65

624 38 24
                                    

Dulu sekali Namjoon mengenal Harin saat Festival Musim Semi di sekolah. Kejadian yang sebenarnya dulu tidak ia inginkan.

Wanita caper yang memanfaatkan Mamanya.

Sehenarnya Namjoon tidak tau pasti apakah Harin sungguh cari perhatian atau tidak. Ia hanya menyimpulkan karena gadis itu mau-mau saja menemani Nyonya Kim pergi berbelanja apapun.

"Apa yang kau lakukan di rumahku?", Namjoon berhenti menuruni tangga saat melihat orang asing di ruang tengah rumahnya.

"Oh pagi Namjoon. Kau ingin berolahraga?", tanya Harin menengok ke atas.

Namjoon turun dengan kaos tanpa lengan dan menenteng handuk kecil berwarna biru tua.

"Dimana Eomma?" malas sekali rasanya Namjoon harus menghadapi wanita asing satu ini.

Selain fakta mereka teman kelas selama 730 hari pun (belum dihitung hari libur), tidak merubah fakta Harin tetap orang asing.

"Sedang berbelanja, Joon. Kau mau olahraga?", Harin harus sedikit sabar menghadapi sifat arogansi Kim Namjoon. Pria yang hanya hidup untuk belajar ini ternyata memiliki badan bagus dan rutin olahraga, Harin sempat terkesima sebentar.

"Appa?"

"Paman Kim ikut menemani. Jawab dulu pertanyaanku, Kim Namjoon"

"Kau duduk di sofa sambil menonton TV di minggu pagi rumah seseorang? Sulit kupercaya"

Astaga Harin ingat momen Namjoon sungguh-sungguh menyebalkan.

Tapi waktu semakin berjalan, Namjoon yang jarang bicara dan suka protes dengan kehadiran Harin di rumahnya pun perlahan mulai terbiasa.

"Harin belum datang, Ma?", Namjoon turun dengan setelan olahraganya. Kaos tanpa lengan dengan celana selutut.

"Wahh Anakku sudah nyaman rupanya ya"

Astaga Nyonya Kim memang selalu bersikap berlebihan. Jelas Namjoon hanya bertanya. Tidak mencari.

"Tidak"

"Yaampun, padahal Mama ingin menitipkan bubur untuk Harin. Tapi sepertinua biar Appa yang antarkan"

Namjoon menghentikan pergerakannya walau sebentar.

"Kenapa harus repot-repot? Diakan punya keluarga sendiri" ujar Namjoon gengsi.

"Astaga mulut anakku memang selalu pedas. Harin bilang dia sakit sejak semalam. Orang tuanya pergi ke Jepang sejak kemarin"

"Oh"

"Jadi mau kau antar atau tidak nak?"


...

Namjoon bangun dengan suara dering ponsel yang tak kunjung berhenti. Sebenarnya Namjoon tipikal manusia yang bangun hanya dari derit pintu. Makanya Namjoon sering memakai penutup telinga agar tetap terlelap. Hanya saja semalaman Namjoon merasa energinya tersedot habis. Bahkan ia tidak sempat membersihkan diri dan berakhir tertidur di sofa ruang tengah.

"Hmm" jawab Namjoon dengan suara khas orang bangun tidur. Bayangkan jika suara Namjoon yang biasa saja sudah rendah, apalagi ditambah ia belum sadar sepenuhnya.

Omong-omong suara khas bangun tidur Namjoon sangat nyaman di dengar menurut Harin.

"Joon"

"Hmm"

"Kau masih tidur?"

Namjoon mencoba membuka sebelah mata untuk melihat jam pada layar ponselnya.

NAMJOON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang