19

17.9K 2.6K 576
                                    

"Sayangkuuuuu, kenapa jam segini baru daaaa...." suara melengking itu tiba-tiba berhenti, menatap kikuk seseorang di belakang Erwin, "tang...," lanjutnya pelan. Matanya menatap tak percaya, Bosnya muncul dengan seorang wanita muda. Jangankan dia, karyawan lainnya pun sama. Tumben- tumbenan, nemu di mana?

Jika waktu itu Kendra datang saat jam makan siang, dan kantor sepi, hanya ada resepsionis saja, kali ini dia datang saat masih jam kerja. Semua karyawan komplit masuk, termasuk OB.

"Eh, siapa?" tanyanya pelan. Mewakili tatapan tanya teman-temannya.

Kendra tersenyum, mengangkat tangan, hendak menyapa.

"Oh." Erwin menoleh, tersenyum manis. "Ayo, semua, menyapa calon Nyonya Bos kita."

"Eh?" Kendra menoleh kaget.

"Nyonya Bos?" semua saling berpandangan.

"Gimana-gimana Pak?" Seseorang bertanya bingung, "Pak Erwin menjual Mediterach ke Mbak ini?"

"Bukan... bukan..." Jari telunjuk Erwin bergerak ke kanan kekiri. "Istri Bos namanya siapa?"

"Nyonya Bos." Karyawannya menjawab serempak.

Erwin menjentikkan jari, lalu berjalan meninggalkan keheningan termasuk Kendra yang melongo. Lelucon apalagi ini?

"Mbujuuuuuuk." (bohoong)

Seketika penghuni kantor tertawa terbahak-bahak. Kompak tak percaya.

"Bos Erwin halu ah, kelamaan jomlo, pasti sepupunya ya? Atau ponakan? Adik maybe?"

Kendra benar-benar tak habis pikir. Kantor apa sih ini? Gini amat sambutannya. Perlu ya? Identitasnya diperjelas?

Sementara itu, sang tokoh utama justru terlihat santai saja masuk ruangan, hanya menyunggingkan senyum tipis. Seolah puas, kedatangannya membuat heboh penghuni kantor, yang semula tegang di depan komputer masing-masing.

Kendra geleng-geleng kepala. Semakin kesini, ternyata semakin dia tahu se sinting ini Erwin.

"Beneran keponakan?" Sang sekretaris bertanya tak percaya pada Kendra, "dia kan anak tunggal. Oh ya lupa, saya Ella, anak-anak di sini manggilnya Mama Lala, sekretarisnya Bos Erwin." buru-buru dia memperkenalkan diri.

Kendra menyambut dengan senang hati, akhirnya ketemu juga.

"Kendra."

Kendra? Ella mengulang nama itu dalam hati. Dejavu, seakan pernah mendengar, tapi dimana, dia lupa.

"Calon Istri Bos Mediterach."

Laaaah!

Erwin di dalam ruangannya menahan tawa. Bisa aja gadis ini ikutan mengibuli karyawannya. Seisi kantor heboh kembali, Kendra melenggang masuk ruangan dan menutup pintu itu. Meninggalkan mereka yang masih tak percaya.

"Heboh tuh."

"Biarin." Erwin mulai membuka-buka berkas yang ada di mejanya. "Kamu juga, pinter amat ikutan ngibul."

"Yaaaa kasihan aja, masa bos besar yang katanya arsitek kaki lima kena mental."

Erwin tertawa, membiarkan Kendra duduk di sofa depan meja kerjanya.

"Bentar ya, saya perlu cek berkas ini, terus kita pergi."

"Oke, santai saja, Nyonya Bos akan menunggu dengan sabar." gayanya sudah seperti Nyonya Bos betulan. Duduk bersilang kaki dengan anggun. Macam syahrini, membuat Pria di depannya tergelak.

Kendra juga heran, bisa-bisanya dia mengikuti cara humor Pria ini yang kadangkala tak dipahaminya. Bukankah yang barusan benar-benar penipuan?

"Karyawan Mas Erwin, memangnya gak tahu kalau sudah ada Kakak Medina?" tanyanya kepo.

Bittersweet [Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang