02. MISTERIUS

1.2K 107 5
                                    

Warning!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Warning!!

Sebelum baca wajib vote!
Jangan lupa komentar jg saat baca^^
Happy reading//':

~•~

"Edo!! Edo!!"

Jeritan itu menembus langit-langit malam yang berasap. Mereka saling bersautan. Udara dingin menerobos kulit-kulit mereka yang kasar. Bersautan pula ayam yang tebangun karena suara bising itu. Burung-burung hitam menari di atas kepala mereka.

Tersorot dari matanya yang berkaca. Seorang ibu. Berlinanglah air matanya. Jari-jemarinya mengusap satu-persatu air mata yang tumpah. Menjerit-jerit nama anaknya, Edo.

"SAYANG!"

Berkepul-kepul asap itu. Dari nyala api obor yang dibawa keliling setiap warga desa. Di malam itu. Malam ketika rembulan memantul dalam genangan air. Ketika bulan berdiri dengan gagahnya.

Masih di malam panjang itu. Cuitan burung dan sahutan suara ayam seakan menyambut mereka di sini. Di desa urban, Kabupaten Sidoarjo. Desa yang katanya aneh. Mistis. Warganya pun sedikit lebih aneh daripada desa di sekitarnya.

Masih lanjut mencari keberadaan anak itu. Berbagai macam alat dikeluarkan. Senter dan perkakas yang lain, termasuk kentongan. Nyaring sangat bunyinya. Suara inilah yang membangunkan warga desa, ternak-ternak, unggas, dan burung-burung yang istiahat di tengah keheningan.

Satu-persatu tapak kaki melukiskan indah bagaimana mereka saling bergotog-royong. Ya, mencari keberadaan anak itu yang saat ini hilang entah ke mana.

"Malam itu aku mendengar suaranya!" seru wanita paruh baya yang mengaku kehilangan anaknya itu.

Pak Naryo, ketua RT di desa itu mengernyit keheranan. "Bagaimana Edo secepat itu bisa hilang?"

"Saya tak mengerti, Pak! Yang saya tahu, Edo sudah tidur di samping saya sejak pukul sembilan malam!" Wanita itu menopang kepalanya yang nanar.

"Bu Ida, tenang! Edo sudah besar. Usianya bahkan sudah menginjak 12 tahun. Mungkin Edo bermain di rumah temannya? Atau menginap? Atau saat ibu tidur, Edo membuka pintu rumah dan bermain bersama sahabatnya?"

"Pak, Edo enggak pernah pergi keluar malam-malam! Apa Bapak enggak mengerti? Saya ibunya! Dan saya tahu kebiasaan anak saya!"

Pak Naryo tertawa kecil. "Mengapa ibu terlalu khawatir begini? Lihat saja, besok Edo pasti akan pulang!"

"Pak, Bapak enggak ngert—"

Bu Zul, pemilik kos-kosan di desa ini menyahut-memutus kata-kata Bu Ida.

"Ngomong-ngomong soal membuka pintu dan keluar malam, Pak Naryo ada benarnya Bu Ida. Tolong berpikir! Apa jangan-jangan—"

"Apa?" Bu Ida mengernyit keheranan.

Andong Pocong : Story About Ibu Kos (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang