31

18.6K 2.4K 239
                                    

Wow!

Kendra rasanya tak percaya, seperti mimpi. Menghadiri pernikahan salah satu crazy rich Surabaya. Sejak kakinya menginjak lobi hotel bintang lima tempat acara berlangsung, matanya dibuat berbinar. Dari masuk saja protokolnya profesional sekali. Tidak bisa masuk tanpa menunjukkan undangan sebesar kartu ATM berlapis emas. Gileeee. 

Dibilang katrok, memang iya. Paling banter, dia menghadiri kondangan di hotel, kelasnya bintang tiga, itupun… standar khas resepsi pada umumnya. Kalau yang ini…udah kayak resepsinya artis. 

Erwin beberapa kali harus menggamit lengannya supaya tak tertinggal. Kendra mengamati foto-foto prewedding sang mempelai yang ada di lobi, Sangat serasi, dua wajah oriental. Seperti couple film drama korea yang sering dia tonton. 

Cantik banget. 

Rasanya, Kendra harus berterima kasih kembali pada Ella, yang hari ini menjadi Ibu Peri, dan membuatnya merasa layak datang dengan dandanan yang elegan. 

Kemarin malam, rasanya panik sekali, ketika Erwin benar-benar akan mengajaknya menghadiri pernikahan sang mantan, sementara…, dia belum pernah menghadiri resepsi dari golongan old money. Bukan orang kaya baru, tapi orang yang benar-benar golongan Sultan dengan harta yang jelas melimpah.

Erwin bilang enggak perlu panik, dia sudah minta tolong Ella, dan segalanya memang berjalan sesuai rencana. Karena resepsi diadakan siang hari, maka Kendra punya banyak waktu sejak pagi bersama Ella.  Menghabiskan uang pria itu untuk bersolek, dan mencari gaun yang tepat, sementara Erwin menunggu di apartemen, dan akan menjemput jika semua sudah selesai.

Diliriknya Erwin yang memakai setelan jas formal, terlihat gagah dan pas sekali dengan tubuhnya. Rasanya Kendra puas, penampilannya tidak buruk untuk mendampingi pria ini. 

"Jangan ngowoh aja, senyum angkuh, angkat dagu," bisikan Ella yang berjalan di belakangnya, membuatnya berjengit kaget. Erwin hanya menahan tawa, menyadari bahwa reaksi Kendra adalah wajar, untuk pertama kali berada di atmosfer yang berbeda. 

Kendra menoleh sambil terus berjalan.

"Maklum Bu, biasanya ke teropan." 

Ella cekikikan, di sisinya sang suami berjalan dengan menggendong si kecil yang cantik dengan dress tutu dan tertawa melihatnya. 

Kendra kembali melihat ke depan. Berjalan anggun dengan senyum yang merekah.

"Aku cakep kan? Gak bikin malu di depan mantan kamu kan?" bisiknya pelan. 

Erwin menahan tawa, "gak, kamu bikin aku gemetaran." 

"Ketemprus." 

Mau tak mau Erwin tertawa. 

"Kenapa gak bilang, kalau mantan kamu, anak Bos kamu sendiri Mas?" 

"Kamu gak nanyak." 

Kendra manyun. Akhirnya dia tahu, kisah cinta Katrin, putri pemilik perusahaan properti yang sugeh itu, dengan salah satu karyawan bapaknya. Ella yang keceplosan. Itulah kenapa, si sekretaris hebring Itu totalitas sekali melakukan tugasnya. Menjadikannya layak berada di sini, bersama pria ini. Meskipun, saat Kendra kepo lebih jauh, dia memilih mengalihkan dengan yang lain. Cari aman.

Mereka sampai di depan ballroom utama. Jantung Kendra berdetak halus. Melihat sambutan hangat panitia yang menggunakan seragam berkelas ketika mereka datang. Para pria memakai setelan jas abu-abu emas, dan yang wanita memakai kebaya modern dengan brokat  yang cantik. 

Gilaaaa, panitianya aja cetar gini. Jerit Kendra dalam hati, melepaskan tangannya dari lengan Erwin. Pria itu kembali mengeluarkan kartu undangan sebesar ATM, dari saku jaz yang ada di dada, menempelkannya pada barcode yang tertera di layar.

Bittersweet [Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang