudah aku anggap kakakku sendiri. Dia anak yatim piatu, usianya baru keluar SMA. Dia kuliah sambil kerja, belum lagi membiayai adiknya. Aku mohon Kek, dia ajak kerja ya di tempat kakek!" ucap Kyla dengan nada memohon.

"Hmm, pasti dekat banget ya dengan kamu. Kalau kamu sudah menganggapnya kakak? Kebetulan salah satu kafe milik Kakek posisi manajernya kosong, di sana ramai sekali. Ajak besok ke kafe di jalan *****, dia akan mendapatkan posisi itu. Jika dalam sebulan dia jujur dan kakek menyukainya, kakek akan memberikan kafe itu kepadanya." Abel mempunyai beberapa kafe di Jakarta, dan kafe tersebut kafe terbesar miliknya.

"Terimakasih, kek."

***

"Wahh, ternyata kalian sudah dekat saja?" ucap Froy melihat kedatangan Abel dam adiknya bersamaan.

"Ya, begitulah. Sayangnya aku gak mendapatkan jawaban dari pertanyaanku." Kyla sedikit kecewa, tapi ia senang karena mulai dekat dengan Abel. Tentunya karena punya mobil baru.

"Tapi kelihatannya lo lagi senang? Tuemben lo pakai lo-gue," ucap Froy menyadari tingkah adiknya itu.

"Ya, senang. Dapat mobil baru," ucap Kyla memainkan kunci mobilnya sambil menaiki tangga, ingin ke ruangan ayahnya.

"KAKEK, FROY JUGA INGIN PUNYA MOBIL BARU!" teriak Froy kepada kakeknya yang sudah berada di lantai 3.

"Bawa saja di mansion kakek! Tapi kamu harus ketemu sama Leon," ucap Abel dari lantai 3 melihat ke arah bawah.

"NGGAK MAU! KAKEK GAK ADIL!" ucap Froy kesal, Kyla hanya tertawa melihat keduanya itu.

"Ehh, Mama." Kyla kaget Mamanya sudah berada di depan, ia tidak fokus.

"Kapan kamu ke sini? Kenapa gak bilang-bilang? 'Kan Mama bisa masak buat kamu," ucap Cathe mengusap rambut putri sambungnya.

"Aku baru saja tiba bersama Kakek, sepulang sekolah aku menemui kakek. Ternyata dia asyik juga," ucap Kyla, menurutnya kakeknya itu tak sekaku yang ia bayangkan.

"Kakek emang gitu, jangan pancing emosinya saja! Mama senang kamu sudah dekat dengannya," ucap Cathe tersenyum ke arah putrinya.

"Itu untuk apa, Ma?" tanya Kyla melihat yang di pegang oleh Cathe.

"Tadi mama habis mengobati adikmu, gak tahu dia kenapa. Pulang sekolah sudah babak belur saja," jawab Cathe, tadi ia kaget Ankit terluka sepulang dari sekolah.

"APA? Aku akan menemuinya lebih dahulu," ucap Kyla lalu berjalan menuju kamar adiknya, yang tidak jauh dari kamarnya.

Pada saat masuk, ia melihat Ankit yang sedang tertidur pulas. Kyla berjalan mendekati ranjang adiknya.

"Apa yang terjadi padamu, dek? Kenapa bisa terluka gini?" tanya Kyla pelan tak ingin membangunkan adiknya.

Setelah beberapa saat memandang wajah polos adiknya itu, Kyla memutuskan untuk keluar ingin menemui Ayahnya.

Sky & Sea (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang