CH 62

336 36 17
                                    

Beberapa waktu yang lalu, dimana Leonard teringat akan ucapan dari Seven Luminaries padanya, mereka menemui dirinya setelah dia kembali dari rapat anggota Ten Great Saint saat itu.

Seven Luminaries memberitahu dirinya bahwa Kapten Hinata Sakaguchi sebenarnya telah bersekongkol dengan Demon Lord Valentine. Kemudian Seven Luminaries mengatakan bahwa mereka telah berhasil membunuh Demon Lord Valentine.

Dan saat dimana Valentine mengembuskan nafas terakhirnya. Dia mengatakan bahwa keterhubungan tersebut juga memiliki sangkut pautnya dengan Hinata.

Leonard kemudian menyangkal ucapan para Seven Luminaries atas tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa Hinata tidak mungkin melakukan hal seperti itu, karena setau Leonard, Hinata adalah pengikut Luminoisme yang sangat taat.

Seven Luminaries juga mengatakan bahwa info tersebut mereka dapatkan dari mulut Demon Lord Valentine sendiri. Kemudian mereka mengatakan bahwa Hinata saat ini sedang berusaha untuk bergabung dengan Raja Monster Tempest.

Mereka pada akhirnya memberikan sebuah pedang pusaka pada Leonard, pedang tersebut adalah pedang legendaris bernama Dragon Slayer. Replika dari pedang Hinata yang memiliki kekuatan serta efek yang sama.

" Kalahkan raja Monster, sebelum Hinata sampai disana ".

Itu adalah pesan singkat dari para Seven Luminaries pada Leonard sebelum akhirnya mereka pergi.

Leonard memikirkan ucapan para Seven Luminaries, haruskah dia percaya?

Benarkah Hinata bersekongkol dengan Demon Lord Valentine? Atau benarkah ucapan  para Sage itu benar? Hingga pada akhirnya dia membulatkan tekadnya untuk pergi menghancurkan Raja Monster.

Demi menyelamatkan sang kapten, Hinata.

Leonard mengumpulkan semua anggota Ten Great Saint dan memberitahukan apa yang dia dengar dari Seven Luminaries.

Awalnya para Ten Great Saint tidak mempercayai apa yang dia katakan, tapi setelah Leonard memberikan beberapa bukti serta memperlihatkan pendang pemberian dari para Sage, mereka pun mempercayainya, dan dengan persetujuan rekan-rekannya, dia pun mengumpulkan 100 kesatria elite Crusader dan pergi menuju negara Monster Tempest untuk membunuh raja Monster.

Dan...

Situasi saat ini berbanding terbalik dengan informasi yang Leonard dapatkan.

Serangan secara tiba-tiba dari para monster telah sukses membuat rencana awal mereka menjadi berantakan. Tenggelam dalam pemikirannya sendiri. Leonard kembali memikirkan strategi untuk melakukan serangan balasan pada monster yang menghadang mereka.

Hingga akhirnya, suara teriakan dari rekannya Grigori mendapatkan perhatian semua kapten/anggota Ten Great Saint dan mereka semua melihat kearah dimana Grigori menunjukkan sesuatu yang tengah dia lihat.

Pandangan Leonard pun teralihkan.

Dia membelalakkan matanya saat melihat beberapa sosok berdiri di atas tebing yang tak jauh dari tempat pertarungan mereka.

" M-mahluk apa mereka? " Gumamnya saat menyaksikan pemandangan diatas mereka.

...
...
...

Di atas tebing yang tinggi, Asura dan para eksekutif menyaksikan pertempuran atara pasukan Tempest yomigaeri dengan para kesatria suci Crusader.

" Sepertinya mereka telah menyadari keberadaan kita ". Ucap Shion.

Mendengar apa yang Shion katakan, semua eksekutif mengalihkan pandangan mereka pada tuannya. Sedangkan Asura sendiri masih diam tanpa mengucapkan sepatah katapun.

TENSEI DRAGON | TENSURA FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang