5

327 33 2
                                    

"Semangat tandingnya, Meli:)" ucap Vito saat membaca secarik kertas yang sedang dipegang Melati.

"Widih.. roman-roman nya punya pengagum rahasia nih," tambahnya.

"Gue tuh lebih ngeri sama yang beginian To, buat lo aja nih," ucap Melati yang langsung ditolak oleh temannya itu.

"Kayaknya orang yang kirim makanan ini tuh, udah lama perhatiin lo dari lama deh," ucap Fadia yang langsung disetujui oleh Gloria dan juga Vito.

"Lah.. itu si Meli mau kemana?" ucap Gloria seraya berdiri hendak mengejar Melati.

"Buruan Fadew ikutin," timpal Gloria yang sudah di depan pintu kelas.

Sedangkan Melati, dia mencari Yere ke ruang kelasnya. Tetapi kata teman sekelasnya, Yere belum datang.

"Bestie.." teriak Fadia saat melihat sahabatnya ada di lorong basecamp.

"Nyari dia?" tanya Fadia dengan berbisik.

Melati pun menganggukkan kepalanya seraya berkata, "sebenarnya gue gak yakin ini dari dia. Makanya, gue pengen basa-basi nanyain aja."

Fadia dan Gloria yang menyadari keberadaan Yere dibelakang sahabatnya itu pun langsung memberikan kode.

"Kenapa sih?" tanya Melati yang kebingungan. Saat Melati memutar badannya, dia sedikit terkejut.

"Katanya ada yang cari gue ya?" ucapnya tanpa basa-basi.

"Boleh ngobrol berdua gak?" tanya Melati pada Yere.

Gloria dan Fadia saling tatap dan kemudian berpamitan pada Melati.

"Ngobrolnya mau di dalem apa-" tanya Yere yang kemudian langsung disanggah oleh Melati.

"O-oke, silahkan duduk," jawab Yere, "mau tanya apa nih? Keliatannya penting banget."

Bukannya bertanya, Melati malah terdiam. Entah apa yang ada didalam pikirannya sekarang.

"Hei? Kok malah ngelamun gitu sih?" ucapnya yang membuat Melati malah memberikan senyum manisnya.

"DEMI APA?!" ucapnya lagi dengan nada yang sedikit keras.

"Kenapa lo?" jawab Melati dengan wajah terkejut karena suara Yere.

"Lo cantik banget kalo senyum. Gue jadi iri deh sama orang-orang terdekat lo," jawab Yere yang membuat Melati menaikkan alisnya.

"Ya.. beruntung aja gitu, bisa liat senyum lo terus," jawab Yere seraya tertawa.

"Halah basi lo," jawab Melati dengan sedikit malu, "oh iya, gue mau minta maaf so-"

"Harusnya gue yang minta maaf, soalnya gak hati-hati waktu main basket. Kalo gue jadi lo juga pasti marah sih," jawab Yere tanpa mendengarkan keseluruhan ucapan Melati.

"Bukan itu maksud gue," jawab Melati langsung, "gue mau minta maaf, soalnya gue udah nuduh lo kemarin. Ternyata yang kirim makanan itu dari.. dari Mychelle."

"Mychelle?" tanyanya bingung.

"I-iya, dia adek kelas gue. Satu eskul, dan dia titipin makanan itu ke temen sekelas. Nah temen gue ini gak tau dia itu siapa, makanya gue nyangka itu dari lo," ucapnya dengan bohong.

"Kok bisa?" tanya Yere karena bingung.

"Ya.. ya bisa dong. Em.. Yer, gue balik duluan ya. Takutnya udah ada guru yang masuk ke kelas, bye," jawab Melati dan buru-buru pergi meninggalkan Yere.

Kalo itu beneran dari dia, harusnya tadi bantah omongan gue dong. Berarti fiks bukan dari Yere, lalu siapa dong?... batinnya.

Setelah kelas selesai, Melati dan kedua sahabatnya buru-buru mengganti seragam Junat dengan baju eskul.

KEPINGAN MIMPI [revisi] // on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang