Rindu, komen-komen lucu kalian.
Tinggalin jejak dong.
Kalian tim mana?***
Dering panggilan dari Ella membuatnya tersadar, dia lupa belum memberitahu sekretaris bawelnya kalau akan datang telat ke kantor. Setelah mengantar Kendra, Erwin langsung membawa mobilnya menuju bengkel yang akan dilihatnya pagi itu.
"Kok gak bilang sih Paaak."
Tuhkan, suaranya yang melengking, membuat Erwin meringis dan menjauhkan ponselnya sejenak.
"Sorry, ada hal urgent tadi."
"Pasti urusan perempuan."
Erwin tertawa, "Sok tahu."
"Iya juga sih, kan Bos satu ini bujangan, mana punya gebetan."
"Asem!"
Erwin tertawa. Hanya Ella, karyawan yang berani ngomong seenaknya seperti itu, mentang-mentang kawan lama.
"Kalau gak bisa digeser, zoom meet saja ya, teknologi sudah canggih. Habis ini saya prepare dari sini."
Terdengar helaan napas yang panjang.
"Oke, lima belas menit lagi ready ya, biar yang di sini, disiapkan dulu sama anak-anak."
"Thank you Ella."
"Kamu punya hutang cerita."
"Soal?"
"Belum pernah kamu terlambat kayak gini, gak ngasih kabar pula, beneran urusan cewek kan?"
Erwin tergelak, memang urusan cewek, masalahnya, cewek itu bukan siapa-siapa dalam hidupnya. Bukan seseorang yang boleh diperjuangkan juga. Seseorang yang berada dalam area garis kuning dan tidak boleh dilewati.
"15 menit lagi saya tunggu." Erwin merubah suaranya lebih formal, menyudahi introgasi dari temannya yang suka kepo.
Papa Kendra melihatnya kembali masuk bengkel, setelah menerima panggilan, memasukkan ponselnya ke dalam saku celana.
"Telpon dari kantor Mas?"
"Iya Om."
Papa Kendra melihat jam dinding, sudah jam sepuluh pagi, "Mas Erwin gak ke Surabaya saja ta? Sudah terlambat banget lho ke kantornya."
"Santai Om, masa owner harus ngantor tiap hari, enggak kan?"
Papa Kendra tertawa, suka dengan kesongongan tapi tak terlihat sombong dari pemuda di depannya.
"Bener-bener."
"Tapi lima belas menit lagi saya tinggal ya, saya pinjam ruangan Om untuk zoom meet."
"Zoom meet?" dahi Pria paruh baya di depannha mengernyit, baru pertama kali ini mendengar istilah aneh, "apa itu?"
"Zoom meet itu, meeting secara virtual om, pakai aplikasi. Saya di sini, bisa sambil meeting, berhadapan wajah dengan tim yang ada di kantor. Mengendalikan pekerjaan jarak jauh."
Wajah Papa Kendra berubah antusias, "nanti ajarin ya, Om mau coba rapat sama anak-anak bengkel, dari rumah. Mengendalikan jarak jauh."
Erwin mengerjap, tapi kemudian tersenyum lebar.
"Siap Om, tapi gak gratis."
"Bayar berapa?"
"Cariin calon Istri."
Papa Kendra tertawa, "Kalau Kendra punya Kakak, mau saya ambil mantu sendiri saja."
"Kendra gak punya kembaran?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet [Terbit)
RomanceKendra Audrya, mahasiswi Hukum semester akhir yang jatuh cinta pada sepupu tunangannya. Pria yang memiliki selisih usia 11 tahun itu bernama Erwin, si arsitek senior sekaligus mantan buaya yang tobat karena selamat dari kecelakaan maut. Kendra tetap...