19

176 26 3
                                    

Selama diperjalanan, Melati terus terdiam, tidak mengeluarkan suara sama sekali. Dia juga tidak memainkan ponselnya, meskipun situasi ini sangat kurang disukai oleh Melati. Dan ya, ini yang disukai oleh Jordan setelah satu bulan mengenalnya lebih dekat.

"Kok lo diem mulu sih dari tadi? Ngomong kek, apa gitu." Akhirnya Jordan mengajak Melati untuk mengobrol.

Melati hanya menatap wajah Jordan dengan ketus, kemudian dia kembali menatap jalanan yang ada didepannya.

"Jangan ketus gitulah Mel, cepet tua loh nanti," ucapnya seraya tertawa. Tapi tetap saja, tidak ada jawaban apapun yang keluar.

Jordan yang mengingat ucapan Leo, adeknya Melati, langsung memberhentikan mobilnya di sebuah minimarket. "Tunggu bentar ya."

Tidak lama kemudian, Jordan kembali dengan membawa kantong kresek ditangan kirinya.

"Tara.... Ice cream kesukaan lo, sama permen yupi. Soalnya disini gak ada permen kapas," ucap Jordan seraya memperlihatkan barang bawaannya. Sedangkan Melati masih tetap pada pendiriannya untuk tetap diam.

Mobil ini benar-benar sunyi, tidak ada suara apapun. Sesekali, Jordan menoleh pada Melati dengan senyuman yang mungkin jarang orang lain lihat.

"Sampe, yuk turun," ucap Jordan. Saat hendak turun, dia merasa kaosnya ditarik. Dan Jordan kembali untuk menoleh ke arah Melati.

"Ngapain kita kesini?" tanyanya dengan wajah yang bingung.

"Main lah. Ayok cepet," jawab Jordan seraya turun dan kemudian mengambil beberapa kresek dari bagasi mobilnya.

Jordan melihat Melati dengan sudut matanya, mimik wajah yang tiba-tiba berubah menjadi tersenyum saat beberapa anak kecil menghampirinya.

"Ini pasti Kak Melati ya?"

"Cantik banget.. pengen deh kayak kakak."

Jordan pun tersenyum kepada anak-anak kecil itu, "Bang Jordan juga bawain buku yang kalian minta, nih.."

"Asik.." ucapnya seraya menghampiri Jordan, "terima kasih abang..."

Melati langsung menghampiri Jordan dan berbisik, "lo harus jelasin sama gue, sekarang."

"Ceritanya panjang. Sekarang kita main dulu ya, gue minta bantuannya," jawab Jordan seraya meninggalkan Melati.

"Ya gue harus bantuin lo kayak gimana Coki, gue nya aja bingung ini," dumel Melati yang masih bisa Jordan dengar.

Kemudian Jordan menyimpan kresek makanan di tempat biasanya dia bermain, "Bang Jordan gak akan ingkar janji, ya kan?"

"Tapi, kata abang kemarin, katanya Kak Melati itu galak. Kok tadi aku disenyumin sama Kak Melati."

Melati terbelalak saat mendengar jawaban anak itu, sedangkan Jordan malah tertawa.

"Emangnya, Bang Jordan ini sering ngomongin kakak ya?" tanya Melati seraya menoleh ke arah Jordan. Dan Jordan pun mendadak tidak tertawa.

"Iya kak."

"Ngomongin apa aja?" tanyanya lagi.

"Katanya, Kak Melati itu punya tanduk," jawab anak lainnya dengan polos dan membuat Melati kaget.

"Disini," tambahnya lagi seraya memperagakan tangan di kepalanya.

"Katanya, kalo kakak liat anak kecil, bakalan marah. Terus tanduknya bakalan muncul," jawabnya dengan nada sedikit takut, "makanya aku gak nyamperin kakak, aku takut sama tanduk kakak."

Sepertinya Melati ingin marah, tapi tidak bisa. Akhirnya dia malah ikut tertawa.

"Untung aja aku gak percaya," ucap salah seorang anak yang menghampirinya saat Jordan dan Melati tiba.

KEPINGAN MIMPI [revisi] // on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang