28

247 29 8
                                    

Hari Senin pun tiba. Setelah mengapresiasi para juara, kepala sekolah memberikan amanat tambahan.

"Seperti yang kalian ketahui, bahwa setiap tanggal 28 September, diperingati sebagai ulang tahunnya sekolah kita ini. Maka dari itu, pada hari Kamis depan, saya ingin mengadakan 28 Anniversary," jelasnya, "informasi lebih lanjut, akan disampaikan oleh pengurus OSIS. Terima kasih."

Melati tersenyum smirk saat kepala sekolah mengatakan hal tersebut. Begitu juga dengan Yeremia beserta sahabat-sahabatnya yang sedang merangkai kejutan besar.

Melati dihampiri oleh Yeremia, saat keluar dari Kantin Sehat. "Hai. Selamat ya, SPP nya selama 6 bulan gratis loh. Gak mau bagi-bagi nih?"

"Thank you kapten. Makanya kalo ada turnamen tuh, main yang bener. Jangan mikirin gue terus, haha." jawabnya, "oh iya, lo udah dapet informasi tentang.."

"Oh, udah udah. Lo mau ajak siapa, buat jadi ikonnya nanti?" tanya Yeremia.

"Em.. kayaknya Vito sih. Soalnya di kelas gue tuh, yang sedikit lebih bercahaya, ya.. Vito."

"Hahaha, sama gue mau gak?"

"Emang bisa ya, lintas jurusan?" tanya Melati dengan mata memicing.

"Ya.. kali aja bisa," jawab Yeremia, sedangkan Melati tersenyum kecil dan seperti sedang memikirkan rencana selanjutnya apa.

"Eh, lo hati-hati deh mulai sekarang," ucap seseorang yang tiba-tiba berhenti di depan Melati dan juga Yeremia.

"Kenapa?"

"Di sekolah kita ini, lagi ada cewek gatel. Siapa tau dia masih gatel kan, nyari pasangan lain buat digaruk. Ih ngeri deh lama-lama," ucapnya lagi.

Melati memasang wajah seperti ingin menerkam seseorang. "Lo kenapa?"

"Hah?! Oh, gak kenapa-kenapa kok, gue ke kelas duluan ya," jawabnya dengan buru-buru.

Setiap Melati berada ditempat keramaian, selalu saja ada suara-suara yang menyindirnya.

"Anjir nih orang, lama-lama gue gedeg juga denger hujatan buat lo," ucap Gloria yang geram.

"Tau anjir, kuat banget si Meli dengerin ocehan anak-anak," timpal Fadia yang tidak kalah geram.

Melati membuang nafasnya dengan kasar, "ya mau gimana lagi, udah resiko sih."

Tiba-tiba, ketiga perempuan yang paling populer menghampiri bangku yang sedang ditempati oleh Melati.

Byurr.... Seragam Melati basah kuyup.

"Heh Mel. Gue gak nyangka ya, ternyata lo itu gak lebih dari seorang perusak hubungan. Apa saking lamanya lo sendiri? Gak laku gitu?"

"SETAN LO YA!" Gloria tiba-tiba berdiri menghadapi ketiga perempuan itu.

"Kenapa? Gak suka? Tapi kan emang kenyataannya gitu." Orang-orang yang berada di kantin itu, langsung memperhatikan bangku Melati yang terdengar ribut.

Melati langsung mengibaskan rambutnya seraya berdiri, "Iri? Karena lo gak bisa dapetin kapten kan?"

"Hah?! Gue gak salah denger kan barusan? Gue. Iri sama lo? Sorry, bukan levelnya."

"Hahaha, masa sih? Bukannya.. lo itu pernah nyuruh seseorang ya, buat kempesin motornya Gischa? Terus, Gischa sampe kecelakaan loh waktu itu," jawab Melati yang membuat seisi kantin kaget mendengarnya. Termasuk kedua sahabatnya.

"Jaga ya omongan lo. Gue aduin ke BK, baru tau rasa loh."

"Oh salah ya? Terus, yang ada di dalam video ini, siapa dong?" jawab Melati seraya mengacungkan ponselnya. Stefani, Gabriela, dan Pearly memasang wajah kagetnya.

KEPINGAN MIMPI [revisi] // on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang