SEA (kebersamaan)

1.6K 116 13
                                    

Kyla duduk di taman depan rumahnya. Ia sedang merenungkan kejadian hari ini yang sukses membuatnya sangat terkejut.

Langit malam menemaninya, ia di rumah sendirian karena sang ibu bertemu dengan om-nya.

Bunyi handphone membuyarkan lamunan Kyla. Ia lantas mengeceknya, terpampang nomor tak dikenal di sana. Ia pun memilih untuk mengabaikannya.

Beberapa menit kemudian, handphone Kyla kembali berbunyi. Sekarang yang meneleponnya adalah kekasihnya, Gibran. "Ada apa, Gib?" tanyanya setelah mengangkat telepon tersebut.

"..."

"Aku ada di rumah."

"..."

"Tidak apa-apa, Gib. Lagi pula aku baik-baik saja, Mama juga baik-baik saja."

"..."

"Terima kasih karena selalu menemaniku. Kamu tak perlu ke sini, kita bertemu di sekolah saja."

"..."

"Baiklah, terserah kamu saja."

"..."

"Untuk apa? Aku tak ada keperluan sama Froy," pekik kyla. Ia terkejut ketika mendengar bahwa Froy mencarinya, bahkan meminta nomornya.

"..."

"Baiklah," ucap Kyla pasrah.

"Sudah dulu, sepertinya ada yang datang," lanjutnya saat mendengar suara klakson mobil.

Kyla menyimpan handphone-nya, karena ada mobil berhenti di depan rumahnya. Ia segera membuka gerbang rumahnya, di sana ada sebuah mobil mewah. Mobil itu pun masuk, lalu keluarlah Froy dari dalam mobil.

"Sky," ucap Froy. Ia pun berlari dan langsung memeluk saudari kembarnya itu.

Kyla yang mendapatkan pelukan itu untuk pertama kalinya langsung mematung. Tak lama setelah itu ia membalas pelukan kakaknya yang entah beda berapa menit.

"Tadi kenapa kamu pergi dari rumah sakit? Aku dan daddy mencarimu," ucap Froy. Ia sangat mengkhawatirkan Kyla ketika menyadari jika saudarinya itu tidak berada di ruangan Mama Cathe.

"Tadi aku ada urusan, makanya ke sini. Ada apa memangnya?" tanya Kyla melepaskan pelukan itu.

"Kami sangat mengkhawatirkanmu karena tiba-tiba pergi. Kamu masih sakit," jawab Froy sedikit heran melihat sikap Kyla.

"Aku sudah baik-baik saja, kalian tak perlu khawatir." Kyla berjalan memasuki rumahnya.

Froy mengikuti Kyla, ia meneliti rumah ini. Rumah yang terdiri dari dua lantai, dan memiliki taman yang luas. Meskipun tak semegah milik ayahnya, tapi ia merasa nyaman di sini. "Rasanya aku ingin tinggal di sini," ucapnya tanpa izin langsung duduk di ruang keluarga.

"Kamu tak akan terbiasa di sini. Secara, kamu 'kan selama ini hidup mewah,” sahut Kyla. Ia tidak iri. Tapi entahlah, ia tidak tahu apa yang dirasakannya sekarang.

“Tak masalah 'kan kalau aku sesekali tinggal di sini. Kamu juga bisa tinggal di rumah daddy. Aku ke sini juga mau jemput kamu. Malam ini kamu menginap di rumah daddy!" ucap Froy melihat sekitar, ingin meminta izin kepada ibunya.

Sky & Sea (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang