14

398 36 0
                                    

Padahal resep masakan yang sedang ia tonton cukup sederhana untuk diikuti. Tapi semua malah terasa makin sulit saat Namjon bersikeras untuk ikut membantu. Bayangkan saja sedari tadi Namjoon belum bisa memotong dan mengiris satu wortel.

TAK
TAK
TAK

"Apa yang salah dengan pisau ini? Haruskah kita membeli yang baru? Kurasa ini rusak"

Harin meletakan tangannya diatas tangan Namjoon yang sedang memegang pisau. Membantunya menemukan titik kordinat yang tepat untuk memotong wortel itu. Menuntun tangan Namjoon yang masih kaku.

"Pisau bukan mesin yang bisa rusak. Kalaupun bermasalah, kau hanya perlu mengasahnya untuk tajam kembali. Lihat, bukan pisau yang bermasalah tapi kau, Joon"

Namjoon mendegus. Dia juga sedang berusaha. Tidak hanya diam dan menonton. Tolong hargai itu. Tidak mudah mengerjakan sesuatu diluar keahlian. Namjoon paling tidak suka itu. Dia hanya mau mengerjakan pekerjaan yang dikuasai. Lebih praktis dan hemat energi.

Namjoon sedikit bingung dengan perubahan Harin. Dia terlihat lebih pendiam dan pembawaannya begitu tenang. Namjoon jadi harus ekstra bertindak agar komunikasi mereka tetap terjalin.

"Cuci itu lalu masukkan ke panci berisi kuah. Hati-hati terciprat, karena kuahnya sangat panas"

"Awwwwh"

Astaga Kim Namjoon yang di dapur adalah sosok idiot.

Harin yang tadinya melanjutkan kegiatan potong-potong jamur, malah sibuk mengurus Namjoon. Dia menghisap telunjuk Namjoon yang memerah. Dia baru sadar apa yang dia lakukan saat Namjoon menatapnya dengan serius. Mereka bukan anak kecil lagi. Dengan gugup Harin menggiring Namjoon dan membasuh jari Namjoon di keran.

"Maaf"

"Untuk apa?" Namjoon malah menatapnya bingung.

Harin sudah berjanji pada dirinya. Kenapa sulit sekali menepati janjinya sendiri jika berkaitan dengan Kim Namjoon.

Harin menggeleng. Menggiring Namjoon untuk duduk tenang di depannya. Harin kembali memasak dalam diam. Padahal Harin pasti akan berteriak marah dan mengomeli Namjoon sepanjang hari. Tapi hari ini Namjoon melihat Harin berbeda.

....
Hoseok menemani Yoongi dengan seputung rokok di malam yang dingin. Mereka duduk tepat di depan toko klontong. Sebentar lagi musim gugur. Jadi pantas dinginnya sampai masuk ke tulang.

"Seok"

"Hmmmm"

Hoseok menikmati kepulan asap yang ia buat. Lalu menghancurkannya hingga hilang bersama angin.

"Harin, orang seperti apa?"

Hoseok menoleh, melihat Yoongi juga melakukan hal yang sama dengannya.

"Orang yang ceria. Kadang ceroboh seperti Namjoon. Kupikir mereka akan saling melengkapi"

"Benarkah?"

Hoseok memandang Yoongi dengan tatapan bingung. Tapi ia kembali menghadap depan dan mengedikkan bahu. Masa depan tidak ada yang tahu.

"Dia itu wanita sangat aku dan Namjoon jaga. Harin selalu menempati tempat spesial bahkan bagiku"

Awalnya Yoongi ingin kembali bertanya namun tak jadi melihat Hoseok buru-buru mematikan rokoknya dan meminta Yoongi juga melakukan hal yang sama. Kemudian buru-buru mengambil parfume dan menyemprotkannya.

"Ada ap-"

"Hey Seok"

Yoongi menoleh melihat orang yang berada tepat di hadapan Hoseok. Awalnya dia mencoba mencerna ini.

NAMJOON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang