18

170 24 6
                                    

Melati melihat banyak sandal di rumah orang tuanya Kevin, termasuk melihat teman-temannya Kevin dan juga Anthony.

"Aduh.. cucu nenda yang ini kemana aja sih? Udah lama gak main ke rumah."

"Hehe, maaf nenda. Meli lagi sibuk latihan buat turnamen bulan depan. Doain ya, semoga bisa bawa pialanya lagi," jawab Melati.

"Hilih, bohong dia mah," timpal Anthony, "sibuk ngurusin crush nya."

"Dih.. siapa coba yang punya... Bohong, gak usah percaya sama Onik," jawab Melati seraya memeletkan lidahnya.

Neneknya hanya bisa tertawa melihat kedua cucunya ini yang sedang adu mulut, karena sudah terbiasa juga.

"Udah kayak Kevin sama Juki, iya gak sih? Hahaha," ucap Ribka yang diikuti tertawaan Aya.

Setelah acara kecil-kecilan ini selesai, teman-teman Anthony pun berpamitan. "Mel, balik duluan ya."

"Oh iya iya, hati-hati guys.." Melati pun kembali sibuk dengan ponselnya, dia berharap ada notifikasi pesan masuk dari Jordan.

Ih, ngapain juga gue nungguin chat dia? Pokoknya awas aja ya, kalo sampe dia minta anterin lagi, gak akan gue iyain. Meskipun sampe mohon-mohon, gak akan pokoknya...

"Perkembangan sama Yere gimana?" bisik Anthony tiba-tiba.

"Belum ada perkembangan lagi Nik, soalnya Yere sama Gischa baru aja putus," jawab Melati seraya menutup ponselnya.

"Ya bagus dong. Itu semakin gampang loh, buat dapetin informasi dia," ucap Anthony.

"Iya, emang bagus. Tapi.." ucapnya yang kemudian menarik nafas panjang, "..ada sedikit kendala."

Anthony menaikkan alisnya. "Gue gak mau dicap sebagai perebut pacar orang, Nik. Masa iya, Yere abis putus tiba-tiba langsung gue deketin gitu aja. Kan nanti orang-orang anggap gue nya gimana gitu. Apalagi, ada orang yang bilang, kalo putusnya mereka tuh gara-gara gue berduaan sama Yere."

"Siapa yang bilang gitu?" tanya Anthony.

"Kayaknya orang yang liat gue di UKS berduaan deh," jawab Melati, "dah ah, gue mau balik dulu. Bye."

Melati pun menghampiri kedua orang tuanya, untuk pulang terlebih dahulu.

"Yaudah, hati-hati kak. Mami kayaknya pulang agak maleman, nanti kunci aja pintunya langsung. Okay?"

"Iya bos, siap," jawab Melati seraya mencium tangan kedua orang tuanya dan juga yang lainnya.

Saat keluar dari rumah bunda, Melati kaget, ternyata masih ada teman-teman kakak sepupunya itu.

"Eh, mau kemana nih?" tanya Ribka.

"Mau pulang," jawabnya.

"Ngapain cepet-cepet pulang? Sini gabung dulu," ajak Ribka pada Melati.

"Makasih kak, tapi.." Melati yang belum sempat menyelesaikan pembicaraannya, tiba-tiba saja tangannya ditarik oleh Aya yang posisinya paling dekat dengan Melati.

"Udah sini aja, ngobrol-ngobrol dulu lah. Sesama yang pernah sekolah di SMA Kartini," ucap Aya seraya tersenyum. Mau tidak mau, Melati pun menurutinya.

"Sekolah Kartini makin keren ya? Bangunannya udah kayak istana, mana pake cat putih lagi semuanya," ucapnya, Melati pun hanya tersenyum memperlihatkan gigi gingsulnya.

"Eh, WS yang ikut turnamen bulan depan siapa? Katanya, semenjak si Aya lulus, gak ada penerusnya ya?" Sekarang giliran Shi Yuqi yang bertanya.

"Ya.. bisa dikatakan kayak gitu lah bang," jawab Melati dengan hati-hati.

KEPINGAN MIMPI [revisi] // on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang