26.

19.1K 2.7K 284
                                    

"Mimpi basah diaaaa." Sisil terbahak di seberang sana. Jawaban yang membuat Kendra terbelalak dan merona.

"Mimpi basah yang anu-anu itu kan? Bukan mimpi banjir atau kejebur?" tanyanya memastikan, dengan suara pelan agar tidak kedengaran sampai luar kamar. Malam itu juga, dia cerita semua pada Sisil, via telepon.

"Ho oh, yang itu, yang nganu-nganu, waduh kamu sudah gak perawan Ken." tawa Sisil kembali meledak, membuat Kendra geram.

"Suaramu itu lho, kalau kedengeran Papa Mama kamu bisa salah paham."

Sisil kembali cekikikan, "terus soal Iren gimana?Sialan, kamu jomlo bentar amat, baru juga putus, udah gandeng cowok kece lagi, gak setia kawan."

"Soal Iren, aku akan menemui dia besok, barangkali bisa dapat informasi dimana Erik, dan bisa tahu kejadian sebenarnya seperti apa, soal Mas Erwin.... kami baru fase perkenalan Sil, aku belum tahu seperti apa dia dan kehidupannya."

"Ya... intinya sih, tiap orang pasti punya masa lalu, kalau kamu yakin sama dia, kamu harus percaya, termasuk juga percaya kalau dia beda sama Mas Erik, dan enggak ada wanita lain di hatinya."

Kendra mendesah. Untuk yang satu itu, dia masih belum bisa yakin sepenuhnya. Mengingat bagaimana track record Erwin di masa lalu, dan kehidupan dia saat ini.

Kendra tak yakin, pria seperi Erwin, yang mandiri secara finansial dan memiliki aura memikat, bisa lepas dari perempuan. Sekuat apa iman pria itu?Nyatanya, dia sudah berani mimpi basah kuyub dengan dirinya.

Tiba-tiba saja Kendra bergidik geli. Otaknya mendadak membayangkan seperti apa mimpi itu, dan sesuatu yang menggelikan tiba-tiba saja dirasakannya, menimbulkan sensasi desiran dan jantung yang berdegup.

Astagfirullah. Setaaan!

Dengan cepat, Kendra memukul pipinya sendiri, menyadarkan diri.

"Ken!" panggilan itu menyadarkannya kembali, "kok diem? Ngelamun?"

"Enggak!!!"

"Kok nge gas? Kamu bayangin di anu-anu Mas Erwin?" Tawa Sisil meledak lagi. "Otakmu tercemar."

"Ngomong apa sih?? Gilani tahu!"

Dan suaranya yang naik dua oktaf, hanya membuat Sisil makin semangat melakukan perundungan.

"Cepetan nikah aja sih, mimpi dia udah main basah-basahan gitu, kamu juga naksir berat sama dia, bahaya kalau berduaan. Bisa-bisa kejadian beneran."

"Naudzubillah Siiiil, jangan sampe doang ah, seneng kamu, kalau ada temen terjerumus???"

"Ya iyalaaah, pengen tahu aja kamu diusir dari rumah kayak apa."

"Kampret!!!"

Sisil terbahak, merasa puas mengerjai sahabatnya.

"Tapi dipikir-pikir, sumpah deg-degan banget emang Sil, engak nyangka aja, kalau dia punya rasa yang sama, duh sumpah deh, rasanya bakal malu banget kalau ketemu lagi. Kemarin-kemarin masih bisa terkendali, setelah dia nembak, aku gak tahu lagi deh, musti tingkah kayak apa kalau ketemu. "

"Gak usah bikin aku iri, belom pernah ngerasain ditabok orang cantik, kamu?"

Ganti Kendra yang terbahak, senang mendengar sahabatnya sewot.

"itu yang namanya Benu-Benu, udah ada yang punya belom Ken? Kalau belom, maulah aku dikenalin, udah tobat juga kan? Seumuran sama Mas Erwin?agak tua sih, tapi gak papa, pasangan lebih tua, kayaknya asyik."

Kendra lagi-lagi terbahak, lantas sampai malam mereka mengobrol banyak hal, sampai tertidur dengan ponsel yang berkedip, lalu mati daya.

***

Bittersweet [Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang