6

321 30 3
                                    

Anthony melihat sepupunya itu sedang duduk sembari memejamkan mata di taman belakang. Kemudian dia menghampirinya dan duduk disebelah Melati.

"Lo sehatkan Mel?" tanyanya seraya memperhatikan wajah Melati, sedangkan orang yang dia tanya hanya menganggukkan kepalanya saja.

"Lo gak mau berbagi cerita sama gue gitu?" tambahnya lagi.

Melati mulai menengok ke arah Anthony seraya tersenyum manis. Dengan wajah kaget, Anthony langsung memegang jidat sepupunya untuk mengecek keadaan.

"Ck, ngapain sih pegang-pegang? Gue sehat kok," jawabnya seraya menyingkirkan tangan Anthony.

"Aneh banget liat lo senyum-senyum kayak gitu," jawab Anthony.

Melati memutar bola matanya, "gue senyum dibilang aneh, gue ngegas dibilang emosian mulu. Serba salah emang."

"Intinya aja deh, lo balik bareng si Yere itu kan?" tanya Anthony yang membuat Melati terperanjat kaget, "lo diapain sama dia? Tante Lili bilang, katanya lo kayak orang yang abis diputusin."

"A-apaan? Gak kok gak. Gue gak diapa-apain sama dia," jawabnya.

"Berarti bener dong, lo balik sama dia? Kok bisa?" tanyanya lagi.

"Ya bisa aja," jawab Melati dengan singkat.

"Sejak kapan, lo deket sama Yere?" tanya Anthony bak mengintrogasi maling.

"Kepo lo," jawab Melati dengan singkat. Dia berusaha pergi meninggalkan sepupunya.

"Gue gak suka ya, kalo lo deket-deket sama Yere. Fiks gue akan laporin sama nenda, biar nama lo dicoret dari daftar warisan Adhicandra," ucap Anthony mengancam.

"Dih.. hidup-hidup gue, kok lo yang atur sih," jawab Melati seraya pergi meninggalkan sepupunya yang masih duduk di taman belakang rumahnya.

---

"Mel.." ucap Anthony seraya mengguncang badan Melati dengan pelan.

"Nak, bangun nak," ucap sang mama.

Melati pun terbangun dengan nafas yang terengah-engah. Kemudian Mami Lili memeluknya dengan erat, "tenang ya sayang, disini ada mami, ada Leo sama Onik juga."

"Ini mi," ucap Leo seraya memberikan segelas air putih hangat.

Melati pun meminum air itu dengan nafas yang masih memburu, seperti sedang dikejar sesuatu.

"Mimpi aneh ya?" tanya Anthony yang cemas oleh keadaan sepupunya.

Entah kebetulan atau ikatan batin mereka terhubung, malam ini Anthony memang sedang menginap di rumah tantenya. Karena sore tadi, dia melihat gelagat aneh pada Melati.

"Badan kakak anget, mami ambil kotak P3K dulu ya," ucap mamanya yang sedang memegang jidat sang putri.

"Lo mimpi apaan kak?" tanya Leo seraya menggenggam tangan sang kakak.

"I was so scarred," jawab Melati dengan tatapan kosong.

"Lo tenang aja Le, yang macem-macem sama Meli bakalan berhadapan sama gue," ucap Anthony seraya memegang pundak Leo.

Akhirnya Melati pun diobati oleh sang mama karena suhu tubuhnya mencapai 37,8°C.

Pagi harinya, Melati pun turun dari kamarnya untuk ikut sarapan.

"Gimana kak? Udah mendingan?" tanya sang mama yang hanya diberi anggukkan.

"Yaudah, yuk sarapan dulu. Nih mami masakin kesukaan kakak," ucapnya lagi.

KEPINGAN MIMPI [revisi] // on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang