56

331 43 11
                                    

Namjoon bangkit saat Ara mendatanginya sambil membawa sapu hendak memukulinya.

"Hey aku hanya bertanya, Ra. Jangan memukul-Awww sakittt", Namjoon memegang bahu kanannya yang sudah memerah akibat pukulan Ara.

"Kau yang seenaknya mabuk sembarangan"

"Kau yang membawaku kemari?", Namjoon bertanya sambil terus menghindari Ara yang tidak berhenti mengincarnya.
Ia tidak mengira Ara ternyata segalak ini. Walaupun mereka jarang berinteraksi, tapi awalnya Namjoon berpikir bahwa Ara cukup kalem dan pendiam.

BUKK

Ara yang mencoba melempar bantal sofa ke arah Namjoon malah meleset dan mengenai orang yang ada di belakang pria itu.

"Rinnnnn astgaaaa maafkan aku!!"

"Rin? Harin?"

Ara yang mau menghampiri Harin malah di dorong Namjoon jatuh ke sofa dan dirinyalah yang tengah berada di depan Harin. Wajah kusut Namjoon kini berubah cerah. Tidak disangka ia bisa menikmati paginya dengan Harin lagi. Meskipun harus dipukuli dulu. Namjoon tidak keberatan.

"Hai selamat pagi Harin"

Namjoon yang melewati kitchen tidak melihat panci panas yang berisi air,

"AWAS PANAS JOON!!!"

Tanpa sadar Harin menarik tangan Namjoon sampai ia kehilangan keseimbangan diri karena menarik beban yang lebih besar dari tubuhnya. Harin terbentur cukup keras dengan tembok dibelakangnya. Sementara Namjoon malah terdiam dengan wajah terkejut.

"Ri-innn kau?"

Harin tidak sempat merespon karena tengah kesakitan dengan punggung belakangnya sampai akhirnya Namjoon memeluknya dengan cukup erat.

Sangat erat sampai rasanya Harin kesulitan bernapas.

Padahal disana ada Ara dan Yoonji, tapi Namjoon malah memeluknya seperti ini. Harin merasa bersalah karena mereka berdua harus menyaksikan yang seperti ini lagi.

Pelukan ini berlangsung lama sampai Harin menyadari tubuh Namjoon sedikit bergetar. Meski wajah Namjoon tidak terlihat karena pria itu benar-benar menempelkannya di leher Harin, tapi yang pasti Harin bisa rasakan Namjoon menangis.

Namjoon menangis?

"Rin, Choi Harinnnn. Hiksss... Syukurlah Tuhan sudah mengembalikan suaramu. Ya Tuhan terimakasih, sungguh"

Harin mengusap belakang Namjoon. Karena tubuh pria itu tinggi, Harin sampai harus mendongak dan jinjit.

"Terimakasih Joon"

Ada rasa bersalah karena Harin menutupi fakta itu dari awal. Menjadikan Namjoon orang yang terakhir mengetahui penyembuhannya rasanya sedikit menyakitkan. Karena biasanya Namjoon selalu berada diurutan pertama yang menjadi prioritasnya selama beberapa tahun ini.

"Apa masih sakit?", Suara Namjoon ikut bergetar. Sungguh bayi besar ini tidak mau melepas pelukan mereka.

"Tidak, Joon"

"Bagaimana punggungmu?"

"Sedikit sakit tapi baik-baik saja"

"Mau periksa ke rumah sakit?"

"Orang yang sudah punya pacar jangan. Memeluk orang sembarangan"

Seseorang menarik Harin ke luar dari dekapan Namjoon. Hal itu sontak membuat Namjoon mengeluarkan aura permusuhan. Padahal ia masih dalam mode menangis. Tidak bisakah mereka berdua menyingkir terlebih dahulu?

Fakta seperti itu tidak perlu diucapkan karena Namjoon tidak butuh.

...

Taehyung tak henti-hentinya menghela napas bosan. Mulanya agenda pemotretan ini hanya sekedar iseng belaka. Tapi ternyata setelah keisengannya, Taehyung malah di berikan banyak tawaran brand bahkan tak jarang ia mendapatkan baju maupun sepatu gratis sebagai bayarannya.

"Tae, tolong lihat kamera", sang fotografer beberapa kali memberikan arahan agar Taehyung fokus.

Sebenarnya mau fokus atau tidak, hasil jepretan dari model Kim Taehyung tidak pernah mengecewakan. Hasilnya selalu diatas ekspetasi. Makanya Kim Taehyung bisa cepat kaya dari jalur permodelan.

Melihat sekitar membuat Taehyung menemukan seseorang yang sudah lama tidak ia jumpai. Astaga bukankah sudah lebih dari seminggu Taehyung tidak bertemu Harin.

"Hey Kim Taehyung! Apa yang kau lakukan!"

Semua orang disana terkejut melihat Taehyung melarikan diri (lagi) dari pemotretan.

"Fotonya sudah banyak. Lihat saja, tidak ada yang gagal. Aku pergi dulu hyung, bayyyy"

Benar, Kim Taehyung tidak pernah mendapatkan pendidikan formal terkait dunia permodelan dan pria itu adalah sosok bebas dan tidak mau terikat kontrak. Makanya tawaran brand untuk menjadi model tetap tidak pernah Taehyung ladeni.

Berbicara tentang wanita yang ada di depannya. Taehyung rasa Harin tampak sedikit kurus, entah apa yang terjadi tapi hal-hal yang membuat Harin kurus patut di cegah. Harin harus senantiasa bahagia dan senang.

"Hai Harin!"

"Oh tae"
"OHHHH!!!!! KAU?!"

"Yaampun tidak perlu berteriak begitu, Tae"

Taehyung mengedipkan mata seolah mencerna keadaan.

"Kau sudah bisa bicara?????? Sejak kapan????"

Harin lupa tidak semua orang mengetahui tentang kesembuhannya. Kira-kira siapa lagi yang harus wanita ini kabari bahwa ia sudah pulih sepenuhnya?

"Puji syukur Ya Tuhan kau sudah sembuh, Rin. Yaampun kita harus merayakan ini. Ku peluk ya!"

Harin baru ingin menggeleng sebelum akhir Taehyung menarik pinggangnya dan mengangkat tubuh Harin dengan mudah. Belum lagi, Harin harus menahan pusing karena Taehyung berputar sambil mengangkat tubuhnya. Ia tidak tahu jika Taehyung akan segembira ini.

"Hentikan sebelum kau kubanting, Taehyung"

Hai haiii gimana sejauh ini? Jujur aku ngerasa kepanjangan untuk episodenya hehe, takut kalian bosen ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai haiii gimana sejauh ini?
Jujur aku ngerasa kepanjangan untuk episodenya hehe, takut kalian bosen ❤️

NAMJOON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang