7

178 22 1
                                    

Sembari menunggu mama nya pulang dari rumah nenda, Melati kembali menonton kartun.

"Gue gak ngerti, kenapa akhir-akhir ini suka mimpi yang aneh. Apa pertanda gue mau mati ya? Amit-amit.. belum siap pergi," ucapnya dengan mulut ditekuk.

"Pergi kemana kak?" tanya mama nya tiba-tiba.

Melati pun menoleh ke arah suara itu seraya memperlihatkan gigi gingsulnya, "hehe, gak kemana-mana kok."

"Oh iya mi," ucap Melati, "kenapa ya akhir-akhir ini, aku sering mimpi aneh loh."

"Aneh gimana kak?" tanya sang mama sembari memperbaiki posisi duduknya.

"Ya gitu mi, aneh aja. Kayak tiba-tiba ada dua orang perempuan yang manggil dengan sebutan mama, tapi wajahnya gak keliatan," jelasnya.

Sang mama terlihat kaget saat mendengar penuturan putrinya itu, kemudian dia langsung memeluk putrinya dengan erat.

"Mi? Mami kenapa? Ini aku engap loh," ucapnya yang berusaha untuk melepaskan pelukan itu, tapi sayangnya pelukan sang mama semakin erat.

Setelah beberapa menit, sang mama mengendurkan pelukannya dan tersenyum hangat, "itu cuma bunga tidur kali kak."

"Tapi, kok mami peluk aku segitunya sih? Kayak takut kehilangan banget," jawab Melati seraya tertawa kecil.

"Iya, mami emang takut kehilangan kakak. Tahun ini kan usia kakak 17, yang mana mami gak bisa perlakukan kakak seperti anak kecil lagi. Apalagi kalo suatu saat, anak mami ini punya pasangan. Terus menikah, mami kehilangan kakak deh. Soalnya kan pasti harus ikut sama suaminya," jelas sang mama.

"Haha, mami mikirnya kejauhan ih," timpal sang putri sulung.

"Lah, ya bener dong kak? Apalagi mimpi kakak kayak gitu. Jangan-jangan, dua perempuan itu mami sama calon mertua kakak. Makanya wajahnya itu gak dikasih lihat, karena belum ketemu sama jodohnya," ucap sang mama yang membuat Melati tertawa ngakak.

---

"A, nanti berhenti dulu ya di minimarket depan komplek," ucap Leo yang hendak menaiki motor Anthony.

"Si Meli titip makanan?" tebaknya.

"Gak nitip sih, cuma ya.. inisiatif sendiri," jawab Leo seraya memperlihatkan barisan giginya.

"Wah, ada maunya nih pasti," jawab Anthony seraya menengok ke arah spion.

"Tau aja lo a, haha."

"Yeuh, anak setan emang. Eh bukan deh, anaknya Bapack Ahcan, hahaha," jawab Anthony dengan tertawa.

Setelah beberapa jam latihan, mereka pun langsung pulang. Tapi sebenarnya, sang kakek menyuruh kedua cucunya itu untuk stay di badminton hall sampai nanti siang. Ya otomatis mereka menolak, karena siang nanti, mereka berdua akan bermain PS.

"Eh Iting," ucap seseorang saat Anthony memasuki minimarket itu.

Bukannya menjawab, Anthony malah menanyakan balik pada sahabatnya itu, "lo ngapain disini, Jo?"

"Ya lo pikir aja, masa gue kesini mau latihan badminton sih," jawab Jonatan seraya meninju pelan lengan Anthony.

"Ya kali aja, mau main disini pake raket nyamuk itu sama kamper yang buat di wc, haha," jawab Anthony seraya menunjuk pada barang yang disebutnya.

"Garing lo," jawabnya.

Leo yang berada dibelakang punggung Anthony hanya bisa celingak-celinguk saja melihat keributan kecil dihadapannya itu, "a, Leo kesana dulu ya."

Sepeninggalnya Leo, Jonatan pun kembali menanyakan perihal keperluan Anthony di minimarket ini.

"Lagi anterin adeknya si Meli, biasalah adek sayang kakak," jawabnya.

KEPINGAN MIMPI [revisi] // on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang