Memang berat melepas manusia berharga, tapi bagaimanapun semua yang ada di dunia ini hanya titipan Tuhan dan dia bisa kapan saja mengambilnya. Berhari-hari Cakra menghabiskan harinya berada di makam Gista, jika tidak dijemput oleh Adnan atau Melody maka dia tidak akan pulang.
Sebuah rasa penyesalan di dalm hidup Adnan, betapa Bodohnya ia bahkan tak memiliki kenangan yang indah dengan menantunya. Di samping itu, Laras pun merasa bersalah. Seharusnya, ia tak melambangkan Gista seperti sebatang bunga, karena bunga yang indah tak akan pernah bertahan lama.
Tidak ada yang baik-baik saja, butuh waktu lama untuk menerima semuanya. Cerita yang ditinggalkannya terlalu berkesan dan bahkan membekas.
Hari ini langit terlihat begitu cerah menyambut kesembuhan seorang siswa yang berniat mengakhiri hidupnya, walau bukan ini yang ia inginkan. Ia ingin menciptakan akhir cerita untuk dirinya, bukan menciptakan akhir cerita untuk orang lain.
Dani merasa bersalah. Karena dia, seseorang harus menggantikan akhir ceritanya dan ia akan terus menjalani cerita yang tak pernah ia inginkan. Namun, kali ini Dani tak akan berhenti menjalani hidupnya, karena Gista pasti akan kecewa di sana, ia tak ingin itu terjadi.
"Kau sangat pintar mengubah manusia, bahkan untuk mengubah saya yang mungkin tak bisa berubah pun, kau lakukan. Puaskah setelah meninggalkan rasa bersalah?" Dani tersenyum, lalu menyeka air mata yang entah kapan jatuh di pipinya.
Kisah tak akan pernah berakhir jika manusia belum lenyap di bumi ini. Semua akan tetap berjalan walau manusia pergi untuk selamanya.
Senyuman Gista terlihat di langit yang sangat cerah, tanpa disadari lima manusia yang berada di tempat yang berbeda meneteskan air mata pada langit yang sama.
"Kamu pernah nanya, jika pergi, posisi kamu akan terganti?" Cakra tersenyum dan menggelengkam kepala. "Aku percaya kamu akan terus di sisi, jadi untuk apa mengganti posisi," sambungnya di samping makam Gista.
Resta berdiri menatap laki-laki yang ada di tepi makam Gista. Baru saja sampai di bandara, ia langsung menuju tempat Gista, ada rasa sesal karena ia pergi tanpa ada kata pamit, terima kasih, dan maaf pada wanita yang begitu berharga, yang mengajarkan apa arti keberanian.
Sedangkan, Belva dan Ben, ia diasramakan oleh pihak sekolah di pusat rehabilitas sambil menunggu keluarga mereka diproses oleh pihak yang berwajib.
"Bu, terima kasih untuk semua, kami sekarang lebih bahagia," gumam Ben.
"Oh, iya. Kami gak tau kalau sekolah bisa biayain kami. Lucu, ya, kenapa dari dulu kmai tak pernah tau, sampaii rela menahan sakit supaya bisa bertahan hidup di bawah kemewahan," sambung Belva.
Terima kasih untuk cerita yang kau tinggalkan, yang akan menjadi sebuah sejarah. Mungkin tak akan tertulis di dalam buku sejarah siswa SMA, tapi kisah Gista tentu terekam jelas disetiap orang yang mengenalnya. Tujuan hidupnya tercapai, bekerja tanpa sia-sia dan memiliki kisah cinta yang sempurna.
Sekarang dia bisa tenang di sana.Terima kasih Ibu guru cantik, apakah nanti akan ada yang menggantikanmu? Tentu tidak, karena tidak akan ada orang yang sepertimu.
Selesai
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Ending ✅
General FictionNever Ending Tentang Gista yang berhasil menggapai cita-citanya menjadi seorang guru. Namun, di waktu yang bersamaan seorang dari masa lalunya datang dan mengajak untuk menjalin hubungan yang serius. "Aku gak becanda, Ta. Kalau aku main-main, aku...