I Woke The Lion In Its Cage

2.2K 98 27
                                    

Violet (pov)

"YES!!" Aku berteriak sekencang-kencangnya dan mengangkat tanganku ke atas dengan tersenyum penuh kemenangan.

Mr. Choi menatapku dengan lekat seperti sedang emosi-

Huh? Pria itu mengganti ekspresinya dengan cepat menjadi tersenyum, yang membuat matanya sedikit menyipit dan memperlihatkan deretan giginya yang putih. Jika orang lain yang melihatnya, mungkin pria itu terlihat sangat tampan jika tersenyum. Tapi aku?

Aku merinding karenanya. 

Kenapa aku bisa merasa ketakutan? Apa aku sudah gila? Tidak! Ada yang aneh dari tatapannya.

"Hmm.. Good game, Miss Violet. Janji adalah janji, dan aku akan menepatinya. Jadi, apa yang kau inginkan? Aku akan mengabulkannya."

Akankah ini menjadi kesempatanku? Atau membuatku semakin terjatuh di jurang yang dalam?

It's now or never Violet!

Aku menundukkan wajahku. Tanganku meremas rok yang aku gunakan, berusaha menenangkan kegugupanku. "Aku.. Ingin mister untuk menjauhiku."
"Walau kedepannya aku tidak sengaja mengganggu pelajaranmu, jangan panggil namaku."
"Walau kedepannya mobilku bermasalah, jangan mengantarku pulang."
"Walau kedepannya aku celaka pun, jangan mendekat dan membantuku."
"Itu yang aku inginkan-"

"Tidak." Jawab Mr. Choi, memotong dan mengabaikan semua ucapanku tadi.

Mr. Choi perlahan berjalan mendekatiku. Postur tubuhnya tetap relax, dan tidak mengintimidasi sama sekali. Pria itu melemparkan senyumnya ke arahku. Senyumannya pasti akan terlihat sangat tulus, jika saja senyum itu bisa mencapai mata hitamnya yang kosong itu. Semua yang dilakukan oleh pria itu berbanding terbalik dengan tatapannya. Sorot matanya tidak bisa membohongiku. 

Oh god.. Sepertinya aku membuat keputusan yang salah.

Choi Mujin adalah pria yang berbahaya. Dan aku baru saja masuk ke jurang yang dalam itu.

...

Pria itu berhenti di hadapanku.

Bagian depan sepatu kita bertabrakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian depan sepatu kita bertabrakan. Itulah seberapa dekatnya kita saat ini. Pria itu memakai parfum yang memiliki perpaduan antara daun tembakau, rum, kayu cedar, dan kapulaga hijau. Keringat yang membasahi tubuhnya menyatu dengan sempurna bersama parfum yang digunakannya, membuat aromanya lebih lembut dan seduktif.

Oh god.. Aku sangat lemah jika berhadapan dengan pria yang berbau wangi sepertinya. Pikirku, memejamkan mataku sejenak. Berharap akal sehatku kembali seperti semula.

Dada bidangnya berada tepat di depan wajahku, memperlihatkan dengan jelas perbedaan tinggi badanku dengannya. Badannya membungkuk, dan wajahnya mendekat seperti akan membisikkan suatu rahasia kepadaku. Bibirnya menyentuh daun telingaku, membuatku bisa merasakan setiap kali pria itu menghembuskan nafasnya yang hangat.

CRAZY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang