Or So I Thought?

825 53 6
                                    


Violet (pov)

Saat ini, dad sedang mengemudikan mobil Mr. Choi untuk kembali ke rumahku. Entah tau darimana, tapi sepertinya dad bisa melihat jika Mr. Choi kelelahan.

Buktinya? Pria ini sedang tertidur di kursi belakang bersamaku. Kepalanya menyandar di atas pundak-ku. Meski aku yakin nantinya posisi ini bisa membuat leher Mr. Choi kaku, aku tetap membiarkannya. Aku hanya mengusap lembut tangannya, yang sedari tadi tidak melepas genggamannya padaku.

Hmm.. Apakah pria memang mudah lelah jika mengantarkan pacar mereka ke mall? Pikirku, sedikit bingung.

"Violet?" Panggil mom, menyadarkanku yang terlarut dalam pikiranku sendiri.

"Hm, mom?" Jawabku dengan suara yang sedikit pelan, agar tidak menganggu bayi besar yang sedang tertidur di sampingku.

"Bagaimana perasaanmu? Kepada Choi Mujin?" Tanya-nya lembut.

"Uhm-"

"Jawab sejujurnya saja sayang.. Mom tidak akan marah atau yang lainnya."

Aku menghela nafasku, dan mulai menjawabnya. "Mr. Choi- sangat mencintai Violet, mom.. Selalu mengutamakan keamanan dan kebahagiaan Violet juga. Yah.. Walaupun caranya sedikit- unik. Hmm.. Tanpa kusadari, aku menyukai semua yang dia lakukan. Heh- semuanya."

Mom menganggukkan kepalanya, mengerti. "Sepertinya- mom tidak perlu khawatir lagi ya? Mendengarmu barusan, mom jadi lebih tenang." Balasnya. "Choi Mujin.. Anak muda itu memang terlihat sangat memujamu.."
"Baiklah! Selama dia memperlakukan gadis mom dengan baik.."

Aku melirik ayahku dari spion tengah mobil, dan melihat pantulan mata-nya yang tengah memberi kedipan ke arahku. Heh- pasti dad ikut andil dalam perkataan dan perilaku mom barusan. Batinku terkekeh perlahan.

"Thanks mom.."

...

"Bangunkan pria-mu, Violet. Suruh melanjutkan istirahatnya di dalam saja." Ucap dad, usai keluar dari mobil Mr. Choi yang sudah terparkir manis di halaman rumahku.

"Mas..?" Panggilku pelan.

Tidak ada jawaban.

"Bangun.. Kita sudah sampai.." Panggilku lagi, sedikit mengguncangkan tubuh pria itu.

Pria itu membalasku dengan menggumamkan kata-kata yang tidak jelas.

Huft.. Susah sekali sih.. Batinku gemas. "Sayang sekali, padahal aku ingin bermanja bersamamu-"

"M- manja? Seperti?" Balas Mr. Choi yang tiba-tiba terduduk tegak, walaupun matanya masih merah karena mengantuk.

Perpaduan serak dan grogi menghiasi suaranya.

"Hmm.. Mas ingin-nya apa?" Tanyaku.

"Apapun yang kamu inginkan saja, sayangku.."

Deg.

Sayangku? Ughh!! Aku bisa merasakan jantungku melompat-lompat di dalam sana!

"Jika aku ingin berciuman- boleh?" Tanyaku menggodanya.

"Sini. Duduk di pangkuanku. Aku akan membuatmu merasa nikmat, meski hanya dengan berciuman saja.."

Aku mendudukkan pantatku di atas paha Mr. Choi, dan mengalungkan tanganku untuk bergelayut manja di lehernya. 

Perlahan Mr. Choi mulai mendekatkan wajahnya ke arahku. Namun, aksinya terhentikan oleh jari telunjuk-ku yang berada di depan bibirnya. Menahan gerakannya.

"Tapi- aku yang akan memulainya.. Bukan mas."

"Hmm.. Baiklah.. Apapun." Jawabnya menurut.

Aku memperhatikan seluruh aspek wajahnya secara lekat. "You're beautiful, you know?" Ucapku spontan. 

CRAZY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang