Sky (Riana)

307 29 0
                                    

Dor
Dor

Kyla dan Gibran dengan cepat menggulingkan badannyw ke pasir pantai, menghindari peluru tersebut.

"SIAPA KALIAN?" tanya Kyla melihat beberapa orang berbada kekar tiba-tiba menyerang mereka.

"Kalian gak perlu tahu, kamu gadis harus ikut ke bos kamu!" ucap orang yang memakai baju hitam.

"Silakan kalau bisa," ucap Kyla lalu mulai menghajar mereka, bersama Gibran.

"Mereka membawa senjata, kita harus bergegas ke mobil." Gibran langsung menarik Kyla, karena dia dan Kyla tak membawa senjata.

Mereka langsung pergi ke mobil, diikuti oleh orang-orang tadi.

"Kyla, telepon Dady atau Kakek! Minta bantuan mereka," ucap Gibran melajukan mobil dengan kecepatan tinggi.

Kyla pun menelepon Daddy-nya, tak lama kemudian Arthur mengangkatnya.

"Dad, aku butuh bantuan!"

"..."

"Aku dan Gibran di serang di pantai daerah Bandung, mereka membawa senjata."

"..." Kyla meringis mendengar omelan Daddy-nya.

"Aku share lokasinya, aku dan Gibran tidak membawa senjata. Daddy harus cepat mengirimkan bantuan."

"..."

"Sekitar 8 orang, Dad."

"..."

"Iya, Dad."

Kyla mematikan teleponnya,  lalu melihat ke arah kaca spion, ada 3 mobil mengejar mereka.

"Lajukan mobil ke daerah ****, nanti anak bauh Daddy akan mencegah mereka di sana. Kita akan masuk ke perumahan ***, untuk sementara kita di sana. Sampai Daddy bertindak lagi," ucap Kyla, bukan mereka tak bisa menghadapi. Tapi senjata bukan keahlian keduanya. Apalagi saat ini tdak ada satu senjata pun mereka bawa.

"Baiklah," ucap Gibran. "Sepertinya mereka musuh Kakekmu, di lihat mereka sepertinya profesional. Apalagi ada tato ular di lengan mereka. Kalau gak salah ada mafia yang ular dijadikan lamabang," ucap Gibran melajukan mobil nya dengan kecepatan di atas rata-rata.

"Aku akan tanyakan pada Kakek," ucap Kyla lalu menelepon Abel.

"..."

"Astagfirullah, aku menelepon kakek bukan untuk mendengar omelan kakek."

"..."

"Kakek bermusuhan dengan mafia berlambang ular?"

"..."

"Aku dan Gibran di serang oleh mereka."

"..."

"Jangan teriak kakek!"

"..."

"Daddy sudah mengirimkan bantuan, kita la...."

"Ada apa Gib?" tanya Kyla melihat Gibran pucat.

"Rem mobil, blong!" ucap Gibran ketika menginjak rem tak berfungsi.

"APA?" kaget Kyla, ini mobil melaju dalam kecepatan tinggi.

"Pakai rem tangan, Gib!" saran Kyla.

Gibran mencoba menggunakannya, tapi tidak bisa.

"Ini tidak bisa, kita harus melompat." Gibran memberikan instruksi untuk melompat dari mobil.

"Argghh," erang keduanya merasakan sakit ketika mendarat. Mobil itu melaju, dan masuk jurang.

Gibran terluka di kening, telapak tangan, lutut dan pipi. Sedangkan Kyla di kening, sikut kanan, lengan kiri dan lutut kanan.

Sky & Sea (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang