SEA (Kepulangan)

364 35 1
                                    

Setelah dua minggu Kyla dan Gibran di Jepang, kini keduanya kembali ke Indonesia.

Kini mobil yang sudah disediakan untuk menjemput Kyla dan Gibran melaju menuju EISHS.

Mobil itu terparkir di parkiran EISHS, tempat yang Gibran dan Kyla rindukan. Sekolahnya, sahabatnya dan hal lain juga.

Gibran keluar dan membukakan pintu untuk kekasihnya, sekolah terlihat sepi karena sessng mengadakan upacara bendera.

"Bagaimana ya, reaksi yang lain? Kita tidak memberitahukan tentang kemenangan kita dan juga kepulangan kita," ucap Kyla hanya para guru yang tahu kepulangan mereka.

"Sebaiknya langsung ke lapangan untuk mengetahui reaksi dari teman kalian," ucap Bu Vira, mereka pun berjalan menuju lapangan upacara.

Pak Raka memberi isyarat kepada kepala sekolah yang sedang menyampaikan amanatnya, Pak Aldi yang mengerti langsung mengalihkan pembicaraannya.

"Hari ini kami ada pengumuman penting untuk kalian, dua murid perwakilan dari sekolah kita ke Olimpiade se-asia. Mereka telah memenangkan Olimpiade Fisika-Kimia. Skyla dan Gibran kami persilakan untuk ke lapangan acara," ucap Pak Aldi kepala sekolah EISHS.

Kyla dan Gibran pun mauu ke tengah lapang, keduanya menyalimi Pak Aldi.

"Selamat atas kemenangan kalian, kalian berdua telah membuat kami bangga. King & Queen," ucap Pak Aldi me,beri ucapan selamat.

"Terimakasih, Pak." Keduanya berucap dengan kompak, lalu menatap ke atah depan terdapat banyak siswa-siswi di sana.

"Skyla dan Gibran telah mengharumkan nama sekolah dengan menjadi juara pertama Olimpiade Fisika dan Kimia, mereka meraih juara satu dengan nilai yang sangat sempurna tanpa ada satu kesalahan pun. Berikan tepuk tangan kepada keduanya," ucap Pak Aldi di sambut tepuk tangan oleh semua orang.

"Ada yang mai disampaikan?" tanya Pak Aldi, Kyla mengangguk kemudian ia naik ke atas podium.

"Selamat pagi semuanya, terimakasih atas do'a dan dukungan kalian yang bisa membuat kami sampai menjadi juara. Piala dan kemenangan tidak ada apanya jika bukan karena bimbingan Bu Vira, Pak Raka guru-guru lain. Terimakasih semuanya," ucap Kyla lalu kembali turun.

"Mengenai tukar pelajar, kalian terpikih di mana?" tanya Pak Aldi.

"Hongkong, Pak. Tapi kami beda sekolah," jawab Kyla diangguki Gibran.

Setelah itu upacara berlanjut sampai selesai, mereka pun bubar dari lapangan.

"SKY," ucap Froy memeluk erat kembarannya.

"Gue sangat merindukan lo, selamat untuk kemenangannya," ucap Froy ia tak lagi memanggil Kyla dengan panggilan itu.

"Gue juga, thanks." Kyla tersenyum anggota-anggotanya berkumpul di sana.

"Kalian kumpul ya nanti malam main ya ke rumah Mommy gue, kita akan mengadakan pesta kecil-kecilan nanti. Sekarang gue mau pulang dulu," ucap Kyla karena ia belum menemui orang tuanya.

"Gue mau ikut, ya?" ucap Froy dibalas jitakan oleh kembarannya.

"Nggak, nanti sepulang sekolah ke rumah Mommy."

Kyla dan Gibran pamit, mereka menuju mansion Keluarga Edmond terlebih dahulu.

Setibanya di mansion Keluarga Edmond, sepertinya di sini sepi. Mungkin sedang bekerja.

Kyla membunyikan bel rumah, tak lama muncullah Cathe. Cathe kaget melihat putrinya di sini.

"Kyla, Gibran. Kapan kalian sampai di Indonesia? Ayo masuk!" ucap Cathe mempersilakan mereka masuk.

"Tadi pagi, Ma. Kita terlebih dahulu pergi ke sekolah," jawab Kyla.

"Mama akan hubungi Daddy dan Kakekmu, pasti mereka senang kamu sudah kembali." Cathe pun pergi dari sana.

"Kamu lapar gak? Aku mau masak soalnya, kita belum makan." Kyla menawarkan karena dirinya memang lapar.

"Masak bersama?" tawar Gibran, Kyla hanya mengangguk. Gibran memang bisa memasak, makanannya juga tak perlu di ragukan lagi.

