♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
"Semoga keselamatan (diberikan) atasmu dan juga dilimpahkan atasmu rahmat dari Allah dan keberkahan."•oOo•
Pria dengan jaket kulit merah itu memarkirkan Ducati Desmosedici miliki di depan sebuah gedung berlantai dua. Begitu helm yang ia kenakan dilepas, sampai langkah kaki jenjangnya menginjak pintu masuk tidak satupun pasang mata yang teralih dari pada esensinya-sangat, sangat, memesona.
Dentuman musik menggema di seluruh ruang, dengan bau khas minuman beralkohol menusuk indera penciuman, membuat yang tidak terbiasa akan refleks menutup hidung dan kedua telinganya akibat merasa risih-namun tidak dengan ia.
Sorot tajam kedua mata elangnya yang menatap lurus, membuat siapapun meneguk ludah kasar karenanya, tidak tahan akan aura dominasi pria yang seolah menyedot habis sisa-sisa tenaga mereka untuk berdiri. Sebegitu kelamnya karisma seorang Ananda jika harus dideskripsikan.
"Wow! Who's come?! Our ex leader!" Sambut seorang pemuda saat Ananda berjalan ke arahnya. "How are you, Bro?"
Ananda tersenyum kecil.
"Better." Jawab Ananda sembari menjabat lengan masing-masing temannya, kemudian duduk pada sofa berwarna merah tua itu.
Dulu, tempat ini adalah tempat pavorit Ananda, tempat ia melepas penatnya kehidupan, tempat ia menikmati waktu luang, tempat ia menghabiskan masa mudanya. Namun berbalik seratus delapan puluh derajat, sekarang Ananda malah merasa risih.
"Lo kemana aja? Satu tahun lebih kita nyariin lo, sampai kemarin ultah Redgun yang ketiga Lo gak dateng." Ujar salah satu teman Ananda-pria berambut biru tua, Nicolas.
Ananda hanya mengangkat sedikit sudut bibirnya dan tersenyum tipis, memilih diam dan tidak menjawab pertanyaan dari Nicolas barusan.
"Ah ya, we have a new leader, Chiko. Kita pikir lo gak akan balik lagi." Perkataan Nico sedikit membuat Ananda terkejut, namun pada akhirnya mengangguk pelan.
"It's oke, contrast." Ucap Ananda pada pria berambut pirang yang duduk tepat di depannya.
Chiko-pria berambut pirang itu mengangguk dan tersenyum, senyum yang terkesan sangat angkuh. Tidak, maksudnya terlihat sedikit tidak bersahabat. Ananda bisa menyimpulkan bahwa Chiko merasa tidak nyaman akan kehadirannya di sini.
"Lo ke sini mau gabung sama Redgun lagi, kan?"
Redgun, salah satu geng motor besar yang yang hegemoninya mencapai seluruh pelosok ibukota. Keganasan kelompok anak muda ini bahkan sudah menjadi rahasia umum. Kerusuhan dan pembuat onar adalah kata yang lekat dengan mereka.
Namun sayangnya, mayoritas anggota Redgun adalah anak dari orang-orang berpengaruh. Mulai dari konglomerat, pejabat, sampai tak sedikit yang merupakan anak dari penting-penting aparatur negara, itu sebabnya mereka semua menjadi cenderung kebal terhadap hukum.
Atas pertanyaan temannya tadi, Ananda terdiam.
"Besok ada acara?" Ananda menjawab pertanyaan temannya dengan bertanya hal yang kontra.
"Kenapa? Lo mau bikin party? Dimana? Dimana? Udah lama kita gak have fun bareng lo. Itung-itung ngerayain kembalinya lo sama Regdun." Tanya salah satu teman Ananda antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gaul-Gaul Sholeh
SpiritualGAPLEH | Gaul Tapi Sholeh *** "Kalau ada yang bilang anak mesjid itu gak asik, mereka belum kenal kita berarti." *** Cerita 7 orang pemuda yang tergabung dalam IPTII (Ikatan Playboy Tobat Insyaallah Istiqomah) yang tengah sibuk mencari jati diri dan...