18

342 40 2
                                    

Hoseok memang sudah tidak bersikeras uuntuk Harin berhenti. Tapi tetap saja kehadiran Hoseok setiap hari membuat Harin gelisah. Memang Hoseok tidak memata-matainya. Dia berkunjung untuk makan siang dengan alasan keponakan kecilnya menyukai makanan yang ada disini.

"Seokie Oppa"

"Heumm Honey"

"Itu pacar Soekie?"

Hayeon menunjuk Harin yang sibuk mengambil piring kotor di setiap meja. Hosek membelalak terkejut. Bagaimana keponakan lucunya ini belajar kata itu. Heyy anak kecil belum boleh dikenalkan hal seperti itu. Mungkin setelah ini ia akan menegur Noonanya karena mengajarkan Hayeon hal aneh.

"Bukannnn"

Hayeon sedikit terkejut saat pamannya berteriak. Kalau bukan yasudah. Kenapa harus mempermalukan diri.

"Habis Hoseokie selalu mengajak makan disini"

"Bukankah Yeonie bilang disini enak?"

Hayeon mengangguk cepat.

" tapi ini sudah 7 hari, seokie. Tidak bosan?"


.....

Malam yang dingin membuat semua panitia berkumpul di satu ruangan untuk berbagi kehangatan. Mereka sudah bekerja keras di tengah musim dingin. Namjoon dan Jimin sepakat untuk mengadakan malam santai karena besok tidak ada kegiatan desa yang dilakukan.

"Untuk dua minggu ini kalian sudah bekerja keras. Meski belum usai, aku berharap besok kita bekerja lebih keras lagi membantu warga desa. Cheers"

Namjoon mengangkat gelas soju dan menegak sampai habis. Selebrasi kecil-kecilan ini membuat semua panitia kembali bersemangat.

"Hey, Jeon mana cemilannya" teriak Taehyung usil. Selama berkegiatan, mereka memang jarang berjumpa. Geli sendiri melihat Jungkook memakai apron dan menenteng panci berisi sup. Astaga betapa lucunya Jeon Jungkook sekarang. Harin harus melihatnya, makanya kini Taehyung mengabadikan moment itu dengan ponsel.

"Hey turunkan ponselmu, Tae hyung"

"Sudah terlanjur" tawa Taehyung benar-benar menular ke seluruh ruangan. Bahkan Jimin yang sedari tadi duduk di pojok ruangan.

Jimin enggan bergabung dengan teman-teman. Memang dia dan Namjoon menyetujui kegiatan lepas ini, namun Jimin cukup sadar jika ia harus menjadi orang yang sadar sampai besok pagi. Sedikit tersenyum pada Ara yang membawakannya cemilan.

"Kau sungguh tidak mau minum, Jim?" Taehyung menghampirinya.

"Tidak. Aku akan menghangatkan diri dengan merokok saja. Bersenang-senanglah"

Jimin mengeluarkan sepuntung rokok dan memijat ujungnya lalu membakarnya dengan korek api. Setelah hembusan pertama, Jimin memilih bangkit dan sepenuhnya menyingkir dari kerumunan dengan membawa cemilan tentunya.

"Heyy ayo bermain Truth or Dare!"

Beberapa orang berkumpul menjadi lingkaran besar. Beberapa lagi memilih untuk tetap nyaman berbincang. Awalnya Namjoon juga berniat seperti itu. Tapi Jihyun menarik masuk kedalam lingkaran.

"Melewatkan malam begitu saja?" Jihyun tertawa kecil.

"Benar. Sepertinya ini akan seru"

Namjoon duduk dengan menyilangkan kaki disamping Jihyun.  Sebenarnya Namjoon tidak pernah menyentuh permainan ini. Karena dia tidak suka tantangan ataupun kejujuran. Tapi Jihyun yang ada di sampingnya terus memberikan seulas senyum dan mengatakan jika semua akan mengasyikan.

Permainan ini lebih simpel dari yang namjoon kira. Botol soju yang di putar dan kartu yang disiapan di depan. Putaran pertama, Taehyung yang terpilih.

"Truth or dare?" Tanya Ara pada Taehyung yang sudah memasang wajah melas. Taehyung berpikir keras untuk mengambil kartu truth atau dare. Ia tidak terlalu menyukai tantangan. Karena bisa jadi itu akan membuatnya malu. Jadi lebih baik untuk jujur. Taehyung mengambil tumpukan kartu berwarna biru. Membaca pesan apa yang tersampaikan disana.

-Berapa banyak kamu sudah berciuman?-

Attention sudah perpusat pada Taehyung. Apa-apaan kartu ini. Kenapa ada pertanyaan sialan yang muncul. Taehyung melihat sekitar dan meneguk liurnya. Dia gugup setengah mati dengan attention ditambah harus menjawab pertanyaan ini.

"Kalau tidak bisa menjawab, kau bisa meminum ini"

Jungkook memberikan segelas besar bir ke tengah lingkaran.

"Yahhhhhhh"

Taehyung memilih minum dibandingkan menjawab.

Sementara Namjoon masih tenang dengan posisi tegap. Diantara banyak orang ini, kemungkinan dirinya terpilih cukup kecil. Tapi baru saja namjoon selesai berkata dalam hati, botol itu malah mengarah padanya.

Shit

-Siapa orang yang kau sayangi-

"Harin", Namjoon menjawab santai. Pertanyaannya terlalu mudah. Selesai meletakan kartu, Namjoon merasakan sesuatu di tangannya. Jihyun menyentuh telapak tangan Namjoon.

"Wah apa dia wanita yang sering kulihat berbicara dengan Jimin?" Seseorang membuka suara.

"Hey kau tau aksi heroik namjoon saat ospek lalu?"

"Kudengar dia menghajar kaka tingkat fakultas seni"

"Benarkan, Joon?"

Namjoon mengangguk. Sesekali menyesap rokok.

 Sesekali menyesap rokok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
NAMJOON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang