Prolog

466 62 42
                                    

"Cie, calon ibu guru."

Gista melempar senyum indahnya pada sang abang—Arsa.

Menjadi seorang guru adalah cita-citanya sejak ia kecil. Apalagi berhubungan mengkaji tentang prilaku manusia.

"Nanti panggilnya gak adek lagi, 'kan?" tanya Gista. "Manggilnya ibu guru cantik," sambungnya dengan senyum yang masih terpampang.

Seisi rumah tertawa karena si bungsu kembali menyombongkan dirinya. Apalagi dia mendapat tawaran saat baru saja menyelesaikan kuliahnya. Berbeda dengan sang kakak yang harus menunggu satu tahun.

"Sombong banget, Dek. Kalau gak gara-gara om, bakal jadi pengangguran juga," timpal Raisa.

Gista meledek Raisa dengan tatapan menyebalkan, dan beralih menatap Farzan karena rambutnya diusap oleh sang ayah.

"Tanggung jawab guru itu besar, Dek. Kalau kamu ikhlas dan yang kamu lakuin itu baik. Percaya sama Papa, amal kamu bakal numpuk."

Wanita itu tak henti tersenyum. Hatinya tengah berbunga-bunga, karena besok hari pertamanya akan mengajar disebuah SMA yang ada di kotanya.

Tidak peduli dengan masa lalu yang membagongkan. Ditinggal berkali-kali dan terakhir tanpa alasan. Padahal ia tidak buruk pun. Pintar? Jangan ditanya, semua anak Farzan selalu meraih prestasi yang bagus.

"Gak perlu alasan, Nak. Karena pacaran itu gak baik dan kamu terlalu baik, mangkanya Allah gak izinin kamu pacaran. Tuh buktinya, gak ada yang langgeng 'kan? Kalau jodoh gak bakal kemana."

Begitulah Prima menguatkan anaknya, jika ia mengeluh masalah pasangannya. Yang langsung diacungi jempol oleh Farzan.

"Gak ada untungnya pacaran. Lihat papamu, pacaran hampir sepuluh tahun sama mantannya, eh malah nikahin Mama."

Satu rumah melepaskan tawanya, karena kisah masa lalu sang papa yang lebih membagongkan.

Gista melihat satu persatu bagian dari keluarga. Lihatlah, mereka pun ikut berbahagia atas mimpi yang mampu dicapai olehnya

"Tunggu saja, aku akan membuat cerita indah di dalam kisahku untuk kalian banggakan," batin Gista.

**






"Cita-cita? Hal yang sering dianggap sepele

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cita-cita? Hal yang sering dianggap sepele. Halah, yang penting dapat kerja. Tapi tidak untukku, buktinya aku bisa mendapatkan pekerjaan yang kuimpikan."
-Gista-

Never Ending ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang