Bel pulang pun berbunyi, Melati buru-buru merapikan barangnya dan meninggalkan ruang kelasnya itu. Sedangkan Fadia dan Gloria saling tatap yang menyiratkan untuk tidak mengikuti kemana perginya Melati.
Basecamp Basket Ball... batin Melati seraya berdiri di samping pintu masuk basecamp.
"Cari siapa ya?" tanya seseorang dari balik punggung Melati. Otomatis Melati menoleh ke arah suara itu.
"Lo kan yang tadi pagi ada di lapang basket," todong Melati. Orang itu pun menganggukkan kepalanya.
"Gue mau cari cowok yang tadi pagi lempar bola basket ke kepala gue," tambahnya.
"Kepala lo retak?" ucapnya dengan kaget. Melati hanya bisa tersenyum paksa dan menahan amarahnya.
"O-oke oke, gue cari dulu di dalem," ucap orang itu yang kemudian masuk ke dalam basecamp.
Pengen gue sentil ginjalnya, kesel banget... batin Melati seraya membuang nafas yang kasar.
"Cari gue?" Suara itu yang langsung membuat Melati memutarkan badannya.
"Lo emang salah, tapi gak perlu kirim ginian sama gue untuk minta maaf!" ucap Melati tanpa basa-basi seraya memberikan kresek putih pada lelaki yang ada dihadapannya.
Lelaki itu tidak menjawab perkataan Melati, dia hanya memberikan senyumannya.
"Permisi," ucap Melati yang langsung pergi dari tempat itu.
"TUNGGU, KITA BELUM BERKENALAN," teriaknya yang tentu saja diabaikan oleh Melati, "YERE, 12 IPS-2," tambahnya.
Bodo amat. Mau Yere kek, mau Angga kek, terserah... batinnya yang terus melangkah ke gerbang utama.
Ternyata, di halte sekolah sudah ada satu motor yang sedang menunggu dirinya.
"Ngapain lo ke basecamp basket?" tanya Anthony dengan muka jutek.
Ternyata Melati tidak menghiraukan omongan sepupunya, dia malah langsung menaiki angkot yang baru saja tiba.
Tidak lama dari sana, dia sampai di perumahan dan mulai berjalan ke blok rumahnya.
Seperti biasa, jam segini suasana rumah selalu sepi. Karena papa pulang dari kampus pukul 17.00 WIB, Mami Lili pulang dari kantor nenda pukul 16.30 WIB. Dan Leo setiap pulang sekolah, dia sering mampir ke Badminton Hall milik Om Marcus, yakni adiknya Mami Lili.
--
Anthony semakin curiga pada lelaki yang menyebut nama Meli kala itu. Apalagi sore ini, dia melihat sepupunya mendatangi lelaki yang sedang dicurigainya. Sejak kapan mereka saling kenal?
Meskipun Anthony sering membuat emosi Melati naik, tetapi dia begitu peduli pada sepupunya itu.
"Lah, belum balik Ting? Gue kira buru-buru cabut tuh emang beneran mau balik," ucap Jonatan yang membuat lamunan Anthony buyar, "cewek mana lagi nih yang mau diajak naik motor lo?"
"Berisik," jawabnya seraya meninggalkan sahabatnya itu.
--
Setelah melakukan rutinitas malamnya, Melati kembali ke kamar. Dia berniat untuk tidur cepat, persetan dengan tugas-tugasnya itu.
"Sebelum tidur, mari kita apresiasi dulu Melati Olivia. Terima kasih, karena sudah berjuang untuk hari ini. Semoga dihari berikutnya bisa lebih baik dalam menahan emosi," ucapnya di depan cermin, "i'm pretty, i'm independent, and i'm amazing."
Saat hendak memejamkan mata, dia teringat akan kata-kata yang dilontarkan oleh Fadia, ketika memberitahu alasan kenapa dia membenci Jordan. "Tetap jadi pemaaf ya. Gak boleh dendam, gak baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
KEPINGAN MIMPI [revisi] // on going
Random[MAMPIR KUY PRAMEL STAN🤗 cerita halu] ".. Mimpi itu datang lagi" Menjelang ulang tahun yang ke 17, Melati Olivia Atmaja sering didatangi mimpi yang aneh. Bahkan saat terbangun dari mimpinya, dia merasa tubuhnya itu begitu lemas dan juga berkeringat...