30

327 38 0
                                    

Ruang rawat Harin tampak hening setelah kedatangan Jihyun.

"Kau datang kemari dengan Namjoon hyung?" Tanya Jimin. Kini Jimin berdiri tepat di depan Jihyun. Menghalangi wanita itu masuk lebih dalam.

"Akhir-akhir ini Namjoon sulit dihubungi bahkan ditemui. Kukira dengan kesini aku bisa menemui Namjoon"

Harin menepuk lengan Jungkook. Ia ingin menyampaikan pesan untuk Jihyun tapi bahkan Jungkook tidak menoleh padanya.

'Hey Jeon kau kenapa?'
Tulis Harin di lengan Jungkook.

"Namjoon hyung sedang keluar" Taehyung membuka suara.

"Yah tak apa. Nanti juga akan kembali kesini kan? Aku membawa beberapa bingkisan untuk Harin"

Langkah Jihyun melewati Jimin. Berjalan santai mengarah ke Harin. Saat Jungkook hendak berdiri, Harin menghalangi. Meminta Jungkook tetap duduk disampingnya. Harin tak ingin menciptakan situasi yang merugikan Jihyun.

"Katanya terimakasih atas pemberiannya"

Jungkook kini menjadi juru bicara Harin. Enggan sebenarnya, tapi ia juga harus dapat diandalkan oleh Harin kapan pun dimanapun.

"Bukankah disini terlalu ramai untuk sekedar membesuk?"

"Itu bagus" jawab Taehyung singkat.

"Kalau begitu aku akan bergabung untuk meramaikannya"

Jimin tentu ingin mengusir Jihyun darisini. Tapi jika terang-terangkan maka Harin bisa saja protes. Beda lagi dengan Taehyung yang sudah gatal ingin menarik Jihyun pergi dari sini. Mereka bukan teman untuk disatukan dalam satu tempat.

Dari arah pintu Namjoon dan Hoseok muncul dengan wajah sumringah.

"Lusa Harin diperbolehkan pulang"

.....

Namjoon bermaksud menanyakan keadaan Harin secara pribadi. Bagaimana pun disini ialah wali Harin.

"Mau kemana, Joon?" Hoseok berjalan menghampiri Namjoon

"Menemui dokter"

"Aku ikut"

Sudah menjadi rahasia umum, Hoseoklah yang menanggung semua biaya rumah sakit. Hal ini diketahui oleh semuanya kecuali Harin. Menurut Hoseok hal seperti ini tidak perlu sampai ditelinga Harin.

"Sudah putuskan?"

"Apa?"

"Tentang pacarmu dan Harin"

Namjoon memelankan langkahnya.

"Maksudmu?"

Hoseok tidak tau bagaimana harus merespon kebodohan Kim Namjoon saat ini. Dia benar-benar bodoh dan egois. Jika dulu Hoseok maklumi karena hanya ada Harin, namun sekarang berbeda.

"Tinggal dengan gadis lain yang bukan pacarmu? Kau yakin masih waras, Joon?"

"Jihyun akan mengerti"

"Persetan dengan pacarmu-"

"Kumohon jaga ucapanmu, Seok. Kau sungguh keterlaluan"

Hoseok total berhenti. Menepuk pundak Namjoon dengan keras, sedangkan matanya tajam mengarah ke Namjoon.

"Kalau begitu berikan Harin padaku"

Entah  bagaimana Namjoon benar-benar bisu. Ada hal yang tidak bisa ia ungkapkan. Hoseok serius dan Namjoon linglung.

"Kau tidak bisa memiliki dua gadis sekaligus, Joon"

"Kau menyukai Harin, Seok?"

Hoseok tak menjawab. Kembali melangkah memasuki ruang dokter.

Hoseok tak perlu rasanya menjawab itu. Diantara mereka bertiga memang hanya Hoseok yang selalu menjadi pihak ketiga. Menyaksikan kedua sahabatnya meromantisasikan hidup. Hoseok tak pernah mau protes. Baginya hal itu tidak akan menganggu persahabatan mereka. Tapi kehadiran asing yang bahkan tak Hoseok prediksi itu membuat persahabatan mereka terancam.

Tak perlu rasa suka untuk melindungi orang penting, Joon. Kau yang melindungi Jihyun dan aku juga melakukan hal yang sama seperti yang kau lakukan.

Tak Hoseok sampaikan. Ia tak sampai hati berkata menyebalkan seperti itu pada sahabatnya.

....

Cengiran Hoseok langsung sirna melihat kondisi kamar rawat Harin.

"Kau yang membawanya, Joon?"

"Astaga Seok sopanlah sedikit. Tapi akan aku jawab, tidak" bisik Namjoon. Ia pun lupa mengabari Jihyun beberapa hari ini. Mungkin Namjoon hanya belum terbiasa dengan hal baru seperti Jihyun.

"Hai seok. Haii Joon. Aku datang juga ingin membesuk Harin. Tak kusangka disini ramai hampir seperti basechamp"

Jihyun menghampiri Namjoon yang masih terpaku di tempat. Pria itu menatap lurus kearah Harin. Meskipun menampakkan senyum, Namjoon bisa melihat mata Harin yang memerah. Apa itu kesalahannya?

Jelas ia tak ada niat sedikitpun membawa Jihyun kemari. Bukan ingin menyembunyikan, namun situasi duka ini tak sepantasnya ditambah dengan berita bahagia Namjoon.

'Sampaikan selamatku pada Namjoon, Jeon'

Jungkook menatap ukiran Harin pada lengannya. Dulu ia percaya dengan cinta Namjoon pada Harin. Dulu Jungkook begitu mengidamkan hubungan mereka langgeng sampai tua. Dulu ia berpikir bahwa dirinya akan menjadi fans pertama dalam hubungan itu. Tapi sekarang apa?

Kim Namjoon mengganti haluannya. Berlabuh di daratan asing. Jungkook tak bisa menemukan Namjoon yang dulu ia kagumi dan hormati. Biar bagaimanapun Jungkook tetap harus menghargai keputusan Namjoon. Walau dia harus menyembunyikan fakta bahwa Harin tengah mencengkram ujung kemejanya dengan wajah tersenyum.

Dari jarak sedekat ini Harin terlihat berkaca dan hidungnya sedikit memerah. Jeon Jungkook tahu dengan pasti apa yang Harin rasakan. Tapi ia juga tak mampu membantu banyak.

"Katanya Noona butuh istirahat. Harin noona lelah setelah kelas pemulihan tadi"

 Harin noona lelah setelah kelas pemulihan tadi"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
NAMJOON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang