16

17.8K 2.3K 123
                                    

"Kalian gila!" 

"Iya, aku gila Siiil." 

Kendra tak tahan untuk tidak cerita pada Sisil begitu sampai rumah. Teriakan histeris Sisil mengikuti jeritan Kendra yang frustasi. 

"Selesaikan urusan dengan Mas Erik, setelah itu kamu bebas mau menclok ke Mas Erwin!" 

"Gak semudah itu Inem!"

"Iya sih."

Keduanya lantas menghela napas bersamaan. Kendra merebahkan badannya, menatap langit-langit kamar.

"Boleh ge er gak sih? Sikap Mas Erwin bikin baper." 

"Dia single Ken, Pria dewasa, kita ini masih piyik, hati-hati sajalah." 

"Bukannya kamu lebih suka kalau aku sama dia?" 

"Iya emang, kayaknya dia lebih baik daripada Mas Erik, tapi kan… penilaianku subyektif, kadang yang tampak baik pun belum tentu baik." 

"Yah Sil." 

Decakan kecewa itu membuat Sisil tertawa, "kamu gak pengen kepo media sosialnya? Siapa tahu…, kamu bisa mengenal lebih jauh Mas Erwin dari media sosialnya." 

"Takut…." 

"Laaah, piye to? " Sisil terbahak. "Takut cemburu liat cewek-cewek di sekitarnya? Lu capa?" 

Kendra tergelak dengan nyinyiran itu. Iya sih, emang dia siapa? 

"Jadi, tujuanmu kabur ke Kalimantan, untuk menghindari dua bersaudara itu gimana akhirnya?" ledekan itu membuat Kendra kembali tertawa miris.

"Gila aku." 

"Alhamdulillah sadar." 

Keduanya terbahak. 

"Jangan lama-lama ngasih keputusan ke Mas Erik, lebih cepat lebih baik, entah nanti kamu sama Mas Erwin atau enggak, setidaknya setelah putus, kamu lebih bisa bebas memiliki rasa itu. Hindari Mas Erwin dulu, biar proses putusnya damai." 

Kendra meringis, meski sahabatnya tentu takkan bisa melihat. 

"Fotonya jadi kamu kirim?" 

"Ya belumlah, deg-deg an aku, kalau di guna-guna gimana?" 

"Halah, dia gak usah guna-guna, kamunya datang sendiri." 

"Asem!" 

Sisil terbahak, puas meledek. 

"Tapi hati-hati juga sih." 

"Iya, aku hati-hati." 

"Bukan gitu, anu… mereka udah berumur kan?"

"Iya, seumuran, gak tahu tua yang mana, kayaknya sepantaran." 

"Bukannya apa, om-om jaman sekarang, apalagi duit ada, tampang juga punya, gampang dapet cewek Ken, meskipun lagi single, bukan berarti gak ada cewek." 

"Maksudnya gimana tuh?" Kendra tak paham. 

"Aduh Ken, udah gede masa gak paham!" 

"Sumpah gak!" 

"Emang selama pacaran sama Mas Erik, kamu gak diapa-apain?" 

"Eh, kurang ajar, omongannya, di apain gimana?" 

Sisil tergelak, nada suara Kendra sewot. 

"Dicium, diajak bobok bareng." 

"Sisil!!!!" 

Bentakan itu membuat Sisil terbahak-bahak. Dia tahu, sahabatnya kuper dan polos, jangankan dicium, Erik pegang pinggangnya saja, dia sudah geli dan menolak. Hanya boleh sebatas pegangan tangan. Sisil tahu, karena pernah melihat dengan mata kepala sendiri. 

Bittersweet [Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang