04. My Heart

782 49 4
                                    

War:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

War:

Vote sebelum baca!
Komen saat kamu membaca!

~°~

Drrrtt! Drrrtt!

"Oh My God! Aku lupa!"

Dering ponsel dengan casing merah muda berbunyi sangat keras sehingga membangunkan wanita yang masih tidur dengan kasur putih yang berantakan. Sesegera mungkin ia meraih ponselnya walau fakta membuktikan matanya masih rapat sampai detik ini.

Secercah sinar cahaya menembus tirai putih tipis yang masih menutupi jendela. Sangat menyilaukan. Ini membuat Tima melek semelek-meleknya. Ia melihat ponselnya itu. Tujuh belas kali panggilan tak terjawab. Tima menghela berat. Haduh, siapa sih yang telpon malam-malam?

Tima semakin melek ketika melihat siapa dibalik orang yang menelponnya sampai tujuh belas kali itu. Oh astaga, Adam menelponku!

Segera setelahnya Tima beranjak dari tempat tidurnya dan membuka tirai dari jendela kamar. Seketika cahaya langsung masuk. Menyadari itu, Tima melihat jam dinding yang ada di atas pintu kamarnya. Di sana jarum jam terhenti pada pukul 07.00. Ia harus mandi saat ini juga! Aku kira masih malam!

Notifikasi langsung masuk setelah Tima mandi. Dengan cepat wanita muda itu membaca pesan dari Adam.

---

My Lovly :

Woi! Cepetan jemput aku!

Lama amat! Nggak bawa motor nih!

JEMPUT DI STASIUN SEKARANG!

---

Shit, panjang bener chat darinya! Haduh, ketimbang banyak omong, mending langsung kujemput tuh bocah! Tima menggerutu. Hidungnya yang mancung berasap-asap. Sesaat setelahnya ia beranjak dari kamar yang masih berantakan.

Perjalanan hanya butuh waktu setengah jam dari tempat ia tinggal sementara. Kini sampailah ia di Stasiun. Tepatnya di pusat Kota Sidoarjo. Stasiun Sidoarjo. Stasiun yang bersejarah. Kereta Penataran jurusan Blitar kini masih menunggu penumpangnya naik. Lain hal, Adam menunggu kekasihnya tak kunjung sampai. Padahal kereta yang ditumpangi Adam sudah pergi setengah jam yang lalu.

Tetiba di lokasi, Tima terbrit-birit ingin cepat masuk. Perbuatanya itu membawa malapetaka. Ia tidak sengaja menyenggol anak orang sampai terjatuh. Hanya kata maaf yang terucap dari bibir merahnya. Ia menutup kuping besarnya rapat-rapat, berjaga bila ada mak-mak yang akan meributkan ini semua di stasiun. Tima langsung lari meninggalkan bocah prik itu!

"Woi! Habis ke mana sih kamu? Aku nungguin dari tadi, loh!" Adam menarik telinga Tima.

"Arrrkg! Sakit tau!" Tima melepas paksa tangan Adam. "Kamu enggak tahu, ya? Hampir aja aku ribut sama mak-mak gara-gara kamu! Tahu, enggak?"

Andong Pocong : Story About Ibu Kos (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang