Malam ditemani dengan rinai hujan, suasana yang sempurna untuk memejamkan mata dan berkelana di alam mimpi. Namun, berbeda dengan Gista. Pikirannya masih tertuju kepada laki-laki yang bernama Cakra.
Padahal mereka baru bertemu satu kali setelah tahun yang terus berganti dan Cakra sudah berani mengunjungi papa dan mama Gista. Banyak pertanyaan yang ingin dilontarkan Gista pada laki-laki gila yang pernah ia kenal.
Nomor saja ia tidak punya, karena saat itu Gista menghapus semua tentang Cakra. Gista menggaruk kepala yang tidak gatal. Bingung apa yang harus ia lakukan. Kantuknya pun hilang saat sebuah pesan terlihat dari instagram-nya.
Entah kapan terakhir berhenti me-stalking akun itu. Padahal, berselancar di akun-nya atau sekedar untuk melihat story Cakra adalah kebiasaan yang sulit dihentikan. Hingga hari itu, saat ia tidak sanggup menahan sakit dan memilih untuk pergi.
Cakra.
Cakra Gariyan Danantya, nama yang aneh. Sama dengan si pemiliknya. Beberapa tahun lalu, tepat saat pertama Gista menginjak kaki di bangku perkuliahan dan bertemu dengan seorang senior. Saling bertukar kontak, dan merasakan kenyamanan.
Hubungan terus berlanjut, "Abang-Adik," begitulah mereka saat itu.
Namun, kebahagiaan tidak berpihak padanya. Ketika rasa menumpuk untuk Cakra, tetapi ia memutuskan memiliki kekasih."Dia yang ungkapin perasaannya lebih dulu, Dek. Gak enak kalau Abang tolak, lagi pula Abang gak punya pacar. Bolehlah dijalani aja," ucapnya saat itu.
Gista menahan rasanya, karena hubungan mereka masih baik-baik saja. Hingga Cakra mulai nyaman dengan pasangannya, sedangkan Gista semakin menaruh rasa.
Tiada hari tanpa ke-uwuan. Entah itu di depan gedung Fakultas Bahasa atau sekedar terlihat dalam story instagram. Ada rasa sesak dan Gista memutuskan mundur, mengenal laki-laki lain untuk melupakannya.
Namun, kisah cinta Gista tidak seberuntung Arabella—pasangan Cakra. Ara mendapatkan lelaki yang memperlakukannya seperti ratu. Berbeda dengan Gista. Ia malah mendapatkan laki-laki cuek, bahkan tak peduli dengannya.
Gista tidak tahan dengan hubungan sepihak, hingga memilih mengakhiri hubungannya. Dan ia kembali hadir, iya, dia Cakra. Laki-laki itu hadir disaat Gista membutuhkan seseorang. Namun, kedatangan Cakra hanya untuk mencari tempat sandaran sesaat, karena bertengkar dengan pacarnya. Semesta seakan mempermainkan hati Gista. Ia kembali menaruh rasa kepada Cakra disaat Ara memaafkan kekasihnya, dan hubungan mereka kembali seperti sedia kala.
Sesak?
Sudah jelas, Gista pun lelah. Ia pergi, dan berjanji tidak akan kembali dengan rasa untuk Cakra.
Berpindah hati itu tidak mudah, apalagi jika terus melihatnya. Untung saja banyaknya aktivitas di kampus, Gista bisa melupakan rasanya. Perasaan itu terkubur saat Gista diutus menjadi relawan dalam sosialisai penanggulangan wanita dan anak. Pergi ke daerah-daerah terpencil, memberi pelajaran dan bimbingan untuk wanita dan anak yang akhir-akhir ini kerap dilecehkan.
Tentang Cakra tidak ada lagi di dalam kepala. Gista sudah mulai mengikhlaskan, dan kembali menerima laki-laki lain.
Menjalin hubungan hampir dua tahun, tiba-tiba ditinggalkan begitu saja tanpa alasan disaat hari kelulusannya. Karena wanita yang lebih cantik, atau lebih baik? Mungkin saja.
Dan setelah ditinggalkan lagi, Cakra kembali menampakkan diri.Lalu mengajak menikah?
Hal gila yang tidak pernah terpikirkan.
**
Ckrgryn_
Minggu ada waktu untuk bertemu?
Gista mengedipkan mata beberapa kali, memastikan pesan itu dari Cakra atau bukan. Tanpa disadari, tangannya menggulir layar ponsel yang memperlihatkan riwayat pesan mereka beberapa tahun lalu. Bibirnya membentuk kurva melengkung saat mengingat kembali tentang Cakra saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Ending ✅
General FictionNever Ending Tentang Gista yang berhasil menggapai cita-citanya menjadi seorang guru. Namun, di waktu yang bersamaan seorang dari masa lalunya datang dan mengajak untuk menjalin hubungan yang serius. "Aku gak becanda, Ta. Kalau aku main-main, aku...