Mereka pun mulai memasak, kali ini mereka memasak masakan belgia. Gibran juga punya datah Belgia dari neneknya.

Mereka membuat Chicon an Gratin, stoemp, dan Pate. Makanan kesukaan keduanya.

Mereka pun menghidangkan makanan di atas meja makan dan mulai menyantapnya.

"Mama cari kalian, ternyata sedang makan." Cathe berjalan dengan Abel dan Arthur dibelakangnya.

"Maaf Ma, tadi kita lapar jadi langsung masak saja." Kyla berucap dengan makanan di mulutnya.

"Ya sudah kalian makan saja dulu, nanti bicaranya." Arthur mengelus rambut putrinya lalu berjalan meninggalkan meja makan bersama Abel.

Setelah keduanya selesai makan, mereka pergi menuju ruang keluarga. Di sana ada Arthur dan Abel yang sedang berbicara.

"Jadi, bagaimana hasilnya?" tanya Arthur memulai pembicaraan.

"Kita juara satu, dan terpilih di Hongkong untuk tukar pelajar." Gibran menjawab dengan tenang, sedangkan Kyla sedikit gugup.

"Kalian berdua telah mengharumkan nama sekolah, Kakek banggadengan hal itu. Genevia mewarisi kepintaran Arthur, sedangkan Gibran ....."

"Dia sama seperti ayahnya," ucap Arthur melanjutkan perkataan Abel.

"Soal kalian yang tukar pelajar, Daddy akan mengizinkan. Dengan syarat, kalian akan berada di pengawasan Daddy. Daddy tidak mau kejadian kemarin terulang lagi," ucap Arthur, ia mengingat kembali hari keempat putrinya di Jepang. Ada sebuah insiden yang hampir membuat mereka celaka.

"Maaf, dad." Kyla menundukkan kepalanya, ia marah pada saat ayahnya mengirim beberapa bodyguard yang menyamar, Arthur pun terpaksa meminta anak buahnya untuk berhenti.

Tak lama, Kyla hampir tertabrak oleh mobil. Ketika Kyla dan Gibran berada di luar hotel, selain itu ada yang mencoba menembak putrinya. Kyla dengan cepat menghindar, dan sejak saat itu anak buah Daddy-nya kembali memantaunya itu jika Kyla berada di luar hotel.

"Kakek dan Daddy tidak mau kamu terancam, karena marga Edmond di namamu. Bukan kami ingin mengekang kamu," ucap Abel ikut bicara.

"Kakek dan Daddy tidak perlu khawatir, aku akan selalu menjaga Kyla. Nanti di Hongkong, kami akan menjaga satu sama lain. Daddy dan Kakek bisa percaya pada kami. Jika Daddy ingin memberikan bodyguard untuk Kyla, jika Kyla berada di luar. Kalau di rumah, aku akan mengetatkan penjagaan di sana. Papa Mama akan pindah sementara di Hongkong," ucap Gibran meyakinkan dua irang dihadapannya.

"Kami percayakan Kyla kepadamu," ucap Arthur, mengenal gibran selama beberapa bulan. Arthur yakin, Gibran adalah lelaki terbaik untuk putrinya.

"Dad, boleh aku bawa Ankit ke mansion ayah? Kami ingin mengadakan pesta kecil-kecilan nanti malam. Besok aku dan Gibran ingin mengundang anak-anak panti untuk syukuran atas kemenangan ini," ucap Kyla meminta izin.

Fyi: Kyla dan semua keluarganya beragama islam.

"Tentu saja boleh, Ankit juga sudah sangat merindukanmu. Nanti Daddy akan antar dia ke mansion Cedrik," ucap Arthur.

Gibran melihat jamnya, ini sudah jam 10 pagi, sepertinya mereka harus pergi ke mansion Albert.

"Dad, Kek. Kami pamit, soalnya kami belum pulang ke rumah. Aku dan Kyla mau ke rumah orang tua dulu," ucap Gibran berpamitan.

Kyla tersadar, ia terlalu asyik berbincang-bincang sampai lupa waktu.

"Baiklah, jika kalian ada apa-apa hubungi Daddy. Kalau butuh sesuatu tinggal chat Daddy, besok Daddy akan datang ke acara syukuran kalian," ucap Arthur, keduanya tersenyum menanggapi hal itu.

Mereka pun pergi, kali ini memakai mobil Kyla yang ada di sini.

"Kita ke rumah Mama, ya? Agar nanti ketika di rumahmu kita langsung mempersiapkan untuk nanti malamm" ucap Gibran yang sedang mengemudi.

Kyla mengangguk, lalu menyenderkan kepalanya ke bahu Gibran. Ia sudah merasa ngantuk

Sky & Sea (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang