Collide

1.2K 44 6
                                    

Choi Mujin (pov)

"Alright. That's it for today. Don't forget to read any work by David Foster Wallace. Itu akan  membantu kalian memperluas kosakata, dan juga mengembangkan pola berpikir kalian di awal semester ini."

"Yes, Professor Choi!" Jawab seluruh kelas.

"Untuk pertemuan selanjutnya, aku akan menanyai kalian satu persatu seperti tadi tentang penulis dan karya mereka yang kalian sukai beserta alasannya. Dan aku juga ingin untuk pertemuan berikutnya kita mulai menyinggung tentang Hamlet by William Shakespeare."

Para mahasiswa dengan serempak bangkit dari tempat duduknya untuk berjalan meninggalkan kelas terakhir untuk hari ini-

Tapi,

Tidak dengan gadis itu.

Bukannya bergegas mengemasi barangnya, gadis itu malah bersantai ria. Seakan dia memiliki semua waktu yang ada di dunia ini.

 Seakan dia memiliki semua waktu yang ada di dunia ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

"Kamu! Jangan keluar dulu, tutup pintu di depanmu itu." Tegasku, menghentikan tangannya yang sudah menggenggam knob pintu.

BLAM.

"Apa aku membuat kesalahan, Mr. Choi?" Tanya gadis itu sembari memberiku tatapan puppy eyes-nya.

"PROFESSOR. CHOI." Ucapku mengkoreksinya.

"Ah maaf, maksudku Professor Choi."

"Jawabanmu tadi.. Tidak buruk, aku mengakuinya.. Tetapi, haruskah kau mengungkit tentang Park Moo-Jin?" Tanyaku dengan nada kesal.

"Heh- aku hanya ingin menggodamu, Professor Choi. Atau- lebih tepatnya, Park. Moo. Jin." Balasnya menggoda.

Aku berjalan mendekati pintu kelas dan menguncinya di belakangku.

Ceklek!

"Huh? Apa yang kau-"

"Kamu.. Adalah gadis yang nakal-
Violet."

Violet (pov)

"Kamu.. Adalah gadis yang nakal-
Violet."

Uh.. Oh.. Sepertinya sifat gilanya sudah mulai kembali seperti semula. Batinku.

Aku memutar bola mataku karena jengah.

"Jangan memutar bola matamu, gadis kecil!"

"Huft.. Aku tidak melakukan apa-apa.. Bukankah seharusnya mas senang? Kenapa-"

"Ini masih di kampus. Jangan memanggilku dengan sebutan mas." Peringat-nya.

"Baiklah Professor Choi, yang maha agung." Balasku asal.

"Cih. Hentikan sarkasme-mu itu. Kenapa kamu tidak mengatakan apa-apa, hm?"

"Aku sudah berkali-kali akan mengatakannya, tapi kamu- uh.. Anda selalu memotongku?"

CRAZY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang