4. Kencan Harin dengan Namjoon

649 46 3
                                    

"Tidak perlu sampai memberikan barang sialan ini untuk berteman, nona asing" Namjoon merampas rokok di tangan wanita asing itu. Membuang dan menginjaknya sampai keluar semua isinya. Namjoon masih menatap tajam wanita itu sampai ia merasakan Harin menggenggamnya.

"Joon?"

"Dengar nona, Aku tidak akan sudi Harin berteman dengan orang sepertimu" setiap kata yang dikeluarkan Namjoon mampu membuat suasana cafe menjadi dingin. Harin saja merinding.

Harin bangkit dan menarik Namjoon keluar dari sana. Tangan kanan Namjoon masih mengepal keras sedangkan tangan kirinya dibiarkan diisi oleh Harin. Namjoon marah besar. Tentu saja. Harin sebenarnya sadar untuk menolak tawaran teman kencan Jimin. Tapi dia hanya ingin mengulur waktu sampai Jimin kembali dari toilet dan melihat teman kencannya adalah wanita sampah yang haus pengakuan. Tapi mungkin Jimin akan mengetahuinya nanti. Setelah Harin lepas dari Namjoon.

"Hey Joon. Lihat aku. Joon"

Namjoon yang marah tidak pernah mau melihat mata Harin.

"Hey lihat sini, Tampan"

Harin mengusap tangan Namjoon. Setidaknya ini usaha kecilnya untuk meredakan amarah Namjoon. Sampai Namjoon menghela napas dan mau menatapnya.

"Jangan berteman dengannya, Rin. Kumohon" intonasi Namjoon mulai melembut. Padahal tadi kepalanya kepalang pecah karena marah.

"Iya. Tidak akan. Dia juga teman kencan yang buruk untuk Jimin"

Namjoon hampir menulikan telinganya karena nama Jimin keluar dari mulut Harin dengan menggunakan segenap kepeduliannya yang membuat Namjoon iri setengah mati. Dia juga ingin menjadi bagian dari konversasi Harin. Namjoon ingin Harin hanya melihatnya, Membicarakannya dan memikirkannya.

"Lupakan Jimin, Ini tentangmu, Rin. Kedepannya bawa temanmu padaku. Aku harus melihat siapa bersungguh-sungguh"

Harin diam dan mengangguk. Namjoon masih emosi. Kuku jarinya memutih karena terlalu menekan. Apa itu tidak terlalu menyakitkan.

"Mau makan siang bersama?" Harin menarik Namjoon meninggalkan area luar cafe dengan tangan yang masih bertaut. Namjoon mengikuti dalam diam. Dia harus mengatur emosinya agar tidak meledak di depan Harin. Rokok adalah barang haram untuk disentuh Harin dan dengan tidak tahu dirinya orang asing itu menyodorkan rokok sebagai tanda pertemanan. Sialan, kalau bukan perempuan mungkin Namjoon akan menghajarnya di belakang.

"Kau mau apa? Steik atau pasta?"

"Jjangmyeon"

Senang akhirnya Namjoon memiliki pilihan. Tidak selalu mengandalkannya untuk memilih.

"Kita harus minta extra untuk itu. Kalau begitu ayo jalan, Pak Ketua!"

.......

Taehyung melongo melihat Namjoon yang sudah membuat gaduh pagi-pagi malah pergi meninggalkan mereka begitu saja. Berbeda dengan Taehyung yang berdecak sebal, Jungkook masih fokus dengan toastnya.

"Setidaknya sarapan gratis" Jungkook menggoyang-goyangkan Toast. Mengingatkan Taehyung untuk bersabar dan bersyukur.

"Tapi bagaimana dengan Jimin hyung?"

Jungkook bertanya sambil mengunyah. Menyedot minuman kesukaannya.

"Aku tidak bisa membayangkannya. Mari lihat tanggungan resiko yang Namjoon berikan pada Jimin"

Jungkook tidak paham pada persahabatan taehyung dan Jimin. Mereka erat namun kadang saling menjatuhkan. Bahkan sekarang Taehyung tertawa sendiri sambil melihat Jimin yang kebingungan di depan sana. Pokoknya Jungkook tidak bisa terlalu dekat dengan Taehyung. Bahaya.

NAMJOON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang