8. Kecewa dan Perubahan

427 40 2
                                    

Jimin melongo sendiri melihatnya. Dia meminta Taehyung yang juga sama sepertinya ini untuk menahan Namjoon sementara dia berlari mencari keberadaan Jungkook dan Harin. Dia tidak habis pikir Namjoon menyingkir disaat Harin dalam bahaya. Dia bahkan tidak tahu bagaimana harusnya bereaksi. Mereka baru saja selesai rapat bersama.

Makanya keluar gedung pun bersama. Mungkin awalnya mereka menjaga jarak dengan Namjoon karena melihat Namjoon sibuk berbincang dengan Jihyun. Ia kira semua ini hanya tentang proker. Tapi salah, mungkin lebih dari itu.

"Harin, Kau tidak apa-apa? Ada yang sakit? Katakan"

Jimin saja shock apalagi Harin. Entahlah, Jimin merasa Namjoon sedikit berubah. Entah sejak dia bertemu Jihyun atau sejak Seokjin menawarkan diri untuk membantu Namjoon membuka hubungan dengan seseorang selain Harin.

"Kakiku. Tapi sudah lebih baik berkat Jungkook"

Lega rasanya. Dia melihat Jungkook yang berdiri berjarak dari mereka. Sepertinya Jungkook bangkit saat kedatangan Jimin.

"Aku pamit pergi dulu kalau begitu"

Sebelah alis Jimin terangkat. Apa dia salah lihat barusan. Jungkook gugup. Benarkan?

......

Yoongi menyodorkan cokelatnya pada Harin.
"Ini akan sedikit membuat mood lebih baik, kau mau?"

Biasanya mereka bertemu di cafe, tapi kali ini mereka duduk santai di taman kampus. Entah siapa duluan yang memilih bergabung. Tapi yang jelas keduanya duduk nyaman menikmati langit sore.

"Aku tidak sedang bersedih"

"Mau atau tidak?"

Bukankah menolak pemberian orang itu tidak sopan?
Karena itu Harin memotek cokelat bar milik Yoongi. Dia suka manis. Tapi tidak dengan cokelat. Bukan berarti tidak suka, hanya saja tidak terpikirkan saja dengan cokelat.

"Heum manis. Terimakasih, Yoongi oppa"

Pria pucat itu melihatnya. Video Harin sudah tersebar di media sosial.

"Omong-omong..."

"Heummm?" Yoongi membersihkan tangan yang terkena cokelat dengan tissue lalu menoleh pada Harin.

"Aku juga ingin bekerja. Apa Oppa bisa membantuku?"

Yoongi tidak salah dengar kan?
Harin ingin bekerja. Tidak biasanya Harin seperti ini. Yoongi merasa Harin sedang melakukan persiapan, entah untuk apa. Yoongi pin tidak tahu.

"Namjoon mengizinkanmu?"

Gerakan Harin berhenti. Wajahnya entah kenapa sulit berekspresi. Ada perasaan berat disana. Dia sulit tersenyum, makanya dia menatap Yoongi dengan wajah yang dibuat sebaik mungkin.

"Kuberitahu nanti setelah dapat pekerjaan. Mau bantu?"

Yoongi bangkit dan menepuk pantatnya. Sekali lagi melihat Harin sebelum akhirnya mengangguk setuju. Dia pikir mungkin ini sedikit bisa membantu Harin.

"Sedari dulu semenjak berteman dengan Namjoon. Kedua orang tuaku selalu berusaha mendekatkanku dengan Namjoon"

"Mereka pikir dengan menikah dengan Namjoon, itu akan memperbaiki perekonomian keluarga"

Harin ingat semua petuah yang ibunya katakan. Bagaimana ibunya memelas dengan meminta bantuan Namjoon untuk menampung Harin. Itu sungguh menyakitkan.

"Kau berpikir akan menikah dengannya?" Tanya Yoongi.

"Entahlah. Aku menginginkan Namjoon tapi keluargaku menginginkan uangnya. Bukankah aku pasangan yang buruk?"

Yoongi kesulitan menjawab. Dia takut jawabannya akan memperburuk keadaan. Baru kali ini ia melihat sosok Harin yang seperti ini. Harin yang dia lihat atau mungkin mereka lihat adalah sosok yang penuh rasa percaya diri.

NAMJOON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang