29

364 32 1
                                    

*flashback on*

Karena badminton baru saja menyelesaikan turnamen bergengsi, maka dari itu sang pembina memberikan waktu istirahat kepada anak didiknya selama satu minggu.

"Mel, lo langsung balik habis ini?" tanya Jordan yang ternyata sudah menunggu di depan pintu kelasnya.

"Mau ngerjain laporan dulu, emangnya kenapa?"

"Ke panti yuk? Katanya mau ngasih hadiah," jawab Jordan, "sekalian, bikin laporannya disana aja."

"Gue telpon mami dulu ya," ujarnya seraya membuka aplikasi kontak.

Tiba-tiba, kedua sahabat Melati menghampirinya. "Mau kemana lo?"

"Mau ngedate, kenapa?" jawab Jordan dengan sombong. Melati yang sedang menelpon mama nya, sontak saja menoleh ke arah Jordan seraya mengepalkan tangannya.

"Jagain Meli ya Cok, gue percaya sama lo kok," ucap Fadia seraya menepuk pundak Jordan.

"Nah, kayak gini kan adem. Bukannya marah-marah, kayak lo. Kan udah dibeliin salmon."

"Dih anjir.. orang salmonnya dibayar sama Meli kok."

"Ya kan gue ngomongnya beliin, bukan bayarin," jawabnya seraya tertawa puas, "udah? Berangkat sekarang yuk."

"Gue duluan ya bestie, bye," ucap Jordan pada kedua sahabat Melati.

Seperti biasa, mereka berhenti disuatu tempat untuk membelikan beberapa cemilan.

"Uang salmon kurang ya?" tanyanya saat tiba di toko cemilan itu.

"Apa sih? Gue bercanda doang tadi. Lagian, duit yang waktu itu udah gue beliin oleh-oleh."

"Medali lo dibawakan?" bisik Jordan.

"Udah gue pajang di rumah." Jordan yang mendengar jawaban itu, hanya bisa mendengus kesal.

Setibanya di panti, mereka benar-benar disambut oleh anak-anak yang ada disana.

"Kak Melati, katanya dapet medali emas ya?"

"Wah.. Kak Melati hebat."

"Kok cuma Kak Meli aja? Abang gak? Kan kalo gak ada abang, bisa aja gak dapet gold medal. Wle."

"Ah. Udah bosen sama bang Jordan mah," jawab anak itu dengan polos.

"Oh iya, aku juga liat loh fotonya. Dari.. handphonenya bu panti."

"Makasih semuanya," jawab Melati dengan sumringah, "pasti Bang Jordan ya, yang kirim fotonya?"

Anak-anak itu pun menganggukkan kepalanya. "Kata aku, Kak Melati mending jadi pacarnya Bang Jordan deh. Soalnya aku suka liat Kak Melati kesini terus." Entah ekspresi apa yang harus diberikan Melati kali ini.

"Ngegosip mulu ini bocah satu. Gak akan abang kasih hadiah ya," ujarnya yang sontak saja membuat anak-anak itu mengejar Jordan kedalam panti.

Mereka benar-benar bercerita banyak. Bahkan, Melati tidak sungkan untuk menceritakan kisah dia bertengkar saat turnamen.

"Bang Jordan kadang-kadang emang nyebelin kak, wajar sih kalo kakak marah."

"Oh.. jadi abang nyebelin ya? Yaudah sih kalo gitu, gak usah ya nanya-nanya abang kapan kesini lagi," ujar Jordan seraya pura-pura ngambek.

Melati tertawa, hingga lupa pada pekerjaannya, "udah ya udah, jangan berantem lagi. Sekarang kita makan dulu. Nih.. Bang Jordan sengaja beliin ini buat kalian."

"Itu dari Kak Meli," timpal Jordan yang masih setengah masam.

"Kalian tau gak? Bang Jordan tuh, excited banget tau.. waktu pilihin ini," timpal Melati, "oh iya, ini ada gantungan kunci juga loh."

KEPINGAN MIMPI [revisi] // on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang