CH 09

1K 104 18
                                    

Seluruh bawahanku atau mungkin yang melihatku saat itu menganggapku sebagai ancaman dan mahluk yang hebat, namun aku tak merasa hebat sedikitpun, aku merasa bahwa aku akan kehilangan sesuatu yang sangat berhaga bagiku, karena intuisiku tidak pernah menghianatiku sepanjang hidupku.

Seminggu penuh telah berlalu begitu saja dan Shizu belum juga membuka matanya, aku merasa semakin buruk dari hari ke hari, aku tak pernah keluar dari tendaku selama seminggu ini.

Bawahanku mencemaskanku dan aku tak mengijinkan siapapun untuk masuk, aku terus menemani Shizu berharap dia akan membuka matanya, menjaganya dan selalu disampin tubuhnya yang terbaring lemah di sofaku.

Namun yang aku lihat, setiap harinya tubuh Shizu semakin pucat, seluruh indraku ini sangatlah sensitif sehingga aku dapat mendengar detak jantung Shizu yang semakin hari semakin melemah.

Aku selalu memandangi wajahnya yang terlihat lelah setiap saat bahkan saat ini, tatapanku penuh kekhawatiran, semakin lama tubuhnya mulai kurus secara perlahan, sebenarnya apa yang terjadi pada tubuhnya, Shizu kumohon bangunlah, suasana hatiku benar-benar buruk, aku sangat gundah dan sangat bingung.

Dan dalam suasana hatiku yang seperti ini Raphael  akhirnya berbicara padaku setelah sekian lama dia diam.

[Memiliki Ifrit di dalam tubuh Shizu adalah yang memperpanjang rentang hidupnya selama ini, vitalitas jiwanya perlahan-lahan memudar yang berarti Shizu dalam proses kematian lambat]

Hatiku seketika hancur, aku membeku di tempat dengan wajah terkejut dengan apa yang dikatakan Raphael padaku.

"Kenapa kau tak memberitahuku dari awal? kenapa kau diam selama ini? kenapa kau melakukan ini padaku Raphael? aku tuanmu bukan? mengapa kau tak memberitahuku hal sepenting ini? menagapa bisa kau kejam padaku?"

Aku sangat marah padanya, bisa-bisanya dia diam selama ini melihat penderitaanku, bukankah itu artinya aku secara teknis telah membunuh Shizu, mengapa dia menyembunyikan hal sepenting ini dariku, bukankah dia selalu mengakui bahwa aku lebih baik dari siapapun, dia tahu bahwa aku tak ingin Shizu meninggalkanku, dia tahu bahwa aku ingin Shizu selalu disampingku, lalu kenapa...?

[Tuan tidak ingin kehilangnya, maka solusinya adalah mengambil Ifrit dari tubuh Shizu dan anda melakukan itu,
Jika anda tidak mengambil Ifrit dari tubuhnya, maka Ifrit akan sepenunya mengambil kendali tubuh dan Shizu akan lenyap, dan saya yakin bukan itu yang anda harapkan]

Kini pikiranku dilanda dalam kekacauan, aku tak dapat berfikir jernih sekarang, aku benar-benar kacau.

[Namun ada cara untuk menyelamatkannya]

Dengan itu secercah harapan dimataku mulai bangkit, aku meminta Raphael untuk segera memberikan cara untuk menyelematkan Shizu, apapun itu akan aku lakukan.

Bahkan jika aku harus menentang langit dan bumi, aku akan melakuannya, asalkan Shizu baik-baik saja.

[... ... ...] Raphael menjelaskan panjang lebar tentang bagai mana cara menyelamatkan Shizu, aku mendengarkan dengan seksama tak ingin melewatkan satupun informasinya, aku mulai mengerti dan betapa terkejutnya aku ketika tahu bagaimana menyelamatkan Shizu.

Mata Nagaku mulai terbelalak dan rahang besarku terbuka lebar karena terkejut mendengar bagai mana cara menyelamatkannya.......... aku tak tahu aku bisa melakukan hal seperti itu.

Aku membeku beberapa saat dalam fikiran dan emosiku, hingga sebuah suara yang lirih terdengar olehku, dia memanggil namaku dengan nada yang sangat lemah.

Aku memandang wajah Shizu dan perlahan dia membuka matanya "Kamu sudah bangun!" Aku sangat bahagia melihatnya kembali sadar, aku melingkarkan tubuh panjangku di sekitar tubuhnya, mendekatkan wajah Nagaku padanya.

TENSEI DRAGON | TENSURA FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang