24

149 27 3
                                    

Saat acara dimulai, Anthony terus memperhatikan Yeremia yang sedang asyik mengobrol dengan sepupunya.

"Lagian kenapa sih, kalian sembunyiin identitas? Kan bukan cucu dar-"

"Gue juga gak ngerti. Bahkan nih ya Jon, gue udah ngasih penjelasan sama tuh anak, tetap aja gak mau didengerin," ucapnya.

"Gak lama lagi juga kebongkar," timpal Fajar dengan zuppa soup ditangannya.

"Ya emang sih, cepet atau lambat bakalan kebongkar. Cuma.. gue mau ikutin aja rencana dia apaan."

---

"Katanya, lo putus ya sama Gischa?" tanya Melati yang membuat Yere tersedak oleh air yang sedang diminumnya.

"Namanya juga orang pacaran Mel, bisa putus kan? Ngomong-ngomong, lo peduli sama berita gituan?"

"Gak sih. Cuma ya.. Fadia sering ngomongin masalah itu, mau gak mau, gue denger aja deh," jawabnya.

"Tipe cowok lo tuh, yang kayak gimana sih?" tanya Yere.

"Yang.. kayak lo," jawabnya yang membuat Yere kembali tersedak, "hahaha.. bercanda Yer, sorry ya bikin keselek mulu."

Wajah Melati terlihat sangat bahagia ketika Yere mengajaknya untuk menikmati musik.

"Thanks ya.. udah nganterin gue balik, lain kali gak usah dianterin. Gue bisa kok bareng yang lain," ucap Melati.

"Gue takut dimarahin Gloria kalo lo kenapa-kenapa, soalnya kan dari tadi lo sama gue terus."

"Yaudah, gue duluan ya. Bye.."

Setibanya di kamar, Melati langsung diinterogasi oleh kedua sahabatnya. "Maksud lo, apa-apaan tadi?"

"Apa-apaan apa?" tanya Melati.

"Lo lupain rencana kita, iya kan?" tanya Fadia.

"Guys, hello.. udah deh, kalian gak usah urusin masalah gue dulu, ya? Kita fokus sama turnamen saat ini, kalian percaya gue kan?" tanya balik Melati yang membuat keduanya terdiam. "Bisa? Yok rileks yok.."

Sorry guys, kali ini gue mau ikutin permainannya Yere dulu...

"Tapi janji ya, kalo butuh apa-apa langsung bilang sama kita," ucap Fadia seraya menekuk bibirnya.

"Awas aja, kalo tiba-tiba pingsan lagi kayak waktu itu," timpal Gloria yang membuat Melati tertawa dan kemudian memeluk kedua sahabatnya.

Pagi harinya, Melati bertemu dengan Yere di tempat makan. "Selamat pagi kapten." Teman-teman Yere yang sedang makan pun tersedak ketika mendengar ucapan Melati.

"Eh.. maaf, ganggu ya?" ucap Melati yang langsung dibantah oleh Daniel. "Kalian tanding jam berapa?"

"Tergantung match sebelumnya sih," ucap Yere.

"Tapi kalo liat jadwal, sih.. jam 9, ya kan Nov?" tanya Daniel pada Rinov.

Melati pun mengangguk seraya memberikan sesuatu pada Yere, "buat kapten."

Melati pun meninggalkan meja Yere, dia bergabung pada mejanya Gloria. "Lo ngasih apaan?"

"Susu almond sama roti," jawabnya dengan muka yang polos.

"Gue liat, ada notenya. Apaan? Kasih tau dong," timpal Fadia.

"Nih," ucap Melati seraya memberikan foto yang ada pada ponselnya.

"Nih," ucap Melati seraya memberikan foto yang ada pada ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dah gila lo?" bisik Gloria tetapi dengan nada yang tinggi.

Dengan muka santainya, Melati tersenyum seraya melihat ke arah Gloria, "gue mau ikutin cara main dia, Glow. Dia aja bisa mainin cewek, masa gue gabisa mainin dia?"

Sontak saja Fadia bertepuk tangan, "sumpah, gue bangga sama lo."

Singkat cerita, hari Selasa pun tiba. Pertandingan hari ini akan dimulai dari sektor tunggal terlebih dahulu.

"Lo tadi makan siang gak?" tanya Melati pada partnernya yang sedang fokus bermain game di ponsel. Tidak ada jawaban. "COKII!" teriaknya tepat di telinga sebelah kanan.

Jordan hanya mengusap-ngusap telinganya saja, "lo kenapa sih? Udah makan siang belum?" Masih tetap tidak ada jawaban.

"Ck. Kalo gue ada salah, gue minta maaf deh," ucapnya, "ayo dong Cok, ngomong."

"Hem."

Ish.. nyebelin anjir. Tapi tahan Mel, lo mau tanding sekarang. Fokus okay... batinnya seraya membuang nafas dengan kasar.

Sudah empat match yang bertanding hari ini, dan semuanya memenangkan pertandingan itu. Giliran Melati dan Jordan yang bertanding.

"Cok! Lo tuh kenapa sih? Sumpah ya, baru kali ini gue dapet 0 di interval pertama," ucap Melati saat keluar dari lapangan.

Coach Flandy pun menghampiri mereka saat waktu istirahat, dan mulai berdiskusi, "Meli udah bagus, umpannya juga bagus. Tapi eksekusi Jordan nya kenapa jadi gini? Kamu liat di depan ada net kan? Smash nya udah bagus itu, tapi jangan terlalu tajam ke bawah. Jangan mentang-mentang kita udah 4-0, ya? Coba lagi okay?"

Mood Melati sudah hancur, dia menjadi malas bertanding. Tetapi, dia terus mencoba untuk menambah poin di game pertama. Meskipun sudah tertinggal jauh.

"Lo pindah ke sini, cuma mau bikin gue malu doang? Tai emang lo," ucap Melati disaat pindah tempat.

"Saya lihat-lihat, kalian ini kurang komunikasi. Tolonglah, masalah pribadi nya jangan dibawa-bawa."

"Maaf coach, tapi saya gak punya masalah sama dia," bela Melati.

"Mau itu kamu punya salah atau pun gak, jangan disangkut pautin. Coba lagi ya Mel, Jor? Pokoknya bermain sabar, smashnya jangan terlalu nukik, kalo buang bola jangan ragu-ragu," jelas Coach Flandy.

Kali ini, Melati benar-benar mengcover Jordan. Dia terus mengajak lawannya untuk bermain netting, karena menurut Coach Flandy, netting Melati memang sangat cantik.

Sayangnya, disaat poin mereka 20-17, mereka kena salip oleh lawannya. Sehingga Melati dan Jordan harus mengakui kekalahannya di pertandingan yang pertama.

"Lo kenapa Mel?" tanya Jonatan.

"Tanyain tuh sama orangnya," jawab Melati dengan muka kesal. "Daripada gue partneran sama tuh anak, mending gue tolak aja ajakan turnamen ini dari awal. Biarin Adnan sama Mychelle yang melaju. Kesel anjir."

"Apa.. gara-gara salmon lo gue makan ya?" ucap Gloria dengan menekuk bibir.

Melati memejamkan matanya dan masih duduk di tribun. Dia tau bahwa ada seseorang yang menghampirinya, "sorry ya, gue belum bisa nyumbang poin."

"It's okay Mel, kita udah menang 4 match kok. Tapi.. lain kali lo mainnya jangan kayak gini ya. Gue takut, kalo misalkan lo jadi penentu match. Dan--"

"Siapa yang sekamar sama si Coki? Tolong dong, tanyain ada masalah apa sama gue. Terus keramasin deh kalo bisa," ucap Melati seraya meninggalkan teman-temannya itu.

Saat hendak ke kamar, dia berpapasan dengan Yeremia dan juga teman-temannya. "Widih.. kok mukanya ditekuk gitu sih? Cantiknya ilang dong."

"Heh, diem lo curut," ucap Yere pada Rinov.

Melati pun tersenyum saat mendengar orang dihadapannya adu mulut, "udah selesai tandingnya?"

"Yash," ucap Yere, "sayangnya.. kalah."

"Si kapten mikirin note dari lo terus Mel, makanya kalah," adu Daniel yang membuat Melati tertawa.

"Apa sih anjir," ucap Yere seraya memukul lengan Daniel, "gak usah didengerin, cocotnya si Mail emang rada rada."

Melati mengangguk-ngangguk seraya tersenyum, "yaudah, sekarang kalian istirahat ya. Gue juga mau balik ke kamar nih, mari semuanya.."


To Be Continue.

KEPINGAN MIMPI [revisi] // on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang