12

159 9 0
                                    

Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar beredar pada garis edarnya.
Q.S Yasin:40

_______________________________________________
Tandai typo

"Assalamualaikum warrohmarullah hiwabarokatuh!" salam Asa pembuka kajian pagi ini. Tepat saat ia mengucapkan salam, pandangannya terkunci dengan Gus Alzam yang juga sedang menatapnya terkejut. Sepertinya, pemuda itu baru mengetahui dirinya.

Para guru maupun siswa menjawab salam Asa. "Ck. Kayanya kurang semangat nih. Oke, Gue ulangi lagi. Assalamualaikum warrohmatullah hiwabarokatuh!" salam Asa sedikit teriak.

Para guru dan Siswa pub menjawab salamnya dengan antusias. Asa tersenyum, "Selamat pagi para guru yang terhormat dan para teman-teman SMK negeri *** perkenalkan gue Asa dari kelas dua belas akuntansi satu. Gimana dengan pagi ini? Sehat?" tanya Asa pada seluruh orang di lapangan ini.

"ALHAMDULILLAH SEHAT!"

"KURANG SEHAT!"

"SAKIT HATI!"

Begitulah jawaban para siswa dan guru.

"Alhamdulillah ... " jawab Asa lalu membuang napasnya perlahan.

"Sebenarnya, gue nggak niat nih berdiri disini dan nggak tau mau kajian apa untuk pagi ini. Gue berdiri disini aja tiba-tiba diminta, mana belum ada persiapan. Jadi, mohon maap jika sekiranya dalam ucapan saya nanti terselip typo ya guys!?"

Terdengar banyak sorakan dari para siswa yang tertuju padanya. Asa hanya tersenyum.

"Sebenernya gue bingung mau bahas apa. Jadi, mungkin kajian pagi ini gue bercerita tentang perempuan atau wanita. Satu kalimat ini apa yang ada di pikiran kalian?" tanya Asa kearah para siswa. Spontan, para siswi laki-laki mengarahkan pandangan mereka kearah siswa.

"BUAYA BETINA!"

"MATREK! SOK CANTIK!"

"EGOIS!"

"CENTIL! MANJA!"

"CAPER!"

"Oke-oke stop!" pungkas Asa. "Sepertinya ... para kaun Adam sedang mencurahkan isi hatinya nih!"

Lalu para siswi menyoraki para siswa yang di balas balik sorakan.

Asa menghela napas perlahan menatap para siswa dan siswi yang saling sorak, mungkin jika tidak di lerai akan menjadi perang nantinya. "Astaghfirullah! Kakak dan Abang disini yang cantik dan tampan mohon kalem. Kalo kalian ribut gini entar gue lupa mau bilang apa." kesal Asa. Spontan, para siswa dan siswi terdiam lalu menatap Asa serius.

Gus Alzam yang melihat raut wajah kesal Asa terkekeh.

"Huuft ... Oke lanjut. Untuk para perempuan wajib mengetahui hal ini." jeda Asa.

"Yang pertama!" seraya mengangkat jari telunjuknya. "Perempuan yang baik tidak akan merebut kebahagiaan perempuan lain demi kebahagiaannya sendiri. Secara halusnya, jangan jadi pelakor gitu." ucap Asa di akhiri kekehan.

Para guru maupun siswa siswi diam, menyimak ucapan Asa. Terlihat dari ekspresi mereka yang sangat serius mendengar ucapannya.

"Yang kedua!" seraya memperlihatkan dua jarinya, "Perempuan yang baik adalah perempuan yang tidak akan pernah menyakiti perasaan perempuan lain."

Kemudian Asa memperlihatkan tiga jarinya, "Yang ketiga. Perempuan yang baik tidak akan merusak kebahagiaan perempuan lain. Dan ... yang keempat-" jeda Asa lalu membuang napasnya perlahan.

ASA (Lengkap/TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang