25

538 34 0
                                    

Sebenarnya Seokjin sudah cukup sibuk untuk direpoti. Tapi teman-temannya justru sangat menyebalkan. Siang ini Jimin dan Jungkook mendatangi rumahnya dengan membawa dua plastik besar berisi tepung dan peralatan pesta.

"Ayolah bantu kami hyung. Kau selalu bisa diandalkan" bujuk Jungkook.

Padahal kalo Jungkook dan Jimin mau tau, Seokjin pulang terlalu malam karena banyak lembur. Tubuhnya butuh istirahat penuh.

"Kenapa tidak memesan kue?"

"Tidak sempat dan tidak terpikirkan" jawab Jimin cepat.

Mulut saja yang mengeluh, tapi tubuh Seokjin bergerak mengambil dua plastik besar dari genggaman Jungkook dan pergi ke dapur. Mengeluarkan bahan yang diperlukan dan menyingkap lengan bajunya.

"Telurnya kurang-"

"Kubelikan. Katakan butuh berapa lagi, hyung"

...
Untunglah supermarket tidak jauh dari rumah Seokjin. Bisa dibilang komplek perumahan Seokjin ini elit, jadi untuk memenuhi kebutuhan rumah terbilang mudah.

"Hai, Jungkook"

Jungkook yang sedang menghitung jumlah telur menoleh kesamping. Dilihatnya Jihyun tengah tersenyum menyapa. Sebenarnya ingin sekali Jungkook pergi begitu saja, tapi itu tidak sopan. Pria itu bangkit dan sedikit membungkuk hormat pada Jihyun lalu kembali menghitung telur. Kata Seokjin telur yang ia beli hanya untuk campuran kue, sedangkan mereka butuh telur untuk membuat krim.

"Sedang apa?"

Jungkook tersenyum kecil dan pergi melewati Jihyun. Apa kaka tingkatnya itu buta?
Jelas-jelas mereka tidak berhubungan baik. Setidaknya melihat Jungkook yang bersikap tidak ramah, itu artinya Jungkook enggan bicara atau berinteraksi dengan wanita itu. Semudah itu tidak dimengerti?

"Rumahku sekitar sini. Kau mau mampir?" Jihyun masih membuntuti ternyata.

"Tidak, terimakasih"

"Ya mungkin lain kali bersama Namjoon dan yang lain. Kau pasti ditunggu Seokjin bukan? Cepatlah"

Apa hubungan Jihyun dengan Seokjin?
Mereka saling kenal?

Jelas-jelas Seokjin tidak berada di fakultas yang sama dengan mereka. Seokjin anak bisnis manajemen yang gedungnya berada di depan gerbang masuk kampusnya. Sedangkan fakultas Teknik berada di tengah area kampus.

Jihyun pergi meninggalkan Jungkook yang tengah termenung. Ada sesuatu yang mengganjalnya. Tapi tak ia tanyakan, karena malas harus berinteraksi dengan Jihyun lebih dari ini. Tak minat.

.....

Nyatanya memang mereka hanya meminta bantuan pada Seokjin, tapi tidak hanya sebagai avatar, menyuruh ini itu tanpa mengerjakan apapun. Jimin yang dibuat kelimpungan.

"Jangan langsung dituang, saring dulu tepungnya agar jadi butiran halus"

"Jimin, kau tidak boleh pelit dengan mentega"

"Bedakan dulu mana garam dan gula. Jangan asal masuk"

Jimin mengerang frustasi. Dia tidak sebodoh Kim Namjoon dalam urusan dapur, tapi Seokjin terlalu cepat memberi instruksi. Jimin kewalahan.

Dari arah pintu Jungkook datang bersama Yoongi dan Hoseok. Mereka bertemu tepat di depan rumah. Katanya mereka baru saja menyelesaikan pekerjaan jadi baru bisa bergabung.

"Yoongi hyung~"

Jimin berlari kearah Yoongi menyeretnya ke dapur. Dia tersiksa dengan ajaran Seokjin. Tak jarang Seokjin mengomeli dan memakinya karena cara yang tidak tepat menurut Seokjin.

"Astaga merepotkan"

"Ini buat Harin. Kau keberatan hyung?"

"Lihat siapa yang menggantikan kekacauan ini"

Jimin tertawa kencang. Yoongi resmi menggantikan posisi Jimin. Jika Yoongi turun maka Seokjin juga bisa tenang, mereka punya level yang sama dalam memasak. Tidak perlu bimbingan, Yoongi pandai disitu.

"Dimana Taehyung?" Tanya Hoseok

"Hari ini dia pergi ke rumah sakit" Jawab Jimin

"Sudah kau kabari?" Kini Yoongi yang bertanya dari arah dapur.

"Sudah, katanya menunggu Harin selesai check up. Mungkin sore baru kesini bersama Namjoon hyung" Jawab Jungkook. Dia menyerahkan belanjaan pada Seokjin dan pergi ke ruang tengah untuk menonton film.

Kedua kalinya Seokjin menghela napas. Baru ingin istirahat, tapi sudah digagalkan.

Akhirnya Seokjin bergabung bersama Yoongi. Pria pucat itu fokus dengan adonan, maka Seokjin akan membuat krimnya.

Hoseok membokar belanjaan Jungkook dan Jimin tadi. Isinya banyak perlengkapan pesta. Sebenarnya ia juga tidak yakin apakah boleh melakukan hal heboh ini di rumah sakit.

"Tenang saja, Seokjin hyung akan mengurusnya"

"Astaga apa aku baru saja diperalat?"

"Kau yang terbaik hyung"

....

NAMJOON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang