10.

18.2K 2.5K 118
                                    

Ramaikan!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ramaikan!!!

***
"Alasannya Siiil." Kendra memukul kaki Sisil yang ada di dekatnya fengan gemas. Sisil terkikik, bangun dan menatap sahabatnya dengan serius. 

"Kamu gak curiga sama perempuan bernama Iren itu?" 

"Agak, tapi media sosialnya baik-baik saja, gak ada indikasi punya hubungan spesial sama Mas Erik." 

"Kalian berteman di IG dan FB kan?" 

Kendra mengangguk. 

"Gak nyoba cari akun twitternya? Biasanya, mereka yang suka posting di medsos, gak bisa menutupi perasaannya Ken, pasti di posting juga, entah pake akun fake, atau di privat."

Kendra mengerutkan dahi. Dia memang tidak berpikir sampai ke sana. Dengan cepat dia meraih ponsel di atas nakas. Mengetikan nama. Sisil ikut menunggu hasilnya. 

"Eh, gampang banget ternyata, ada namanya, ini kan foto profil dia, sama kayak foto profil di FB dan IG." Kendra girang sendiri, ketika menemukan akun yang dicari. 

Dahinya kembali mengernyit, ketika membaca cuitan-cuitan yang ada di sana, cuitan-cuitan yang menjurus, tapi tidak tahu ditujukan pada siapa. 

"Hari yang menyenangkan bersamamu, ada tanda hati warna merah, makan malam romantis yang menyenangkan, lagi-lagi tanda hati warna merah, pertama kalinya pergi bersamamu, tanda hati lagi." Sisil yang membaca, dengan ekspresi curiga macam dia yang punya pasangan. 

Kendra mendorong keningnya supaya lebih menjauh dari wajahnya. 

"Aku juga bisa baca Sil," protesnya. Sisil terkikik. "Gak ada inisial buat siapa status ini, bentar, aku cek pertemanan." 

"Hati-hati jempolmu kepleset." 

"Iya beres." 

Baru juga Kendra membuka pertemanan dan mencari nama Erik, tiba-tiba saja ponselnya berdering. Nama Pria itu muncul di layar. Saking kagetnya, nyaris saja ponsel itu lepas dari tangannya.

"Buset, panjang umur orang ini!" celetuk Sisil.

Kendra meletakkan jari telunjuknya supaya tidak berisik. Gadis di depannya menggerakkan jarinya di depan mulut, membuat kode mengunci. 

"Ya Mas?" 

"Ya ampun Ken, kemana aja sih? WA sama teleponku gak dibalas!"  

Kendra menatap Sisil, yang ditatap memilih merebahkan badan lagi, sambil sibuk bermain ponsel. Nada suara di seberang sana terdengar kesal.

"Lagi capek aja, jadi males buka hape." sedikit berbohong, dia malas berdebat atau memikirkan alasan yang pas. 

"Kemarin kenapa pulang malam? Macet di jalan? Harusnya paling lama maghrib sampai rumah kan? Kok Mama kamu bilang jam sembilanan baru sampai rumah, habis dari mana?" 

Bittersweet [Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang