Itu merupakan malam yang sangat panjang bagiku, alasannya karena Veldora. Ya, setelah aku membawa Veldora ke kota dan memperkenalkan dia pada semua warga monster disana, terjadi sebuah kehebohan yang telah aku prediksi sebelumnya. Aku mengatakan pada mereka tentang Veldora dan tentang menghilangnya Veldora saat itu. Meski pada awalnya mereka sedikit ragu ketika aku mengatakan bahwa Veldora adalah Naga badai. Namun pada akhirnya mereka mempercayai hal itu ketika Treyni datang dan membenarkan ucapanku.
Setelah kegemparan mereda, semua warga kota sangat senang dan dengan sangat antusiasnya, mereka dengan cepat melakukan persiapan festival penyambutan untuk Veldora sebagai dewa pelindung mereka yang kini telah kembali.
Dengan terpaksa dan mau tak mau aku pun harus ikut serta menghadirinya juga. Karena bagaimanapun aku adalah Raja/Pemimpin di kotaku ini. Lagi pula mereka semua pasti akan memaksa jika aku menolak pesta ini.
Hanya saja aku menghadiri pesta penyambutan itu cukup singkat karena alasannya adalah dimana aku melihat keadaan Shizu yang sudah mengantuk dan sangat lelah setelah semua kejadian siang tadi. Tentu saja aku tak bisa membiarkan hal itu dan pada akhirnya aku meminta maaf pada semua orang dan kami pulang ke rumah kami. Aku membiarkan Veldora bersenang-senang dan berpesta bersama semua warga monster. Hitung-hitung dia sekalian berkenalan dengan mereka semua.
Pagi memperlihatkan dirinya dan seperti rutinitas yang selalu kami lakukan di rumah ketika pagi menjelang adalah sarapan dan berbenah. Namun saat ini hanya ada aku dan Shizu saja karena Airi dan juga Veldora semalam menginap di Istana.
Rencananya hari ini aku akan pergi ke istana, karena ada beberapa hal yang harus aku diskusikan dengan para Dwarf seperti Kaijin, Drago dan tak lupa juga Gerudo tentang permasalahan projects pembangunan lainnya yang belum selesai.
Karena kalian tahu?, saat ini populasi di Tempest semakin meningkat cukup pesat membuat aku harus konsisten untuk memperluas beberapa pembangunan lainnya. Kebanyakan para pendatang adalah Monster yang hidup di sekitar atau di hutan jura itu sendiri.
Oh dan ngomong-ngomong soal kerjasama kami bersama suku Lizardman juga berjalan cukup baik. Tetua Lizardman sendiri bahkan mengutus kedua anaknya ke Tempest. Dia bilang agar anak Laki-lakinya bisa mandiri, yang kalau aku tidak salah ingat namanya adalah Gabiru dan juga adik perempuan yang tak memiliki nama.
Tetua Lizardman ingin kedua anaknya belajar banyak hal ditempatku dan dia sendiri bahkan tak masalah jikalau kedua anak-anaknya ingin masuk ke kemiliteran Tempest. Karena itu aku menerima mereka dan aku juga dapat menilai bahwa adik dari Gabiru memiliki potensi yang sangat bagus, dengan itu aku memberikan dia nama sebagai "Souka" juga keempat rekannya.
Setelah penamaan tersebut tubuhnya berubah menjadi sosok gadis matang yang cantik, yang mana itu membuat aku terkejut akan perubahannya ke bentuk manusia. Apakah harus sedramatis itu?. Uhumm... mari lupakan untuk sekarang. Dengan itu aku langsung menempatkan dia bersama Souei karena menurutku mereka sangat serasi.
Tadi dimana aku bercerita?.. ohh tentang para monster. Oke.
Para monster juga banyak yang memilih untuk tinggal menetap di Tempest dan dengan itu aku menerima mereka semua sebagai pendudukku. Untuk nama mereka sendiri aku tidak memberikannya, aku hanya menamai para monster yang pertama bersamaku saja. Hanya beberapa monster yang menurutku akan berpotensi bagus saja yang kuberikan nama.
Untuk aturan tentang kota juga sudah berlaku. Seperti larangan perkelahian di kota, larangan saling menyerang sesama dan saling merendahkan jelas dilarang. Hukum-hukum tentang pelanggaran juga telah diterapkan. Shuna dan ayahnya Akamaru sangat membantu sekali dalam mengatur semuanya dan terimakasih juga untuk Rigurd yang slalu berusaha menjalankan semuanya dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
TENSEI DRAGON | TENSURA FANFICTION
Fantasy[TENSURA STORY OC] Takashi Haku, pria paruh baya yang tewas karena seorang perampok menusuknya hingga dia mati. Saat nafas terakhirnya, dia mendengar suara aneh di kepalanya. Mengatakan sebuah lelucon yang dia anggap sebagai permainan yang konyol. G...