Demi apapun, Airi menganggap kami sebagai dewa, bayangkan saja, bahkan Shizu dibuat terkejut olehnya, aku mengatakan padanya bahwa aku bukanlah dewa, akan tetapi dia terus menyangkal hal itu dengan mengatakan bahwa sesuatu yang aneh di tubuhnya terbangun akibat dari penamaan.
Karena aku tak ingin membuat Airi bingung.
Disini aku menjelaskan padanya sedikit tentang dunia ini karena aku juga belum benar-benar mengenal dunia lebih jauh lagi, Airi mendengarkan setiap apa yang aku katakan padanya hingga cukup lama dia pun mengerti seluruhnya.
Airi bersumpah setia kepadaku dan Shziu meski awalnya kami hanya ingin memeliharanya tapi mau bagaimana lagi.
Dengan itu Airi menjadi salah satu dari kami, kini penampilannya sangat cantik dengan telinga rubah yang cukup besar dengan bulu lembut tumbuh di bagiannya, dan juga sembilan ekornya yang berbulu sangat lebat berwana merah muda.
"Apa kau tak mengingat apapun Airi?" Tanyaku padanya, dan dia menjawab hanya dengan menggelengkan kepalanya.
"Baiklah, kalau begitu kita harus kembali ke desa, hari juga mulai malam" kataku dan mereka berdua mengangguk.
Shizu juga sudah memperkenalkan dirinya sebelumnya dan bahkan tak lama mereka langsung akrab, seperti inikah wanita? Kurasa mereka cukup menyeramkan dalam beberapa hal.
Baiklah, sudah cukup untuk hari ini meski banyak kejutan yang terjadi dan dengan ini kami kembali ke desa berjalan kaki dibawah sinar rembulan yang baru saja muncul di langit.
Menikmati sorotan rembulan yang samar-samar karena tertutup gumpalan awan dan juga rindangnya pepohonan di sekitar, sambil mempererat kembali keluarga baru kami Airi.
Aku dan Shizu memberitahukan beberapa hal padanya agar dia tidak terlalu bingung dengan kejadian yang terjadi.
"Asura-sama, Shizu-sama, apakah desanya masih jauh?" Katanya, suara Airi mirip seperti anak-anak, bahkan dia terlalu polos bagiku.
"Cukup jauh kurasa, sambil menikmati malam kita bukankah ini lebih menyenangkan? Lagipula akan lebih bagus untukmu agar kau lebih membiasakan diri"
Kami terus berjalan hingga sampai di sebuah tempat yang.... sedikit aneh, indraku sangat sensitif, aku samar-samar mencium bau darah namun aku harus memastikan terlebih dahulu apa yang terjadi.
Banyak teriakan dan jeritan yang kami dengar, aku menoleh kearah suara itu, Shizu dan Airi juga merasa khawatir, aku memutuskan untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.
Shizu dan Airi mengikutiku dari belakang, hingga cukup dekat kami dengan teriakan-teriakan itu, aku melihat api besar membumbung tinggi ke langit dan benar saja aku mencium bau.... Darah, ini benar-benar bau darah.
Hidungku sangat sensitif, meski lokasinya masih jauh aku bisa mencium bau darah sangat jelas, Airi juga sepertinya merasakan ini.
"Ini bau darah!" Airi bergumam.
"Api disana juga sedikit mengkhawatirkan" jawab Shizu.
"Ingin memeriksanya lebih dekat?" Ucapku pada mereka dan mereka mengangguk setuju kemudian kami pun bergegas sedikit lebih cepat ke arah asal api dan bau darah ini.
Cukup dekat kami dengan tempat kejadian, disana ada sebuah dinding api yang cukup tinggi, namun bagiku api ini tidak bisa menghalangi kami, aku membuka jalan untuk masuk dan ketika disana aku melihat banyak sekali mayat babi dan monster? Apa mereka?.
[Mereka adalah Ogre!]
Ogre? Hmpp biar aku fikirkan itu nanti, untuk saat ini aku ingin melihat dan ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi, Shizu dan Airi tampak khawatir karena tidak hanya banyak mayat di sekitar kami namun juga padatnya energi magis yang tak menyenangkan di tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
TENSEI DRAGON | TENSURA FANFICTION
خيال (فانتازيا)[TENSURA STORY OC] Takashi Haku, pria paruh baya yang tewas karena seorang perampok menusuknya hingga dia mati. Saat nafas terakhirnya, dia mendengar suara aneh di kepalanya. Mengatakan sebuah lelucon yang dia anggap sebagai permainan yang konyol. G...