Taehyung dengan segala cara berhasil menggeret Suga ke Daegu. yah, sebagai Hyung yang baik harus mau membantu sang adik, meski terpaksa. bukan karena apa apa tapi sungguh Suga sangat malas bertemu dengan rekan Taehyung disini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Taehyung dan Suga masuk ke sebuah rumah besar dengan gaya timur tengah. mereka masuk begitu saja dan langsung menuju ruang tengah, duduk di sofa mengistirahatkan fisik mereka.
"wah kalian sudah sampai??" ucap pemilik rumah dari arah tangga
"mata sudah melihat mulut masih bertanya" sarkas Suga
Taehyung hanya terkekeh, menatap remeh ke arah pemilik rumah.
"wah wah, kau tidak pernah berubah Min"
"memang aku ultramen??" sinis Suga
si pemilik rumah hanya terkekeh, memang sobatnya yang satu ini tidak pernah bisa di ajak basa basi. dirinya beranjak ke arah dapur menyiapkan apa yang menjadi suguhan mereka, bahkan sudah di siapkan jauh jauh hari.
suguhan berjejer rapi di atas meja lengkap dengan soda kaleng dingin, tak ketinggalan cemilan ringan.
"bagaimana Hyung??" ucap Taehyung menatap pemilik rumah
"terakhir dia berkunjung kemarin siang meninggalkan sebuah note, setelah aku cari tahu hanya terdapat tulisan 'KIM'." jelasnya
"apa maksudnya??" heran Taehyung
"haish, aku pikir kau detektif atau hacker handal Jhope. tapi masalah ini saja belum selesai, masih butuh berapa abad lagi??" ledek Suga
"hhhhh iya ya, aku sendiri bingung. aku yang bodoh atau dia yang terlalu pintar??" jawab pemilik rumah alias Jhope
"keduanya benar" imbuh Suga
Taehyung tak habis pikir, mereka selalu seperti ini jika bertemu. ponsel di sakunya berdering tanda panggilan masuk, nomor tak di kenal namun Taehyung tetap mengangkatnya.
"siapa??"
"Kim Taehyung. aku tahu masalahmu, kau mencari pembunuh keluargamu kan??"
Taehyung heran, siapa gerangan di seberang sana tepat sasaran akan masalah yang di hadapi. Suga dan Jhope pun menatap Taehyung mendengar suara si penelpon.
"bagaimana kau tahu??"
"hhhhh tentu tahu dan kau tidak perlu tahu. aku akan memberi tahu siapa pembunuhnya, tapi aku ada satu permintaan"
"katakan"
"pembunuh keluargamu adalah tuan Chou. dan untuk permintaanku adalah, hancurkan kehidupan anaknya"
Taehyung mengepalkan tangannya, bahkan meremat ponsel yang menempel di telinganya begitu mendengar siapa pembunuh ayah ibunya.
"siapa anaknya??"
"Chou Tzuyu. tapi sekarang mengubah marga menjadi park Tzuyu, adik angkat Park Jimin"
Taehyung terdiam sejenak, apakah ini kebetulan?? kenapa takdir seperti mempermainkan dirinya?? mencintai seorang gadis anak dari pembunuh ayah ibunya.
"aku rasa semuanya sudah jelas. ingat benar benar soal permintaanku, aku tak segan menghabisimu jika sampai Tzuyu masih baik baik saja"
"kau yakin??"
"aku akan terus memantau dari jauh, ingat itu Kim Taehyung"
panggilan terputus. Taehyung meletakkan ponselnya di atas meja, menatap kedua hyungnya.
"kalian dengar semuanya kan??"
"siapa dia?? bagaimana dia bisa tahu semuanya??" heran Suga
Jhope meraih laptopnya, jari jarinya sibuk bermain di atas keyboard sejenak mengabaikan tatapan dua orang di depannya.
butuh waktu hampir setengah jam, Jhope menghela nafas lega.
"ketemu. yang menghubungimu adalah Sehun. dari data yang di peroleh dia pernah satu sekolah dengan Tzuyu dan memiliki hubungan dekat. dan untuk data terbarunya dia masuk di kampus yang sama dengan Tzuyu. aku curiga dia bukan orang sembarangan, karena hanya data itu yang berhasil aku peroleh. bahkan aku tidak bisa menjebol data privasinya." jelas Jhope
"kenapa dia berbaik hati memberitahuku??" heran Taehyung
"bukankah sudah jelas?? dia menjadikanmu alat untuk merusak kehidupan Tzuyu." jawab Suga
Taehyung terdiam.
"aku tau kau brengsek Tae, tapi apa sanggup menghancurkan seorang gadis??" ucap Jhope pelan
"100% aku tak yakin. bukankah dia gadis yang akan kau dapatkan Tae??" celetuk Suga
Taehyung kembali terdiam.
"tapi dia keturunan pembunuh Hyung" ucap Taehyung pelan
"yang pembunuh ayahnya Tae. aku yakin Tzuyu tak ada sangkut pautnya" elak Jhope
"kau pikir baik baik dulu lah Tae. ini bukan perkara enteng, jangan sampai ada penyesalan" ucap Suga
Taehyung beranjak meninggalkan keduanya menuju ke sebuah kamar.
.
Jimin terlihat sibuk melayani setiap pelanggan yang masuk. salahnya mengijinkan Soobin cuti karena yakin Taehyung akan masuk hari ini.
akhirnya selesai juga tugasnya, baru saja dirinya hendak duduk tapi lonceng berbunyi tanda pintu di buka. Jimin menghela nafas lelah kembali berdiri, namun melihat siapa yang datang membuat senyumnya merekah.
"kak, aku minta uang dong."
senyum Jimin luntur seketika,
"kali ini buat apa??" ucapnya sedikit kesal
"buat ongkos ambil skripsi" jawabnya santai
Jimin melotot, apa apaan ini??
"yak Park Tzuyu. bagaimana sidang mu nanti jika skripsi tidak kau kerjakan sendiri??" omel Jimin
mendengar ucapan Jimin, Tzuyu meraih gelas yang ada di atas meja lalu membantingnya ke lantai. tidak hanya satu dua tapi gelas yang berada di atas meja hampir habis.
Jimin melotot, ingin marah tapi lebih memilih menahannya. tempramen Tzuyu sepertinya lebih buruk dari sebelumnya.
"TZUYU CUKUP!!!!"
bentakan Jimin berhasil membuat Tzuyu menghentikan aktifitasnya, menatap Jimin tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
"oke aku akan transfer uangnya, se-ka-rang" ucap Jimin lalu meraih ponselnya untuk mengirim uang ke rekening Tzuyu
Tzuyu masih belum mengeluarkan suaranya sampai Jimin selesai.
"lihat, sudah terkirim, oke?? dan aku rasa itu cukup untuk mengambil skripsimu" ucap Jimin memperlihatkan layar ponselnya kepada Tzuyu
tanpa mengeluarkan sepatah kata Tzuyu pergi begitu saja. Jimin menghela nafas gusar sembari mengusap rambutnya frustasi.
. . . . . akhirnya lanjut juga🤭🤭🤭 masih pada nungguin gak nih??
