Anthony merasa ada yang aneh pada Melati. Pasalnya, baru kali ini dia begitu peduli tentang Yere.
---
Setelah acara porak selesai, Melati dan kedua sahabatnya kembali ke kelas untuk mengambil perlengkapan eskul.
"WEI?" teriak Fadia yang mengagetkan Melati, "gue liat-liat nih, lo ngelamun mulu deh dari tadi. Ada masalah apa?"
"Gak ada masalah apa-apa kok, gue cuma.. cuma lagi mikir aja, si Jordan gak ikut latihan alasannya apa," jawabnya dengan berbagai alasan.
Gloria malah tersenyum smirk, "gue tau kok, lo bohong kan? Coba sini, cerita deh. Sungkan banget kayaknya mau cerita sama kita."
"Beneran ih.. gak ada apa-apa kok," jawabnya yang masih saja bohong.
"Mel Mel, gue tau kok. Mau gue omongin sekarang?" tanya Gloria, sedangkan Fadia malah celingak celinguk karena bingung.
"Gue bakalan cerita sama kalian, tapi nunggu waktu yang tepat. Percaya," ucapnya meyakinkan Gloria.
Dengan terpaksa, Gloria akhirnya menganggukkan kepalanya.
"Gue iya iya aja deh, gak ngerti soalnya," timpal Fadia yang membuat Melati dan Gloria tertawa.
Mereka bertiga akhirnya pergi ke GOR untuk mengikuti eskul. Melati yang masih duduk dipinggir lapangan, tiba-tiba dihampiri oleh Jonatan.
"Kok belum pemanasan Mel?" tanyanya seraya menyimpan tas raket miliknya.
"Nanti aja, coachnya juga belum datang," jawab Melati.
"Tapi, si Glo udah pemanasan. Mana partner lo?" tanyanya lagi.
"Partner gue kan lagi masa pemulihan. Kalo partner yang baru, gak tau kemana dah," jawabnya.
"Oh.. yaudah, gue tinggal dulu ya," ucap Jonatan yang langsung diberi senyuman oleh Melati.
Dua jam sudah Melati mengikuti eskul badminton. Dia pun bergegas membereskan bawaannya.
Prittt....
Suara peluit milik Coach Ricky pun berbunyi, anak-anak didiknya langsung berkumpul."Seperti yang kita ketahui, bahwa penerimaan anggota baru sudah terlaksana. Maka, regenerasi akan dimulai setelah berakhirnya Turnamen Gubernur Cup bulan depan. Saya minta untuk kepengurusannya juga lebih diperhatikan lagi," ucap Coach Ricky.
"Oh ya," Coach Flandy menambahkan, "yang punya niatan untuk menjadi ketua umum, bendahara, dan sekretaris, mohon dipersiapkan dengan matang. Okay?"
"Baik, saya kira cukup sekian untuk informasi hari ini. Silahkan untuk pulang ke rumahnya masing-masing, jaga kesehatan, semoga Rabu depan kita masih bisa bertemu, sekian," ucap Coach Ricky.
Saat keluar dari GOR, Melati diajak oleh Anthony untuk pulang bareng. Tetapi dia menolaknya, dan dia meminta Anthony untuk mengunjunginya esok hari.
---
Keesokan harinya, Anthony benar-benar menepati janjinya. Dia datang ke rumah Tante Lily.
"Hah? Apa nih? Gempa? Astaga," ucapnya seraya hendak berlari dari kamar.
"HAHAHAHA.." Anthony tertawa kencang saat melihat raut wajah Melati yang panik.
"Ih.. jail banget deh, kesel," ucapnya dengan bibir ditekuk.
"Ikut skuy?" ucap Anthony seraya mengikuti Melati untuk duduk di ranjang tidur.
"Kemana?" tanyanya.
"Kak Kevin ngajak ziarah ke makamnya Mentari, ayok lah ikut aja."
"Yaudah iya, gue siap-siap dulu. Lo tunggu diluar. Sana," jawab Melati seraya mendorong tubuh Anthony untuk keluar dari kamarnya.
Setelah bersiap-siap, Melati turun dari lantai kamarnya. Tidak lupa dia memakai kacamata hitam miliknya.
"Widih, cantiknya. Anak siapa sih ini," ucap papa nya Melati.
"Anaknya Babah Ahsan dong. Meli pamit ya bah, mau ziarah dulu," ucapnya seraya mencium tangan kedua orang tuanya.
"Mari om, tante," ucap Kevin dan Anthony.
Selama diperjalanan, Melati dan Anthony terus ribut mengenai bunga apa yang hendak dibeli.
"ASTAGA, KALIAN INI BERISIK BANGET. YAUDAH, BELI AJA DUA-DUANYA. REPOT." Jika Kevin sudah berbicara dengan nada tinggi, maka tidak ada yang berani untuk melawannya.
Setelah tiba di toko bunga depan pemakaman, Anthony mendengar bisikan sepupunya itu, "udahlah beli bunga aster aja." Tetapi, Anthony malah menyuruh membeli bunga yang disebutkan oleh Melati.
Kevin yang mendengar itu langsung berdecak kesal, "tadi ribut ngurus bunga inilah, bunga itulah. Giliran diizinin dua-duanya, malah adu mulut lagi."
"Bunga aster aja kak."
"Bunga lily kak."
"Astaga.." ucap Kevin yang mendengar jawaban adek-adeknya, "udahlah mbak, dua-duanya aja deh. Kayak orang gak punya duit aja."
"Setokonya aja sekalian," ucap Anthony dengan nada pelan.
"Kenapa? Toko bunganya mau dibeli juga?" ucap Kevin seraya melihat wajah adeknya.
"Mentang-mentang banyak duit lo," jawab Anthony.
"Gak usah dibeli kak toko nya mah, nanti aja beli makanan ya. Di taman yang biasa itu loh," timpal Melati seraya memperlihatkan gigi gingsulnya.
"Makanan mulu yang dipikirin."
"Yee.. iri mulu lo liver," jawab Melati seraya meninju pelan lengan sepupunya itu.
Kevin yang mendengar perdebatan itu pun langsung meninggalkan keduanya seraya memegang dua bunga dan kresek bunga.
Setibanya di tempat Mentari, Anthony dan Melati langsung menabur bunga yang baru saja mereka beli.
"Tari.. si Onik kenapa nyebelin mulu ya?" Curhatnya seraya mengusap nisan sepupunya itu, "bisa gak tukeran aja, biar Onik yang gantiin lo."
"ANJIR LO YA, AMIT AMIT."
"Bunda kan suka beliin bunga lily ya? Lah, si Onik malah pengen beli bunga.. apa tuh namanya?" ucap Melati seraya memikirkan jawaban.
"Terserah gue dong. Bunga aster tuh, hadiah dari gue oncom," jawab Anthony, sedangkan Melati hanya menggodanya saja.
Kevin memijat pelipisnya, "liat Tar, kakak pusing dengerin keributannya mereka. Hal sepele pun diributin, gak cape apa ya mereka berantem mulu?"
Anthony dan Melati langsung bertatap-tatapan. Pasalnya, baru kali ini mereka mendengar seorang Kevin curhat pada adiknya yang sudah lama meninggal.
To Be Continue.
Noted:
Heyoo guys☺️ gimana nih kabarnya? Udah pada mulai masuk sekolah dan kerja ya? Semangat semuanya🥰
Vote sama commentnya nya ditunggu nih, jangan lupa. Wkwk. Oh iya, maaf ya kalo pusing dari sudut pandangnya. Kalian juga boleh kok ngasih saran, aku tunggu loh🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
KEPINGAN MIMPI [revisi] // on going
Losowe[MAMPIR KUY PRAMEL STAN🤗 cerita halu] ".. Mimpi itu datang lagi" Menjelang ulang tahun yang ke 17, Melati Olivia Atmaja sering didatangi mimpi yang aneh. Bahkan saat terbangun dari mimpinya, dia merasa tubuhnya itu begitu lemas dan juga berkeringat...